Dugaan pungutan liar (pungli) terjadi di kawasan wisata Gunungkidul. Pengunjung mengeluhkan mereka diminta uang oleh sekelompok perempuan, padahal sudah melakukan pembayaran di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR).
Keluhan ini sempat viral setelah terunggah di akun Instagram @beritainaja. Akun itu memposting media yang memberitakan pengunjung yang viral mengeluh karena tidak diberi tiket saat mengunjungi pantai di Gunungkidul.
Unggahan itu lantas menjadi 'tempat berkeluh kesah' netizen lainnya. Bahkan salah satunya bercerita dia sudah membayar tiket masuk, namun di perjalanan dihentikan sekelompok orang dan dimintai uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Parkir mobil dipantai 10 ribu padahal sudah bayar tiket masuk 1 mobil 30 ribu, baru kemarin selasa ke pantai gunkid (Gunungkidul). Malah pernah k salah satu pantai d gunkid udah bayar tiket masuh eh d tengah jalan masih ada pungli ada beberapa warga yg memberhentikan kendaraan d minta uang bilangnya siklasnya mana bayar parkir lagi," tulis akun tersebut di kolom komentar seperti dilihat detikJogja, Kamis (15/8/2024).
Diminta 'Bayar Seikhlasnya'
Si pemilik akun, Isnun (30) menceritakan insiden dialaminya terjadi sekitar enam bulan lalu. Warga Kendal, Jawa Tengah tersebut berniat berkunjung ke Pantai Watulawang, Tepus, saat ada ibu-ibu yang menyetopnya dan meminta 'uang seikhlasnya'.
"Intinya di loket sudah bayar tapi pas di jalan menuju ke pantai tiba-tiba di pinggir jalan ada seperti gazebo kecil dengan beberapa orang ibu-ibu di sana menghentikan kendaraan lalu bilang bayar seikhlasnya dan itu pun masih diminta parkir lagi," kata Isnun saat dihubungi wartawan, Kamis (15/8/2024).
Isnun mengungkapkan dirinya tidak tahu digunakan untuk apa yang dia berikan. Dia hanya mengetahui kendaraannya tiba-tiba didatangi emak-emak itu dan dimintai uang.
"(Memberi uang) Rp 5 ribu," sebutnya.
Isnun mengatakan dalam kasus ini bukan soal keikhlasan memberi uang. Tapi, aktivitas itu disebut membuatnya yang hendak wisata risih.
"Bukan ke nggak ikhlas. Ya cuma rada ngeganggu aja sih," ungkapnya.
Karena itu, Isnun menyuarakan harapannya supaya ke depannya, kawasan wisata di Gunungkidul bebas dari pungli. "Sarannya sih, semoga ke depan lebih baik lagi dan nggak usah deh ada pungli-pungli gitu," pungkasnya.
Dispar Gunungkidul Minta Maaf-Janji Benahi
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Oneng Windu Wardana menegaskan secara standar operasional, penarikan retribusi dilakukan di TPR. Jika ada kegiatan penarikan di luar itu, ia mengaku hanya bisa mengoordinasikannya dengan kepolisian.
"SOP-nya lewat pos harus bayar retribusi tetapi kalau untuk pemungutan di luar seperti itu kita hanya bisa berkoordinasi dengan kepolisian," kata Windu saat dihubungi wartawan, petang ini.
Windu pun menyampaikan permintaan maaf atas insiden itu. Ia juga berjanji bakal melakukan pembenahan.
"Jadi mohon maaf kepada para wisatawan yang kurang nyaman kita tetap berusaha untuk membenahi tetapi tetap membutuhkan waktu dan juga membutuhkan komitmen yang sama untuk mewujudkan penyelenggaraan wisata yang nyaman," ungkapnya.
Sejauh ini, Windu mengatakan pihaknya sudah memonitor aktivitas di TPR. Pengawasan itu dilakukan setiap Sabtu dan Minggu. Selain itu pihaknya juga mengawasi lewat CCTV setiap waktu.
"Kalau pengawasan pada hari Sabtu, Minggu, kita menugaskan staf dinas di kantor untuk mendampingi pemungutannya di retribusi. Tapi untuk hari Senin sampai Jumat pemantauannya kita punya CCTV," jelas Windu.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu