5 Fakta 'Kampung Mati' di Bantul Ternyata Bakal Dibangun Kampus

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 09 Jul 2024 16:32 WIB
Suasana di kawasan rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul yang viral, Senin (8/7/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jogja -

Video viral menunjukkan penampakan rumah-rumah kosong dengan narasi 'kampung mati' di Bantul bikin heboh media sosial. Usut punya usut, kompleks rumah kosong bak kampung mati itu, ternyata terakhir dihuni 2019 lalu.

Lokasi 'kampung mati' itu berada di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul. Lokasi pengambilan video viral disebut berada di Padukuhan Watugedug, Guwosari.

Kompleks rumah kosong tak berpenghuni itu berada di tengah hutan jati. Ada spanduk bertulis 'Dilarang membuang sampah dalam tanah kampus 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta' dan papan bertulis 'Tanah negara, dilarang masuk/memanfaatkan/berburu/menebang/membakar. Kementerian Agama Republik Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta'.

Dihimpun detikJogja, Selasa (9/7/2024), berikut fakta-fakta 'kampung mati' itu:

Lokasi 'Kampung Mati' Bakal Dibangun Kampus

Lurah Guwosari, Masduki Rahmad, menyebut kompleks tersebut bakal dibangun kampus 2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Proses pembebasan lahan sudah dimulai sejak 2015.

"Untuk proses pembebasan untuk kampus 2 UIN itu tahun 2015," kata Masduki kepada detikJogja, Senin (8/7/2024).

Masduki menerangkan total luas lahan yang bakal digunakan untuk kampus itu seluas 73 hektare. Lokasinya terbagi ke tiga padukuhan yakni Pedukuhan Pringgading, Watugedug, dan Kembangputihan.

"Memang dari luasan 73 hektare itu di dalamnya ada sekitar 10-15 rumah yang sampai hari ini sudah terbebaskan semua, atau pemiliknya mendapat ganti untung," ujarnya.

"Jadi proses pembebasan lahan UIN Sunan Kalijaga itu, rumah-rumah yang masuk di video itu masuk dalam kawasan pengembangan kampus 2 UIN," lanjut Masduki.

Suasana di kawasan rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul yang viral, Senin (8/7/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Pembebasan Lahan Dimulai 2015

Dia menerangkan proses pembebasan lahan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2015. Mayoritas rumah-rumah itu sudah dibayarkan pada 2016-2017.

"Pembayaran tahap pertama di tahun 2015 itu ada 118 bidang, lalu berlanjut hingga 2021. Nah rumah-rumah itu rata-rata sudah terbayar tahun 2016-2017," ujarnya.

Ganti Untung Capai Rp 2 Miliar

Masduki menerangkan besaran nilai ganti rugi lahan perorangan bervariasi. Menurutnya, nilai ganti ruginya ada yang mencapai Rp 2 miliar.

"Jadi warga ada yang dapat Rp 300 juta, Rp 700 juta, Rp 1 miliar hingga ada yang Rp 2 miliar. Karena tergantung bangunannya, karena yang dinilai luasan tanah, bangunan yang berdiri di atas tanah, tumbuhan atau pohon, kalau rumah dipakai usaha juga dihitung oleh tim appraisal," imbuh Masduki.

Dia menerangkan ada perbedaan harga tanah pada periode 2015 dan setelahnya karena iuran pengelolaan lingkungan (IPL) hanya berlaku dua tahun. "Nah, setelah IPL habis dihitung lagi dan pasti harganya akan lebih tinggi," lanjutnya.

Terakhir Dihuni 2019

Masduki menjelaskan warga setempat sebagian besar sudah pindah sejak 2016-2017 lalu. Namun, baru pada 2019 kompleks itu benar-benar kosong tak berpenghuni.

"Kalau sebagian besar sudah pindah sejak tahun 2016-2017 itu. Tapi kalau ditanya penghuni terakhir 2019 itu ada yang tinggal di sisi barat, itu pun mereka ibaratnya hanya asal menggunakan saja, bukan pemilik aslinya," katanya.

Alasan bak Kampung Mati

Masduki menerangkan saat ini pihak UIN belum mulai proses pembangunan sehingga bangunan itu tampak mangkrak. Sementara itu, warga yang sudah menerima ganti untung lahan maupun rumah sudah tidak berhak menempati bangunan tersebut karena sudah menjadi milik UIN Sunan Kalijaga.

"Sehingga aset-aset yang dimiliki dalam hal ini rumah dan bangunan-bangunan terkesan mangkrak. Terlebih warga tidak bisa memanfaatkannya lagi karena sudah dibayar oleh UIN," ujarnya.

Suasana di kawasan rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul yang viral, Senin (8/7/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Meski begitu, Masduki menerangkan ada beberapa rumah yang dimanfaatkan menjadi kantor sekretariat kampus 2 UIN.

"Saat ini sudah kosong, tidak ada warga yang tinggal di kawasan UIN. Kecuali ada satu atau dua rumah yang dimanfaatkan UIN untuk kantor sementara, sekretariat kampus 2 UIN," ucapnya.

Namun, dia menegaskan tak ada kampung mati di Guwosari. Menurutnya, narasi yang beredar di media sosial hanya mendramatisir suasana.

"Tidak ada itu ('kampung mati' di Guwosari). Saya pastikan kalau mereka pindah karena sudah tidak punya hak untuk menempati rumah tersebut karena sudah mendapat ganti untung dan mereka juga sudah membangun rumah baru," pungkasnya.



Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"

(ams/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork