Kunjungan Paus Fransiskus Beri Dampak Positif, Bisa Jadi Branding Indonesia

Nasional

Kunjungan Paus Fransiskus Beri Dampak Positif, Bisa Jadi Branding Indonesia

Muhammad Lugas Pribady - detikJogja
Senin, 02 Sep 2024 22:45 WIB
Menunggu Respons Paus soal Skandal Pelecehan Seksual di Gereja di Timor Leste
Menunggu Respons Paus soal Skandal Pelecehan Seksual di Gereja di Timor Leste. Foto: DW (News).
Solo -

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia dinilai sangat positif dan juga bisa jadi branding bagi Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh besar dan memiliki banyak pengikut.

Seperti diketahui, Paus akan menghadiri Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 5 September 2024. Dilansir detikTravel, Senin (2/9/2024) dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Jakarta, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan Paus Fransiskus merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar. Tak hanya terbatas bagi pengikutnya, melainkan juga lebih luas lagi.

Nia menyebut, animo masyarakat terkhusus yang beragama Katolik dalam kesempatan ini begitu besar. Nia juga mengingatkan terkait imbauan dari PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi terkait bekerja dari rumah saat pelaksanaan Misa akbar di SUGBK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal okupasi hotel di Jakarta pihaknya masih mengumpulkan data sehingga belum bisa menjabarkan peningkatannya.

"Kita bahkan diimbau oleh PJ Gubernur DKI untuk WFH pada tanggal-tanggal tersebut untuk kenyamanan perjalanan semua agenda itu. Nanti ini (terkait okupansi) menjadi PR kami dan akan kami sampaikan secara tertulis," tutur Nia.

ADVERTISEMENT

Nia menyampaikan, dalam menyambut serta menjunjung tinggi toleransi pihaknya membolehkan bagi pegawai Kemenparekraf untuk WFD selama kegiatan berlangsung. Hal ini sebagaimana arahan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

"Pak Menteri memberikan kelonggaran, fleksibilitas atau izin pada kawan-kawan umat Katolik untuk menyambut itu dengan antusiasme dan toh harus bekerja juga wfd atau work form destination. Jadi misalnya di satu daerah di mana dia boleh bekerja, artinya itu salah satu dari (pihak) kita ya," terangnya.

Nia juga menerangkan sosok Paus Fransiskus sebagai sosok yang punya pengaruh besar kepada dunia. Ia pun bercerita pengalamannya saat di Vatikan, di mana ia diberikan fasilitas oleh Duta Besar Indonesia untuk menggelar pameran terkait kekayaan Indonesia.

Di Vatikan, lanjutnya, juga ada sebuah museum yang berisikan barang-barang Indonesia, serta benda dari agama lain.

"Di situ ada namanya Museum Etnologi, itu ada koleksi produk-produk yang atau souvenir yang didapatkan oleh para misionaris ketika bertugas di Indonesia, itu disana ada tenun NTT bahkan Al-quran yang kecil sampai yang besar tuh ada," tutur Nia.

Persiapan yang sedemikian rupa untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus juga bisa menjadi branding Indonesia ke mata dunia terkait keberagaman. Dan tentunya sejalan untuk mengenalkan Indonesia lebih luas lagi terkait pariwisata yang dimiliki.

"Jadi kedatangan beliau ya tentu akan berdampak positif, karena beliau hadir ke suatu negara pasti faktor keamanannya kan harus aman. Nah itu paling tidak bisa membantu citra Indonesia itu aman jadi kalau ada cerita yang nggak bagus Paus aja datang kok," sebutnya.

"Walaupun kita mayoritas Muslim, beliau sebagai pemimpin Katolik dunia berkenan hadir ke sini, jadi mungkin beliau bisa melihat nanti, apalagi kalau ada tokoh-tokoh agama lain kan. Bahwa kita itu harus menjaga keragaman beragama ini secara damai," jelas Nia.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads