9 Penyebab IQ Rendah pada Anak dan Cara Meningkatkannya

9 Penyebab IQ Rendah pada Anak dan Cara Meningkatkannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 09 Okt 2024 10:47 WIB
A small group of school aged children are seen running across the grass as they play at recess.  They are each dressed casually and are smiling as they enjoy the fresh air.
Ilustrasi anak. Foto: Getty Images/FatCamera
Jogja -

Belakangan ini perbincangan tentang IQ rendah menjadi topik hangat di media-media sosial. Sejatinya, apa sih penyebab seorang anak punya IQ rendah dan bagaimana cara meningkatkannya? Berikut ini penjelasannya.

Dikutip dari One Central Health, kepanjangan IQ adalah intelligence quotient atau ukuran kemampuan nalar seseorang. Semakin tinggi angka IQ seseorang, maka ia bisa dikatakan jenius. Sebaliknya, bila angka IQ rendah, orang tersebut bisa jadi punya gangguan intellectual disability.

Lebih lanjut, dikutip dari WebMD, beberapa tanda yang menunjukkan seorang anak punya IQ rendah adalah lambat belajar duduk, berguling, atau berjalan, sulit berbicara, lambat dalam menguasai hal-hal simpel, seperti makan dan berpakaian, sulit mengingat sesuatu, dan sulit berpikir logis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, hal apa yang bisa menyebabkan seorang anak punya IQ rendah? Di bawah ini detikJogja telah himpunkan pembahasan ringkasnya. Pastikan untuk menelaah isi artikel ini sampai tuntas, ya, detikers!

Penyebab IQ Rendah pada Anak

Diringkas dari Healthline, penyebab spesifik dari rendahnya IQ seorang anak tidak selalu bisa diidentifikasi dengan mudah. Namun, beberapa penyebab umumnya meliputi:

ADVERTISEMENT
  1. Trauma sebelum lahir, seperti adanya infeksi atau terpapar alkohol, obat-obatan, maupun racun lainnya.
  2. Trauma saat proses persalinan, seperti kekurangan oksigen atau lahir prematur.
  3. Kelainan bawaan, seperti fenilketonuria (phenylketonuria) atau penyakit tay-sachs.
  4. Kelainan kromosom, seperti down syndrome.
  5. Keracunan timbal atau merkuri.
  6. Kekurangan gizi secara parah atau masalah pola makan lainnya.
  7. Penyakit parah pada anak usia dini, seperti campak, meningitis, dan batuk rejan.
  8. Cedera otak.
  9. Penyebab tidak diketahui. Pasalnya, sebagaimana disadur dari Web MD, dua pertiga dari semua anak yang punya disabilitas intelektual, penyebabnya masih menjadi tanda tanya.

Lebih lanjut, dirangkum dari Live Science, setiap orang dilahirkan dengan beberapa mutasi de novo (perubahan DNA) yang tidak disengaja. Dalam sebagian besar kasus, mutasi ini terjadi di bagian DNA yang tidak krusial. Namun, ada kalanya juga, mutasinya terjadi di bagian penting, seperti pada gen yang bisa mempengaruhi perkembangan kognitif.

Untuk meneliti hal ini, Anita Rauch dari Universitas Zurich dan rekan-rekannya melakukan sebuah tinjauan. Dalam penelitian ini, 51 anak dengan tingkat disabilitas intelektual parah disandingkan subset DNA-nya dengan orang tua mereka. Sebagai kontrol, subset DNA dari 20 orang anak cerdas juga dibandingkan dengan orang tuanya.

Hasilnya, anak-anak dengan IQ rendah ternyata punya mutasi de novo yang lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini bisa jadi disebabkan karena ayah mereka lebih tua. Namun, kendati demikian, peran paling penting tetaplah bagian mana dari DNA yang bermutasi.

Kesimpulannya, mutasi de novo pada gen ini bisa terjadi secara acak. Hal ini dijelaskan langsung oleh Rauch dalam kutipan berikut:

"People with intellectual disability had slightly more de novo mutations than controls, but more significantly [they] had more mutations with drastic consequences, which likely happened to them by chance (orang dengan disabilitas intelektual memiliki sedikit lebih banyak mutasi de novo daripada kelompok kontrol, tetapi yang lebih penting [mereka] memiliki lebih banyak mutasi dengan konsekuensi yang drastis, yang kemungkinan terjadi pada mereka secara kebetulan," ujarnya.

Cara Meningkatkan IQ Rendah Seorang Anak

Dirangkum dari laman Medicine Net yang ditulis oleh Dr Sruthi dan direviu oleh Pallavi Suyog Uttekar, beberapa cara meningkatkan IQ rendah adalah:

  1. Perkenalkan musik secara aktif. Misalnya dengan cara menyanyikan anak sebuah lagu, atau dengan memainkan alat musik.
  2. Ajarkan olahraga. Aktivitas fisik sama pentingnya dengan nutrisi bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, doronglah anak untuk banyak berolahraga.
  3. Latihan berhitung matematika. Tidak perlu muluk-muluk, seorang anak cukup dilatih selama 10 menit setiap harinya untuk memecahkan soal-soal matematika.
  4. Bernapas dalam. Sisihkan waktumu selama 10 sampai 15 menit pada pagi atau malam hari untuk berlatih bernapas dalam dengan sang anak. Pasalnya, latihan ini akan membantu menjernihkan pikiran, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan perhatian.
  5. Ciptakan hubungan yang dekat. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang punya ikatan kuat dengan orang tuanya memiliki prestasi lebih baik pada tes IQ dibandingkan mereka yang tidak.
  6. Beri asupan lemak sehat. Otak terdiri dari lemak, jadi, pastikan asupan lemak sehat si anak tercukupi. Di samping itu, sertakan juga suplemen minyak ikan berkualitas tinggi, alpukat, minyak kelapa, dan selai kacang.
  7. Biarkan anak-anak mencari solusi sendiri. Artinya, berhentilah menjadi orang tua yang selalu memanjakan atau menyelamatkan anak dari masalahnya. Kadang kala, biarkan anak-anak memecahkan masalahnya secara mandiri.
  8. Alokasikan jam tidur yang cukup. Pastikan anak-anak detikers bisa menjalani kesehariannya dengan jam tidur yang cukup.
  9. Latih kebiasaan membaca. Membaca punya segudang manfaat, termasuk di antaranya meningkatkan kecerdasan verbal dan linguistik. Dengan rutin membaca, anak-anak bisa meningkatkan keterampilan berbahasanya yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
  10. Beri pengalaman nyata. Maksudnya, detikers perlu mengajak anak-anak untuk keluar dan menjelajahi lingkungan sekitar secara nyata (tidak hanya via internet saja). Dengan hal ini, anak bisa belajar dan mengenal banyak hal.
  11. Pilihkan mainan yang bisa mengasah kreativitas. Mainan seperti plastisin atau origami cocok diberikan untuk anak-anak. Pasalnya, dengan mainan-mainan itu, anak-anak bisa menyalurkan kreativitas dan dengannya, belajar secara tidak langsung.
  12. Persiapkan anak menjadi sosok 'petualang'. Bila detikers anak menjadi seorang pemikir kreatif dan punya IQ tinggi, latihlah ia sebagai seorang petualang. Caranya, perkenalkan sang anak pada berbagai aktivitas, tempat, dan budaya sehingga ia punya perspektif luas terhadap dunia.
  13. Ajarkan bahasa baru. Hasil studi membuktikan, pengembangan bahasa melalui diskusi pada usia 18-24 bulan pertama adalah cara efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif seorang anak. Oleh karenanya, selain bahasa ibu, ajarkan pula bahasa asing saat kecil.

Demikian penjelasan ringkas mengenai sejumlah penyebab IQ rendah pada anak lengkap dengan cara meningkatkannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads