7 Fakta Demo Ojol Geruduk Kantor Gubernur DIY, Ngeluh soal Tarif

Round-Up

7 Fakta Demo Ojol Geruduk Kantor Gubernur DIY, Ngeluh soal Tarif

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 30 Agu 2024 06:00 WIB
Massa ojol geruduk kompleks Kepatihan Kota Jogja, Kamis (29/8/2024).
Massa ojol geruduk kompleks Kepatihan Kota Jogja, Kamis (29/8/2024). Foto: Adji G RInepta/detikJogja
Jogja -

Para pengemudi ojek online (ojol) yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) menggeruduk kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, kemarin siang. Berikut sederet fakta demo ojol di Jogja.

Ingin Ketemu Gubernur DIY

Massa ojol tiba di pintu selatan Kompleks Kepatihan, Jalan Suryadiningratan sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (29/8). Mereka juga memarkirkan satu mobil pikap di depan gerbang untuk berorasi.

Koordinator lapangan FOYB, Sapto, mengatakan pihaknya telah membuat sebuah kajian yang juga sudah dicetak mengenai tuntutannya selama ini.
Dia bilang massa ingin bertemu Sultan HB X untuk menyampaikan kajian itu agar diteruskan ke kementerian terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluhkan soal Tarif

Salah satu tuntutan massa ojol yakni soal tarif yang tak kunjung mengalami kenaikan.

"Pertama mengenai tarif ojol yang sudah dua tahun tidak naik. Padahal BBM sudah naik dua kali. Kedua, soal regulasi pengantaran makanan dan barang yang belum diatur," ujar Sapto kepada wartawan di sela aksi, Kamis (29/8/2024).

ADVERTISEMENT

Ditemui Asisten Sekda

Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana kemudian menemui massa ojol. Tri bilang bahwa Pemda tidak punya kewenangan terkait tuntutan ojol.

"Setelah saya baca, saya teliti, ternyata yang saya kira itu kewenangan kami, ternyata itu di luar kewenangan kami," kata Tri, kemarin.

Sultan Tak Ada di Kantor

Tri Saktiyana juga menyampaikan bahwa Sultan HB X sedang tidak berada di kantor.

Dia lalu meminta massa untuk menyerahkan kajiannya untuk disampaikan ke Sultan. Tapi massa menolak.

Sekda DIY Temui Massa

Tidak lama kemudian, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono yang menemui massa.

Beny juga meminta data perwakilan massa untuk dijadwalkan bertemu dengan Sultan di lain hari. Massa lagi-lagi menolak.

"Kalau ini njenengan tidak berkenan, berarti tugas saya (selesai) sudah bertemu dengan njenengan," ujar Beny.

Mediasi dengan Sekda DIY

Perwakilan massa ojol kemudian bermediasi dengan Sekda DIY Beny Suharsono.

"(Mediasi) Berjalan sangat baik, saya lihat tadi ada 12 orang lebih (perwakilan massa yang ikut mediasi)," kata Beny kepada wartawan usai massa membubarkan diri, Kamis (29/8/2024).

Bubar Usai Kesepakatan

Beny menjelaskan, ada beberapa hal yang disepakati dalam mediasi itu. Kesepakatan ini yang akhirnya membuat massa membubarkan diri.

"Ternyata kan lebih luas tuntutannya berkaitan dengan regulasi di pusat. Kapan, bersepakat, kalau temen-temen tetap berkehendak ingin ke Jakarta kita dampingi sampai ketemu kementerian terkait," jelas Beny.

"Kedua, soal ingin bertemu Pak Gubernur, saya jelaskan memang tidak bisa dipastikan. Dalam waktu pendek disepakati mereka ingin bertemu Sultan sekadar ingin menyampaikan tuntutan, dan disepakati akan kami fasilitasi," pungkasnya.




(dil/dil)

Hide Ads