Renungan Harian Katolik Minggu 8 September 2024 dan Bacaannya: Keadaan Rohani

Renungan Harian Katolik Minggu 8 September 2024 dan Bacaannya: Keadaan Rohani

Santo - detikJogja
Minggu, 08 Sep 2024 04:00 WIB
Ilustrasi orang sedang berdoa
Ilustrasi renungan Katolik hari ini. (Foto: Unsplash/Ben White)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2024 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Minggu 8 September 2024 merupakan hari Minggu biasa XXIII; dengan perayaan Pesta kelahiran Santa Perawan Maria; dan warna liturgi hijau.

Mengangkat tema tentang keadaan rohani, mari simak renungan harian Katolik Minggu 8 September 2024 berikut ini yang dihimpun dari buku 'Inspirasi Pagi' oleh M. Oktaviani FSGM dari Komunitas St. Yusuf, Pringsewu, Lampung. Renungan ini juga dilengkapi dengan bacaan dan doa penutup.

Renungan Harian Katolik Hari Ini 8 September 2024

Bacaan Hari Ini

Yes. 35:4-7a;

  • Yes 35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
  • Yes 35:5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
  • Yes 35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
  • Yes 35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10;

  • Mzm 146:7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung,
  • Mzm 146:8 Tuhan membuka mata orang-orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar.
  • Mzm 146:9 Tuhan menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
  • Mzm 146:9 Tuhan menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
  • Mzm 146:10 Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!

Yak. 2:1-5;

  • Yak 2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
  • Yak 2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
  • Yak 2:3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
  • Yak 2:4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
  • Yak 2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?

Mrk. 7:31-37.

  • Mrk 7:31 Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.
  • Mrk 7:32 Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.
  • Mrk 7:33 Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.
  • Mrk 7:34 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah!
  • Mrk 7:35 Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
  • Mrk 7:36 Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.
  • Mrk 7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

BcO 2Ptr 1:1-11

  • 2Ptr 1:1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
  • 2Ptr 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
  • 2Ptr 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
  • 2Ptr 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
  • 2Ptr 1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
  • 2Ptr 1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
  • 2Ptr 1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
  • 2Ptr 1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
  • 2Ptr 1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
  • 2Ptr 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
  • 2Ptr 1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Renungan Hari Ini

Bacaan Injil hari ini, tentang Yesus yang menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap, menyajikan kisah yang sangat kaya akan makna dan pelajaran. Kisah ini bukan hanya tentang mukjizat fisik, melainkan mengandung pula pesan yang mendalam tentang hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.

Perjalanan Yesus yang melampaui batas. Kisah dimulai dengan Yesus yang meninggalkan wilayah Tirus, berjalan melewati Sidon, menuju ke Danau Galilea, ke daerah Dekapolis.

Ini menunjukkan betapa Yesus rela melampaui batas-batas geografis dan kultural untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. Dekapolis adalah wilayah yang mayoritas penduduknya orang bukan Yahudi.

Kehadiran Yesus di sana menegaskan bahwa kasih dan kuasa-Nya tidak terbatas pada kelompok tertentu saja, tetapi terbuka untuk semua orang. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mencari dan menjangkau setiap orang, tanpa memandang latar belakang atau keadaan mereka.

Yesus mendekati secara personal dan penuh kasih. Ketika Yesus bertemu dengan orang yang tuli dan gagap itu, Dia tidak langsung melakukan mukjizat di depan orang banyak.

Sebaliknya, Dia membawa orang itu menjauh dari kerumunan. Tindakan ini sangat berarti, sebab menunjukkan bahwa Yesus memperlakukan orang itu dengan penuh penghargaan dan kasih sayang.

Dia memahami rasa malu dan keterasingan yang mungkin dirasakan orang itu karena kondisi fisiknya. Yesus lalu menyentuh telinga dan lidah orang itu, tindakan yang sangat intim dan penuh empati.

Ini menunjukkan bahwa Yesus benar-benar peduli terhadap penderitaan fisik dan emosional yang dialami orang itu. Dalam hidup kita, Tuhan juga mendekati kita secara pribadi.

Dia memahami dan peduli terhadap setiap detail penderitaan kita. Dia tidak sekadar mengamati dari jauh, tetapi terlibat secara mendalam dalam hidup kita, turut merasakan apa yang kita rasakan.

Efata. Yesus kemudian menengadah ke langit, menghela napas, dan berkata, "Efata!", yang berarti: "Terbukalah!" Seketika itu juga, telinga orang tersebut terbuka, dan lidahnya yang dahulu terbelit bisa berbicara dengan jelas.

Seruan efata tidak hanya berlaku bagi telinga dan lidah yang secara fisik tertutup, tetapi juga bagi hati manusia yang sering tertutup terhadap panggilan Tuhan. Sering kali, kita mengalami tuli rohani, di mana kita tidak mampu mendengar suara Tuhan karena berbagai gangguan dalam hidup kita, seperti dosa, kekhawatiran, ketidakpercayaan, dan keraguan.

Kita juga sering mengalami kegagapan rohani, di mana kita tidak mampu mengungkapkan iman atau kesaksian kita tentang Tuhan karena rasa takut atau kurangnya kepercayaan diri. Yesus datang untuk membuka telinga kita agar kita dapat mendengar suara-Nya dengan jelas, juga untuk melepaskan lidah kita agar kita dapat berbicara tentang kasih dan kebenaran-Nya.

Mukjizat ini adalah simbol dari pembebasan yang lebih besar, yakni pembebasan dari segala hal yang menghalangi kita untuk mengalami kepenuhan hidup di dalam Tuhan.

Respon orang banyak. Setelah melihat mukjizat ini, orang banyak sangat terpesona dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

Pernyataan ini mencerminkan pengakuan atas keilahian Yesus dan penggenapan janji-janji Allah. Dalam kisah penciptaan di Kitab Kejadian, Allah melihat bahwa segala sesuatu yang telah Ia ciptakan itu "sungguh amat baik" (Kej. 1:31).

Yesus, sebagai Sang Pencipta yang menjadi manusia, datang untuk memulihkan ciptaan yang telah rusak akibat dosa. Mukjizat Yesus ini adalah tanda bahwa Kerajaan Allah telah datang ke dunia.

Segala sesuatu akan dipulihkan ke dalam keadaan yang baik sesuai dengan rancangan Allah yang semula. Ini adalah pengharapan bagi kita semua bahwa dalam Kristus, kita dapat mengalami pemulihan dan hidup dalam kepenuhan yang dirancang oleh Tuhan.

Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan keadaan rohani kita sendiri. Apakah telinga kita terbuka untuk mendengar firman Tuhan? Apakah lidah kita bebas untuk memuji dan berbicara tentang kasih-Nya?

Jika kita merasa ada sesuatu yang menghalangi kita, mari kita datang kepada Yesus, sang Tabib Agung, yang dengan kasih-Nya mampu membuka segala yang tertutup dan memulihkan segala yang rusak. Seperti orang yang tuli dan gagap dalam kisah ini, kita juga bisa mengalami mukjizat rohani yang luar biasa kalau kita membiarkan Yesus bekerja dalam hidup kita.

Dengan telinga yang terbuka dan lidah yang terlepas, kita akan hidup dalam kebebasan yang sejati, memuliakan Tuhan dengan seluruh keberadaan kita, dan menjadi saksi hidup akan kasih dan kuasa-Nya yang tak terbatas.

Doa Penutup

Allah mahapengasih, Engkau telah menebus kami dan mengangkat kami menjadi anak-anakMu, karena kami percaya akan Kristus. Semoga kami memperoleh kebebasan sejati dan warisan.

Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Minggu 8 September 2024 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads