Update Keracunan Massal di Kepek Gunungkidul: 3 Orang Rawat Inap

Update Keracunan Massal di Kepek Gunungkidul: 3 Orang Rawat Inap

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 18 Sep 2024 17:09 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan. Foto: Dok.Detikcom
Gunungkidul -

Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebut ada belasan korban dugaan keracunan nasi boks di Trimulyo I, Kepek, Wonosari, Gunungkidul yang harus mendapat penanganan medis. Tiga di antaranya harus menjalani rawat inap (ranap).

Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, mengatakan jumlah orang yang memakan nasi boks saat kegiatan keagamaan di Trimulyo I hari Minggu (15/9) sebanyak 50 orang. Dari jumlah tersebut, 26 orang mengalami gejala keracunan makanan.

"Dan hingga pagi tadi 16 orang menjalani pengobatan di RSUD Wonosari," katanya kepada wartawan, Rabu (18/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah tersebut, Ismono mengungkapkan ada beberapa orang yang harus menjalani ranap. Namun, sebagian besar sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

"Untuk yang ranap ada tiga orang, dua di rumah sakit Bethesda Wonosari dan satu di RSUD Wonosari. Sedangkan 13 orang sudah pulang karena kondisinya sudah membaik," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Terkait penyebab tiga orang harus menjalani ranap, Ismono menjelaskan, karena mengalami gejala keracunan dengan intensitas yang tidak biasa.

"Mereka yang ranap mengalami pusing mual, demam dan diare," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Wonosari, Kompol Edy Purnomo, menyebut belum ada laporan resmi terkait puluhan orang di Trimulyo I yang diduga keracunan makanan usai menyantap nasi boks. Untuk itu, polisi belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap penyedia nasi boks tersebut.

"Soal dugaan keracunan makanan itu belum ada laporan resmi ke Polsek Wonosari," katanya.

Akan tetapi, Edy mengatakan polisi tetap memantau terkait kasus tersebut. Salah satunya menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal.

"Tapi kami tetap memantau perkembangan kejadian dan masih menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan. Karena penyebab keracunannya dari mana belum tahu dan itu perlu dibuktikan dari hasil uji laboratorium," ujarnya.

Edy juga mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum memanggil penyedia makanan pada kegiatan keagamaan itu.

"Dan karena belum ada laporan ya belum bisa memeriksa katering, semua harus ada dasarnya," ucapnya.




(apl/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads