Pemerintah Kabupaten dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Gunungkidul mengungkapkan temuan baru terkait rute gerilya Panggang Besar Jenderal Sudirman. Warga di Kapanewon Panggang meyakini rute gerilya itu berubah dari tujuan aslinya ke Padukuhan Waru karena papan penunjuk arahnya bergeser.
Pantauan detikJogja di lokasi pada Jumat (28/6/2024), plang penunjuk arah itu berada di pojok jalan tepatnya di seberang Balai Padukuhan Kadisobo, Kalurahan Girimulyo. Pelang tersebut berdiri di samping tugu Gunungkidul Handayani.
Pelang bertuliskan "route gerilya PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN" dengan cat putih. Panjangnya sekitar 30 cm dan terbuat dari besi dan berwarna dasar biru tua.
Tampak sejumlah karat mengaburkan beberapa huruf seperti "P", "A" dan "D". Di bagian permukaan plang juga tampak muncul beberapa korosi.
Papan penunjuk arah Rute Panglima Sudirman (RPS) itu ditopang oleh sebatang besi dengan tinggi sekitar satu meter yang sudah berkarat. Di atas pelang tampak berdiri di bawah sebuah papan pengumuman kosong yang terbuat dari besi berwarna hijau.
Pelang RPS itu mengarah ke sebelah Timur Balai Padukuhan Kadisobo. Jika terus berjalan ke Timur sekitar 280 meter maka akan berjumpa dengan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Seorang warga setempat yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari papan RPS itu, Sunoto (74), menuturkan RPS seharusnya melewati jalan di depan rumahnya ke arah Utara.
"Rute Pak Dirman sebenarnya yang betul ke sana (Utara), tidak ke sana (Timur)," jelas Sunoto sembari menunjukkan jalan di depan rumahnya ke arah Utara kepada detikJogja saat ditemui di rumahnya, Jumat (28/6/2024).
Sunoto menuturkan kemungkinan ada orang yang mengganti arah papan RPS tersebut ke arah JJLS. Sebab sebelum dibangunnya JJLS, Sunoto mengatakan papan tersebut mengarah ke Utara ke Waru.
"Ini mulai pembuatan Lintas Selatan ini (papan RPS berubah arah). Kalau dulu, ganti-ganti Camat (Panewu) itu rute Jenderal Sudirman lewat sini (jalan di depan rumahnya)," ungkapnya.
Anggota TACB Gunungkidul, Ari Kristian, menambahkan pelang RPS itu kemungkinan diubah arahnya ke Timur pada tahun 2008. Dia menjelaskan pada saat itu mulai dibangun JJLS.
"Itu 2008. JLLS yang lama (yang baru dibangun) itu 2008," katanya.
Menurut Sunoto, papan RPS itu dibangun kemungkinan pada medio 1970-an. Saat itu dirinya bekerja sebagai perangkat Kapanewon. "Tahun 70'an sudah dipasang kok itu," katanya.
Terpisah, mantan Dukuh Waru periode 1985-2015, Wardi Sukamto (74), menjelaskan ada dua pelang yang sama di wilayahnya. Namun begitu pelang tersebut sudah hilang entah ke mana.
"Betul dari sini (RPS). Dulu kan ada plang-plang, penunjuk, di sini juga. Di sini dulu ada dua titik tempat pelang-pelangnya itu," jelas Wardi kepada detikJogja ditemui di rumah warga sekitar yang rumahnya pernah disinggahi Sudirman, Rubiyem (97), Jumat (28/6).
"Karena pelang yang di sana (pertigaan jalan di Waru) kemungkinan dicabut. Jalan sebetulnya ini (di depan rumah Rubiyem) sampai Kadisobo," imbuhnya.
Wardi mengatakan RPS asli menuju Waru dari Kadisobo, bukan melewati JJLS. Rute gerilya jenderal besar kelahiran Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, itu lurus ke Waru dari Kadisobo.
"Tidak ke kanan (dari Balai Kalurahan Kadisobo ke JJLS), lurus (ke Waru), jalan setapak," ungkapnya.
Wardi merasa yakin betul Sudirman melewati Waru. Sebab, Wardi mengatakan dulunya tentara melakukan napak tilas RPS di kampungnya.
"Saya percaya, sejak saja 75' di sini, setiap ada napak tilas lewat sini terus. Taruna-taruna, ABRI-ABRI (Angkatan Bersenjata RI)," katanya.
Ada rencana plang tersebut bakal dikembalikan ke arah semula. Simak selengkapnya di halaman berikut:
(apu/ahr)