8 Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus Singkat-Penuh Semangat

8 Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus Singkat-Penuh Semangat

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 16 Agu 2024 11:43 WIB
ilustrasi upacara bendera
Ilustrasi upacara bendera HUT RI 17 Agustus Foto: Pixabay/mufidpwt
Jogja -

Rakyat Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan HUT ke-79 RI pada esok hari, 17 Agustus 2024. Adapun salah satu rangkaian peringatan HUT RI adalah dengan melaksanakan upacara bendera.

Adapun upacara bendera tersebut biasanya dilaksanakan di instansi pemerintah hingga sekolah. Salah satu bagian yang tak boleh luput dalam serangkaian upacara bendera tersebut adalah penyampaian amanat oleh pembina upacara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, amanat adalah pesan, perintah, keterangan, atau wejangan. Dari pengertian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya amanat HUT RI sebaiknya berisikan pesan atau nasihat sarat nasionalisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi detikers yang membutuhkan, di bawah ini contoh amanat pembina upacara HUT RI 17 Agustus yang bisa dijadikan referensi.

Contoh-contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #1

(sumber: Sambutan Gubernur DIY HUT RI Ke-77)

ADVERTISEMENT

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
dan Salam Sehat Sejahtera teruntuk kita semua,

Peringatan Proklamasi Kemerdekaan sama halnya dengan sebuah perenungan spiritual, yang dalam budaya Jawa jumbuh dengan menunaikan patrap, melalui adeping tekad dan cloroting batin, sura-dira jayaningrat lebur dening pangastuti, sebagai laku yang ditempuh menuju pangajabsih kawilujengan langgeng.

Perenungan dilakukan dengan introspeksi-memusatkan kekuatan batin sebagai sumber hikmah, dan selanjutnya menjadi pencerah pikir dalam menunaikan cita-cita Proklamasi berlandaskan istiqomah-konsisten, konsekuen, dan berkelanjutan. Dan, alangkah baiknya apabila peringatan kemerdekaan kali ini sebaiknya diliputi suasana samadya lan prasaja tanpa mengurangi makna esensialnya.

Peringatan kemerdekaan juga menjadi momen retrospeksi, dengan mengenang jasa para pahlawan melalui niti-laku dan napak-tilas jejak sejarah yang ditinggalkannya, seraya mendoakan, agar arwah para syuhada bangsa itu memperoleh pahala sesuai amal-bhaktinya, serta diterima di haribaan-Nya dan diampuni segala dosanya.

Warga Masyarakat Yogyakarta yang patriotik,
Proklamasi 1945 adalah sumber kekuatan dan sumber tekad perjuangan, dan dapat diibaratkan sebagai puncak ledakan seiring kohesi total nasional, di mana seluruh tenaga dan pikiran, kekuatan material, dan spiritualitas bangsa Indonesia melebur menyatu dalam tekad: MERDEKA! MERDEKA! TANAHKU NEGERIKU YANG KUCINTA! Karena ketotalannya itu jua-lah, kita masih bisa bertahan dan survive sampai sekarang.

Pembukaan UUD 1945 memberikan light-star guna mengisi kemerdekaan nasional kita dalam menyelenggarakan kehidupan kenegaraan, dan dengan demikian kita memiliki tujuan dalam mengembangkan kebangsaan, yang berakar pada isi jiwa bangsa yang sedalam-dalamnya-from deepest of our inner self.

Menjadi tugas kita bersama, untuk kemudian mengisi dan memanfaatkan kemerdekaan ini, dengan daya upaya terbaik sesuai perannya masing-masing. Memang, meski sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19, semua elemen bangsa harus bersinergi dan bergotong royong untuk mewujudkan harapan, selaras dengan tema peringatan Proklamasi Kemerdekaan, Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.

Segenap warga DIY yang patriotik dan saya banggakan,
Dalam memaknai HUT ke-77 RI 2022, haruslah merefleksikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang mempersatukan Indonesia. Bahwa kemajemukan harus dikreasikan sebagai sumbu yang menerangi keutuhan bangsa dan negara. Kemajemukan politik dan ekspresinya dalam kehidupan ber-Indonesia, tidak akan memperlemah semangat untuk lebih menyatu. Justru kemerdekaan kemajemukan itulah menjadikannya energi pengembangan daya kreasi bangsa.

Keunikan bangsa dalam keberagaman, justru menjadi perekat yang memperkuat jati diri bangsa. Bahkan, kekhasan budaya lokal yang dapat dikembangkan sebagai kearifan lokal, hendaknya dapat diberdayakan guna menampung segala kemajemukan itu, sekaligus memperteguh semangat persatuan Indonesia.

Dengan visi kemajemukan demi kohesi nasional bangsa itulah, hendaknya kita renungkan makna Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77, seraya terus-menerus menjaga nyala spirit Indonesia Raya: "BANGUNLAH JIWANYA, BANGUNLAH BADANNYA!"

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melindungi keutuhan bangsa Indonesia, serta menunjukkan jalan lurus-Nya menuju gerbang Indonesia yang demokratis, berkeadilan, makmur dan sentosa, hanya atas ridha-Nya jua.

Dirgahayulah Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan seluruh Rakyat Yogyakarta yang patriotik!

Sekian, terima kasih
Wassalamu'alaikum Wr Wb

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #2

(sumber: laman SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang HUT RI Ke-75)

Bismillahirohmanirrohim
MERDEKA!
MERDEKA!
MERDEKA!

Yth. Bapak dan Ibu Guru SMP Lab UM
Yth. Bapak ibu Karyawan SMP Lab UM
Yth. Bapak Ibu Mahasiswa KPL UM

Assalamualaikum Wr Wb.
Alhamdulillah rasa syukur yang dalam kita haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat wal'afiat dan dapat melaksanakan upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI dengan sehat dan penuh kenikmatan. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa mendoakan umatnya ke jalan kebaikan dan keselamatan.

Tema peringatan Hari Ulang Tahun ke 75 Kemerdekaan Republik Indonesia ini adalah "Indonesia Maju." Tema tersebut merupakan sebuah representasi dari Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memperkokoh kedaulatan, persatuan, dan kesatuan Indonesia, yang mengajak agar masyarakat Indonesia mau fokus bersama ke hal-hal penting dalam menyatukan keberagaman di Tanah Air.

Saat ini kita memperingati Kemerdekaan dengan suasana yang lain. Semestinya saat ini yang berdiri di depan saya adalah siswa siswi SMP Lab UM didampingi bapak ibu guru dan karyawan. Siswa siswi berbaris rapi, pasukan pengibar bendera yang melangkahkan kaki dengan gagah dan begitu terampil bertugas mengibarkan bendera merah putih.

Namun hari ini upacara dalam rangka HUT RI ke 75, tanpa mereka, tanpa siswa siswi SMP Lab UM. Memang terasa sepi, terasa ada yang kurang, terasa tidak lengkap. Semua yang sudah kita rencanakan harus berubah total. Namun demikian tak apalah, tidak bolehlah mengurangi rasa syukur, dan tetap menjaga semangat kemerdekaan.

Bapak ibu guru dan karyawan SMP Lab UM dan para peserta upacara,
Pandemi Covid-19 masih melaju, berbagai upaya terus dilakukan agar segera dapat mengakhiri masa pandemi ini. Di tengah kekhawatiran dan kecemasan, ada tantangan yang harus dilewati.

Menilik dari kacamata umum saat ini, pandemi Corona memang banyak menimbulkan ancaman termasuk bagi dunia pendidikan. Namun, kita dapat melihat dari sudut pandang berbeda sehingga ancaman dapat diubah menjadi peluang untuk memajukan dunia pendidikan.

Pandemi Covid-19 yang dinilai membawa begitu banyak dampak negatif, ternyata juga membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Dampak positif ini dapat memotivasi untuk melewati masa-masa sulit agar tetap fokus meraih tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju. Diantara dampak positif tersebut adalah.

Pertama, memicu percepatan transformasi Pendidikan. Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang berbasis teknologi tentu mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa bahkan orang tua agar cakap teknologi. Hal ini memicu percepatan transformasi teknologi pendidikan di negeri ini. Hal ini tentu berdampak positif karena penggunaan teknologi dalam pendidikan selaras dengan era Revolusi Industri 4.0.

Kedua, munculnya banyak aplikasi online. Aplikasi-aplikasi belajar online dikembangkan dengan penyediaan fitur-fitur yang memudahkan dalam belajar #DariRumahAja dengan efektif. Pembelajar semakin banyak pilihan dalam belajarnya. Guru semakin mudah dalam transfer ilmu dan karakter siswa.

Ketiga, kolaborasi orangtua dan guru. Belajar Dari Rumah (BDR) menuntut adanya kolaborasi yang inovatif antara orang tua dan guru agar peserta didik tetap bisa menjalani belajar online dengan efektif, mengatasi berbagai keluhan selama menjalani belajar online. Ini akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan baik di masa kini maupun masa mendatang.

Keempat, membangun mental positif. Bahwa untuk melakukan perubahan positif dalam hidup, maka memulai dengan Tawakal kepada Allah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kekuatan spiritual untuk melakukan perubahan. Kita jangan memberikan ruang bagi mental negatif berkembang. Sebaliknya, kita harus membangun mental positif agar yakin pandemi Corona tak memberikan ancaman pada kita.

Intinya mari kita semua sebagai para patriot pendidikan tetap semangat dan berbenah diri, menambah ilmu dan kesabaran untuk terus berkarya dalam situasi dan kondisi apapun juga.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama berdoa, semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap usaha dan langkah kita di dalam mengisi kemerdekaan ini dan agar kita senantiasa menjadi insan yang bermanfaat untuk keluarga, agama, bangsa, dan negara kita tercinta, Indonesia.

Merdeka.. merdeka ... merdeka!!!
Wassalamualaikum wr wb

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #3

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang saya hormati,
Para peserta upacara yang berbahagia,

Hari ini, kita berdiri tegak di bawah naungan Merah Putih, mengenang perjalanan panjang bangsa kita selama 79 tahun. Sebuah perjalanan yang penuh liku, namun selalu kita lalui dengan semangat pantang menyerah.

Kemerdekaan yang kita rasakan bukanlah warisan yang dapat kita abaikan. Ia adalah amanah dari para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri ini. Oleh karena itu, tanggung jawab kita bukan hanya untuk menikmati kemerdekaan, tetapi juga untuk menjaganya dan mengisinya dengan karya-karya nyata.

Di usia yang ke-79 ini, kita harus terus mengobarkan semangat juang, menguatkan persatuan, dan memperkokoh gotong royong. Mari kita bersama-sama menjaga nilai-nilai Pancasila, mempererat tali persaudaraan, serta membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah, namun lebih besar lagi adalah bangsa yang terus melangkah ke depan dengan visi yang jelas dan tekad yang bulat. Indonesia ada di tangan kita semua, mari kita jadikan negeri ini sebagai surga bagi setiap anak bangsa.

Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Merdeka!

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #4

(sumber: situs Pondok Pesantren Darunnajah HUT RI Ke-72)

Assalamu'alaikum Warahmatullah wabarakatuh
Merdeka!
Saudara-saudari se Bangsa dan se tanah air
Guru-guru, santri-santri, karyawan dan karyawati
Saksikanlah

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hari ini kita bersengaja hadir di tempat ini guna menyaksikan peristiwa penting peristiwa bersejarah. Upacara Hari Kemerdekaan Ke-72 Republik Indonesia 17 Agustus 2017.

Sebuah momen sejarah bangsa Indonesia dalam menggapai cita. Kita ketahui bersama selama beberapa dekade sebelum tahun 1945, rakyat Indonesia telah berjuang untuk kebebasan negeri kita selama ratusan tahun.

Berapa jiwa melayang demi sebuah asa; Merdeka. Merdeka atau mati berkumandang serentak di penjuru negeri. Orang tua, pemuda, anak-anak pun bermufakat atas kemerdekaan bangsa dan tanah air dari cengkeraman para penjajah. Bahwa penjajahan di atas muka bumi adalah sebuah tindakan tak terpuji dan tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Jadi saudara-saudariku...
Bangsa kita sudah bebas dari penjajahan. Dahulu hingga saat ini, bahkan sampai kapan pun terbebas dari penjajahan. Dari penjajahan bangsa lain, dari penjajahan apa pun. Termasuk penjajahan terhadap jiwa kita dari kebodohan.

Karena diri pribadi kita, jiwa kita yang harus pertama kali bebas merdeka. Kita harus tetap bangkit tegak berdiri. Cita-cita kita tetap harus senantiasa berkibar. Seperti halnya bendera merah putih yang berkibar saat ini.

Ingatlah wahai saudara-saudariku...
Penjajah tidaklah musnah. Hingga saat yang dinanti akan tiba. Maka sepatutnya kita tetap bersiap diri. Bertaruh nyawa bilamana perlu. Berjuang dan memperjuangkan. Di atas kita hanya langit, di bawah kita hanya bumi. Ada Allah yang akan menolong kita. Allahu Akbar.

Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam adalah tidak hanya sebagai lembaga dimana kita menuntut ilmu. Namun juga sebagai benteng pertahanan Republik Indonesia. Sejarah telah mencatat, bagaimana para founding fathers di negeri ini bermula dari pondok pesantren.

Para kiai dan santri-santri mempertahankan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. Menggali lebih dalam keilmuan dan nilai-nilai perjuangan. Menggapai kebahagiaan tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat. Bahkan mati pun dapat menjadi kenikmatan. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. Allah Akbar. Merdeka.

Saudara-saudariku...
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah SWT merahmati kita.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #5

(sumber: pidato Kepala SMAMDA Sidoarjo HUT RI Ke-74)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Rodziitu billahirabba Wabil islamidiina Wabimmuhammadinnabiyya warasula Robbisrochlishshodri Wayassirli amri Wahlul uqdatamminlisaani yafqohu qouli Aamiin

Yang saya hormati Bapak Ibu guru, tenaga kependidikan SMAMDA
Yang saya cinta siswa-siswi SMAMDA Sidoarjo yang berbahagia

Puji syukur marilah senantiasa kita haturkan kehadirat Illahi Rabbi, atas izin Nya, kita bisa hadir di sekolah kita tercinta untuk mengikuti upacara HUT ke-74 Republik Indonesia dalam keadaan sehat walafiat. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada suri teladan kita Rasulullah Muhammad SAW.

Hadirin peserta upacara yang berbahagia...
Pagi ini kita merasa bahagia, bias memperingati 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, maka sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah yang Maha Kuasa. Hal tersebut mengingatkan kita, betapa kemerdekaan itu adalah kesuksesan yang luar biasa dan tidak ternilai harganya. Perjuangan panjang yang menelan korban, biaya, waktu, dan semuanya dalam melawan penjajahan dan penindasan bangsa lain.

Bapak, Ibu dan anak-anakku yang berbahagia...
Tahun ini pemerintah mengeluarkan tema pada HUT ke-74 RI adalah, SDM Unggul, Indonesia Maju.

Artinya, kita, terutama anak-anakku yang sekarang berdiri mengikuti upacara ini disiapkan untuk menjadi generasi emas pada 2040 yang akan datang. Mengapa menggunakan kata emas?, emas adalah logam mulia yang terbaik dan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.

Maka sekolah mempunyai andil besar untuk menyiapkan generasi unggul itu. Sekolah di sini yang dimaksud adalah bangunan besar yang berisi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang mempunyai tujuan yang sama dalam proses pembelajaran dan pendidikan untuk terwujudnya generasi emas yang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas.

Hadirin peserta upacara yang berbahagia,
Dalam rangka pembangunan sumber daya manusia, telah dilakukan reformasi paradigma pendidikan, yaitu paradigma pendidikan yang adaptif dengan perkembangan zaman. Era digital yang ditandai dan diikuti dengan perubahan yang cepat di semua bidang, mengharuskan kita untuk tidak hanya "hari ini legih baik dari hari kemarin", tapi juga "hari ini harus lebih baik dari yang lain".

Kalau kalian siswa maka hari ini harus lebih baik dari siswa yang lain. Kalau kalian karyawan maka hari ini harus lebih baik dari karyawan yang lain. Kalau guru maka hari ini harus lebih baik dari guru yang lain. Kalau kepala sekolah maka hari ini juga harus lebih baik dari kepala sekolah yang lain. Semua orang sedang berlomba melakukan yang terbaik di bidangnya masing-masing.

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Di era revolusi industri ini kita dituntut untuk meningkatkan dan menguatkan karakter kita dalam proses pendidikan. Sebagai pelaku pendidikan dan sebagai umat muslim kita harus senantiasa meningkatkan belajar secara kreatif, menghasilkan karya secara inovatif dalam koridor takwa kepada Allah SWT sesuai ajaran agama yang kita yakini.

Untuk bisa belajar kreatif dan menghasilkan karya inovatif, salah satu kuncinya adalah disiplin diri dan jujur. Siswa disiplin melaksanakan tugas sebagai siswa. Karyawan disiplin melaksanakan tugas sebagai karyawan. Guru disiplin melaksanakan tugas sebagai guru. Kepala sekolah juga disiplin melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah.

Kalau ini dilakukan oleh semua komponen yang ada di sekolah ini maka insya Allah kita bisa "hari ini lebih baik dari hari kemarin dan lebih baik dari yang lain".

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Upacara HUT ke-74 RI ini dilakukan serentak di seluruh satuan pendidikan di Indonesia yang tidak hanya diikuti oleh siswa dan guru tapi juga diikuti oleh orang tua dan masyarakat.

Mari kita jadikan hari ini sebagai tonggak bahwa kita akan tanpa lelah terus belajar, bekerja bersama, berikhtiar, dan berjuang untuk memajukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul di berbagai bidang.

Dirgahayu Indonesia
SDM Unggul, Indonesia Maju

Billahi taufik wal hidayah
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #6

(sumber: situs MI Narrative Quran Lamongan)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi anak-anakku sekalian, para guru, dan seluruh hadirin yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada hari yang bersejarah ini, yaitu peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.

Anak-anakku, tahukah kalian betapa berharganya kemerdekaan yang kita nikmati saat ini? Kemerdekaan ini tidak datang dengan mudah. Para pahlawan kita telah berjuang dengan gigih, bahkan rela mengorbankan jiwa dan raga demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah

Bayangkanlah, anak-anak, bagaimana sulitnya hidup di bawah penjajahan. Kita tidak bebas melakukan apa yang kita inginkan, kita diperlakukan tidak adil, dan kita tidak memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri. Berkat perjuangan para pahlawan, kita sekarang hidup merdeka. Kita bebas bersekolah, bermain, dan beribadah.

Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya kita meneladani semangat juang para pahlawan. Bagaimana caranya?

  • Belajar dengan giat: Ilmu pengetahuan adalah senjata yang sangat ampuh untuk membangun negara. Dengan belajar dengan giat, kalian akan menjadi generasi yang cerdas dan mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
  • Menjaga persatuan dan kesatuan: Negara kita terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini agar tetap utuh dan kuat.
  • Menghormati orang tua dan guru: Mereka adalah pahlawan kita sehari-hari yang selalu memberikan kasih sayang dan ilmu pengetahuan.
  • Berbuat baik kepada sesama: Mari kita saling membantu dan berbagi dengan sesama. Dengan begitu, kita akan hidup rukun dan damai.

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah amanah yang harus kita jaga. Bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan ini?

  • Menjaga kebersihan lingkungan: Lingkungan yang bersih akan membuat kita sehat dan nyaman.
  • Menghormati aturan: Dengan menaati aturan, kita menunjukkan bahwa kita adalah warga negara yang baik.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan positif: Ikutlah dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti lomba, kegiatan sosial, dan keagamaan.

Anak-anakku, sebagai generasi muda, kalian adalah harapan bangsa. Kalianlah yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan. Jadilah generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

Akhir kata, marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ini sebagai momentum untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme kita. Mari kita terus belajar, berkreasi, dan berkarya untuk kemajuan bangsa dan agama.

Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #7

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, dan Salam Pancasila!

Para peserta upacara yang saya banggakan,
Pada hari ini, kita bersama-sama merayakan 79 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tema yang kita angkat tahun ini adalah "Nusantara Baru, Indonesia Maju." Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah panggilan untuk terus melangkah maju dan mewujudkan impian bersama, yakni Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih makmur.

Nusantara Baru adalah simbol kebangkitan, semangat perubahan, dan transformasi yang kita bangun bersama. Sebagai bangsa yang kaya akan keragaman, kita memiliki modal besar untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju. Keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang kita miliki adalah kekuatan yang harus kita satukan, menjadi pondasi kokoh dalam membangun masa depan yang gemilang.

Indonesia Maju bukanlah sekadar cita-cita, tetapi sebuah komitmen. Komitmen untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, kita harus mampu menunjukkan jati diri bangsa, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong.

Kita adalah generasi penerus yang memiliki tanggung jawab besar. Tanggung jawab untuk menjaga warisan leluhur, mengembangkan potensi bangsa, dan memastikan bahwa Indonesia terus melangkah maju di segala bidang. Pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lingkungan adalah area di mana kita harus berkontribusi, menciptakan inovasi, dan memberikan dampak positif.

Mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk memperkuat semangat kebangsaan, menguatkan persatuan, dan memperkokoh persaudaraan. Mari kita bergandengan tangan, membangun Nusantara Baru yang penuh harapan, dengan visi Indonesia Maju yang tidak hanya menjadi milik kita, tetapi juga diwariskan kepada generasi mendatang.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om shanti shanti shanti Om.
Merdeka!

Contoh Amanat Pembina Upacara HUT RI 17 Agustus #8

(sumber: Pidato rektor Universitas Bung Hatta HUT RI Ke-63)

Assalamualaikum Wr. Wb.
Yang saya hormati Bapak Ketua Pelaksana Harian Yayasan Pendidikan Bung Hatta
Yang saya hormati Bapak/ibu Dekan di Lingkungan Universitas Bung Hatta
Bapak-Ibu Dosen dan karyawan Universitas Bung Hatta yang berbahagia.
Serta civitas akademika yang saya Banggakan

Bulan ini adalah bulan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Sebuah peristiwa yang sangat amat bersejarah terjadi bulan ini tepatnya 17 Agustus 1945, yaitu diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia. Alhamdulillah sampai hari ini bangsa Indonesia telah menikmati alam kemerdekaan selama 63 tahun.

Dalam memperingati HUT RI yang ke 63 ini telah banyak pendapat dan komentar telah diluncurkan di berbagai media massa tentang makna kemerdekaan. Umumnya, mereka menyatakan, bahwa secara fisik, Indonesia memang telah merdeka, namun ditinjau dari nilai hakikat kemerdekaan, maka tujuan kemerdekaan itu sendiri masih jauh dari harapan.

Dalam Pembukaan UUD 1945. terdapat tujuan negara yaitu untuk membentuk pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Tujuan negara yang sangat luhur tersebut, telah dipikirkan, digagas serta dituangkan dalam sebuah dokumen Negara, sehingga Negara dan kita sebagai warga Negara yang baik berkewajiban untuk melaksanakan dan mencapai tujuan tersebut.

Tetapi apakah tujuan sebagai Negara yang merdeka tersebut sudah tercapai di usia yang 63 ini? Sebagai warga yang baik kita harus melihat, mendengar, membaca, dan mengintrospeksi diri kita apakah selama 63 tahun kemerdekaan Negara ini, kita telah berbuat banyak untuk Negara kita, atau bahkan kita hidup dalam penjajahan dalam bentuk lain?

Kita perlu bangga ketika Negara berhasil membangun di segala bidang bahkan Negara kita pernah dijuluki sebagai macannya Asia, Gemah ripah loh jinawi, Paris van Jawa, Jamrud di Khatulistiwa dll. Tetapi kebanggaan tersebut jangan menyebabkan kita menjadi lengah kemudian terbuai oleh kata-kata indah yang menyebabkan kita kembali terjajah.

Peserta Upacara yang berbahagia,
63 tahun kita telah merdeka, 63 tahun kita terlepas dari belenggu penjajah, maka patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT sebagaimana firmannya:

Artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmatKu) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti
Azab-Ku sangat berat" (QS. Ibrahim:7).

Kemerdekaan itu harus kita syukuri dengan berbagai macam upaya agar segala jenis penjajahan dapat kita lalui dengan penuh kemenangan. Sebab kita memang telah merdeka dari bentuk penjajahan kuno, tetapi kita jangan terjebak dengan bentuk penjajahan baru.

Bentuk penjajahan baru tersebut dapat berupa tidak siapnya kita untuk menjadi bangsa besar yang dapat berdiri sendiri, bangsa yang bodoh, dan miskin, sehingga kita hanya menjadi bangsa yang pandai memakai tanpa pandai membuat, sikap hidup serba instand yang menyebabkan kita malas untuk belajar, berjuang dan memperoleh kemenangan.

Hidup yang serba instan menyebabkan kita malas untuk berjuang, malas untuk belajar, yang pada akhirnya bangsa kita menjadi terpuruk. Allah berfirman dalam surat Al-An'am ayat 44 yang artinya,

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyang-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al-An'am: 44).

Peserta upacara yang berbahagia,
Agar kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dapat kita lestarikan maka kita harus memiliki:

Pertama, karakter yang memiliki esensi sebuah mentalitas dan watak yang mendorong adanya semangat belajar yang tinggi. Pembudayaan karakter ini akan mendorong minat untuk terus melakukan pembelajaran dalam memahami sekaligus mengatasi persoalan yang dihadapi. Karakter kompetitif ini akan mendorong adanya upaya perbaikan secara terus menerus dan bertahap ketika menghadapi persaingan yang semakin berat.

Dalam kenyataannya, hanya dengan karakter kompetitiflah suatu bangsa dapat mempertahankan keunggulan daya saingnya. Bahkan di era knowledge based economy, dengan karakter kompetitiflah, suatu bangsa mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka.

Allah berfirman:
Artinya : "Andaikan penduduk suatu negeri mau beriman dan bertaqwa, maka pasti akan Kami buka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ajaran-ajaran Allah), maka Kami azab mereka, karena perbuatan mereka sendiri" (QS Al-A'raf:96).

Kedua, karakter inovatif adalah watak dan mentalitas yang selalu mendorong kita dalam melakukan inovasi-inovasi baru pada berbagai hal. Pada hakekatnya inovasi hanya dapat diciptakan setelah melalui serangkaian proses belajar secara kolektif, atau lazim dikenal dengan learning curve.

Bangsa yang maju dan modern memiliki sejumlah learning curve yang dapat menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya proses inovasi. Mentalitas inovasi tidak lepas dari proses belajar, termasuk belajar dari kesalahan dan kegagalan di masa lalu.

Allah berfirman
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepatutnya berlaku keputusan Kami terhadap mereka, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS al-Isra':16)

Peserta Upacara yang berbahagia,
Kemerdekaan adalah proses pembebasan politik dari penjajahan asing. Setelah kemerdekaan adalah masa berlanjutnya proses pembebasan sosial masyarakat dari kemiskinan, ketakpedulian, kebodohan, ketergantungan, dan berbagai bentuk kendala yang membatasi kita dalam berinovasi, mengembangkan pilihan-pilihan sah, dan sukses dalam menghadapi masa depan.

Semoga dengan upacara hari ulang tahun kemerdekaan ke-63 ini kita semua benar benar merdeka dan hidup sesuai dengan tujuan kemerdekaan tersebut. Merdeka.....merdeka...merdeka. Billahitaufiq walhidayah, WW.

Nah, itulah delapan contoh amanat pembina upacara yang bisa detikers jadikan referensi. Semoga contoh-contohnya bermanfaat.




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads