Apakah Ular Sanca dan Piton Sama? Ini Penjelasannya

Apakah Ular Sanca dan Piton Sama? Ini Penjelasannya

Santo - detikJogja
Sabtu, 31 Agu 2024 14:33 WIB
Reticulated python snakes are known to be the longest in the world. (Roslan Rahman/AFP/Getty Images)
Ilustrasi ular piton. (Foto: Roslan Rahman/AFP/Getty Images)
Jogja -

Ular sanca dan piton mampu menarik perhatian banyak orang karena menjadi jenis ular yang kerap menampakkan dirinya di tengah-tengah pemukiman warga. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah ular sanca dan piton sama? Berikut penjelasannya.

Seperti diketahui, ular sanca dan piton selama ini dikenal sebagai hewan reptil yang berbahaya. Selain ukuran tubuhnya, cara mereka menghabisi nyawa mangsanya juga mampu membuat bulu kuduk sebagian besar orang merinding. Inilah yang membuat kemunculan ular sanca dan piton menjadi ancaman yang cukup menakutkan bagi manusia.

Meskipun tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, mungkin tidak sedikit orang yang menyimpan rasa penasaran mengenai perbedaan ular tersebut. Lantas apakah benar sanca dan piton merupakan jenis ular yang sama? Mari temukan informasi lengkapnya melalui artikel ini, ya.

Apakah Ular Sanca dan Piton Sama?

Jawabannya adalah ya. Mengapa? Alasannya ternyata dua istilah tersebut merujuk pada jenis ular yang sama. Menurut buku 'Hanya Ada di Indonesia: 1100+ Keajaiban dan Prestasi yang Mendunia' karya Icha Risa, ular piton sering kali disebut juga sebagai sanca kembang. Ular ini termasuk sebagai salah satu jenis ular terpanjang di Indonesia.

Sementara itu, mengacu dari buku 'Memilih & Memelihara 35 Jenis Reptil & Amfibi Paling Digemari' oleh DeRIC (Depok Reptile Amphibi Community), sanca kembang atau piton memiliki sejumlah jenis yang cukup digemari oleh para pecinta satwa, terutama reptil. Setidaknya ada empat jenis piton yang menjadi favorit bagi orang-orang pecinta reptil.

Keempat jenis piton tersebut adalah Morelia viridis atau chondro, Morelia spilota atau karpet, Python regius atau regius, Python Molurus atau molu, Python curtus atau dipong, dan yang terakhir adalah Python reticulatus atau yang lebih akrab dijuluki sebagai sanca kembang.

Meskipun begitu, setiap jenis piton dapat memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda. Sebut saja sanca kembang yang dapat mencapai lebih dari 10 meter, sedangkan dipong hanya bisa sampai 2 meter saja.

Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ular sanca dan piton adalah jenis ular yang sama. Inilah yang membuat sebagian orang menyebut piton sebagai sanca kembang, begitu sebaliknya sanca kembang sebagai piton.

Apakah Ular Sanca atau Piton Berbisa?

Meskipun dikenal sebagai jenis ular yang berbahaya, tetapi nyatanya ular sanca kembang atau piton bukanlah ular berbisa. Masih mengacu dari buku yang sama, ular sanca atau piton memang tidak berbisa. Sebaliknya, mereka lebih mengandalkan kekuatan otot yang ada di dalam tubuhnya untuk dijadikan sebagai senjata utama saat merasa terancam.

Mereka memiliki kemampuan dalam melilit tubuh mangsa atau lawannya. Tidak hanya sekadar melilit, ular ini dapat menghancurkan tubuh mangsanya sampai remuk. Baru setelah itu menelannya secara bulat-bulat.

Kemudian disebutkan di dalam buku 'Berkenalan Dengan Hewan Herbivor, Karnivor, Omnivor' karya Kira Seta, ular piton atau sanca berbahaya karena lilitannya yang sangat kencang. Situasi ini membuat mangsanya sulit untuk bernapas. Setelah tulang-tulang mangsanya berhasil diremukkan, ular ini akan menelan mangsanya secara utuh.

Meskipun begitu, ular sanca atau piton sebenarnya memiliki mangsa andalan selama ini. Mengutip dari buku 'Atlas binatang: Pisces, Reptilia, Amfibi' oleh Genevieve De Becker, bahwa makanan ular sanca atau piton biasanya berupa hewan-hewan kecil. Sebut saja kadal, burung, hingga mamalia kecil. Mereka cenderung berburu mangsa di malam hari.

Ciri-ciri Ular Sanca atau Piton

Lantas seperti apa ciri-ciri sanca atau disebut juga sebagai ular piton ini? Berbeda dengan ular lainnya, sanca kembang atau piton memiliki ciri khas tersendiri yang mudah untuk dikenali. Secara tampilan mereka memiliki ukuran tubuh yang panjang dan kulit yang bermotif unik.

Secara umum, warna tubuh ular piton terdiri dari coklat, hitam, hingga putih gading. Kemudian masih dijelaskan dalam buku yang sama, jenis ular ini bisa bertahan hidup mencapai usia 30-40 tahun. Namun demikian, ular sanca kembang atau piton terancam punah karena kerap diburu sebagai hewan peliharaan hingga kulitnya yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tertentu.

Lebih lanjut dikatakan bahwa ular piton atau sanca dapat mudah dijumpai di wilayah hutan hujan yang lembap. Tidak hanya itu, mereka juga cenderung menyukai tempat-tempat dengan intensitas sinar Matahari yang cukup. Misalnya saja hutan hingga perkebunan warga.

Nah, itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai apakah ular sanca dan piton sama, lengkap dengan fakta menarik lainnya seputar hewan reptil tersebut. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers, ya.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads