Tanggal 1 Muharram menandai masuknya awal tahun baru dalam sistem penanggalan Hijriah. Di balik pemilihan 1 Muharram sebagai hari pertama kalender Hijriah, tersimpan sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Muharram adalah bulan pertama yang datang mendahului 11 bulan lainnya. Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama Aceh, secara bahasa, Muharram berarti bulan yang diharamkan. Sebab, pada bulan tersebut, orang-orang Arab dilarang berperang satu dengan lainnya.
Selain itu, penamaan bulan ini juga disebabkan karena ia memiliki sejumlah keutamaan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, terdapat keterangan yang berbunyi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
أَنَّالْمُحَرَّمَسُمِّيَبِذَلِكَلِكَوْنِهِشَهْرًامُحَرَّمًا،وَعِنْدِيأَنَّهُسُمِّيَبِذَلِكَتَأْكِيدًالِتَحْرِيمِهِ؛لِأَنَّالْعَرَبَكَانَتْتَتَقَلَّبُبِهِ،فَتُحِلُّهُعَامًاوَتُحَرِّمُهُعَامًا
Artinya: "Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal)."
Lalu, seperti apa sejarah 1 Muharram? Mengapa ia ditetapkan menjadi awal tahun Hijriah? Baca uraian lengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini.
Sejarah 1 Muharram
Dikutip Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah oleh Ahmad Zarkasih, Lc, nama-nama bulan kalender Hijriah telah ada sejak zaman Jahiliyah. Artinya, sebutan Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah, dan lain sebagainya telah dikenal orang-orang Arab sebelumnya.
Penetapan 1 Muharram sebagai awal tahun baru Hijriah bermula dari surat Gubernur Abu Musa Al-Asy'ari untuk Khalifah Umar bin Khattab. Berdasar uraian dalam laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), surat tersebut dikirimkan oleh sang gubernur pada 17 Hijriah.
Dalam surat tersebut, Abu Musa Al-Asy'ari menulis, "Sungguh, surat-surat darimu telah kami terima tanpa catatan tanggal, bulan, dan tahun,". Alasan Abu Musa mengirimkannya adalah karena dalam rak miliknya, terdapat banyak surat yang membingungkan.
Abu Musa Al-Asy'ari bingung untuk menentukan surat mana yang baru dan mana yang lama. Oleh karenanya, ia mengirim surat kepada Umar bin Khattab dalam rangka mengadu sekaligus menyarankan pembentukan sebuah penanggalan agar kebingungan di antara gubernur-gubernurnya terhapus.
Dilansir NU Online, usai menerima surat tersebut, Umar mengundang para sahabat terkemuka untuk berdiskusi. Beliau membuka musyawarah dengan berkata, "Hari apa yang kita dapat jadikan patokan dalam menulis penanggalan?"
Hadirin yang hadir memberikan beberapa usulan. Ada yang mengusulkan kelahiran Nabi SAW, wafatnya Nabi SAW, peristiwa Hijrah, dan tahun pengangkatan Muhammad sebagai utusan Allah.
Usai menimbang, Umar berkata, "Hijrah memisahkan yang hak dan batil. Jadikan ia sebagai pedoman tahun penanggalan,". Keputusan inilah yang menjadi dasar penetapan tahun hijrah sebagai tahun pertama dalam kalender Hijriah.
Setelah tahun pertama Hijriah disepakati, pembahasan beralih untuk menentukan bulan pertama. Di antara hadirin ada yang menawarkan Rabiul Awwal sebagai bulan pertama, sebab, pada bulan ini Rasulullah berhijrah.
Namun, Khalifah Umar bin Khattab lebih memilih Muharram sebagai bulan pembuka kalender Hijriah. Selain akibat dukungan Utsman bin Affan, alasannya adalah karena Muharram adalah muqaddimah (permulaan) hijrah biarpun hijrahnya sendiri terjadi pada Rabiul Awwal.
Ada pula yang menyatakan bahwasanya alasan Umar memilih Muharram adalah karena pada bulan tersebut, orang-orang bergegas meninggalkan rangkaian ibadah haji. Sejak ditetapkan Umar, Muharram resmi dijadikan bulan pertama dalam sistem penanggalan Hijriah.
Kembali ditilik dari NU Online, sebagian riwayat justru menyebut Ya'la bin Umayyah sebagai orang pertama yang menentukan penanggalan kalender Hijriah. Hal ini ditetapkannya selagi berada di Yaman berdasar riwayat Ahmad dengan sanad shahih.
Kendati demikian, sanadnya terputus antara Amr bin Dinar dan Ya'la. Wallahu a'lam bish-shawab.
Keutamaan Bulan Muharram
Dirangkum dari buku bertajuk Fadhlu Syahrilllahil Harami (Keutamaan Bulan Muharram) terbitan Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah Kota Riyadh, ada tiga keistimewaan atau keutamaan Muharram sebagai berikut.
1. Bulan Haram/Suci
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 36 yang bunyinya:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Juga sabda Nabi Muhammad SAW:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Satu tahun itu dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara bulan Jumada Tsaniyah dan Sya'ban." (HR Bukhari 2958)
2. Bulan Allah
Muharram memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para ulama menyebut bahwa penyandingan sesuatu dengan lafadz Allah bermakna pemuliaan. Sama halnya dengan istilah Baitullah, Rasulullah, dan lain sebagainya.
Bersandingnya Muharram dengan lafadz Allah dapat dijumpai dalam hadits di bawah ini:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam." (HR Muslim 1163)
3. Bulan dengan Puasa Asyura
Puasa Asyura adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada 10 Muharram. Disadur dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, dalil adanya puasa Asyura adalah hadits riwayat Muslim ini:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّهُ يَوْمُ تُعَظِمُهُ الْيَهُودُ، وَالنَّصَارَى، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " : " فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ " . قَالَ : فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوفَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan beliau memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa, saat itu para sahabat menyampaikan, 'Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Pada tahun depan insya allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (al-Muharram).' Belum tiba tahun berikutnya melainkan Rasulullah SAW telah wafat." (HR Muslim 1134)
Adapun keutamaan bagi orang yang mengerjakannya adalah mendapat ampunan untuk dosanya setahun lalu. Rasulullah SAW bersabda,
صِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Asyura, aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim 1162)
Daftar Bulan-bulan Hijriah
Penting bagi umat Islam untuk paham benar mengenai urutan dan nama-nama bulan Hijriah. Berbekal pengetahuan ini, detikers dapat mengetahui tanggal-tanggal penting pelaksanaan ibadah tertentu, seperti puasa Asyura, puasa Ramadhan, puasa Arafah, dan sholat Ied.
Nama-nama bulan Hijriah sesuai urutannya di bawah ini dihimpun dari buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah oleh Ida Fitri Shohibah:
- Muharram
- Safar
- Rabiul Awal
- Rabiul Akhir
- Jumadil Awal
- Jumadil Akhir
- Rajab
- Syaban
- Ramadhan
- Syawal
- Dzulqa'dah
- Dzulhijjah
Nah, itulah sejarah 1 Muharram sebagai awal bulan dalam penanggalan Hijriah.
(par/apl)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Pernyataan Ridwan Kamil Usai Tes DNA Anak Lisa Mariana
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar