Apa Itu Ransomware? Ini Bahaya, Mekanisme, Cara Mengatasi, Contoh Kasusnya

Apa Itu Ransomware? Ini Bahaya, Mekanisme, Cara Mengatasi, Contoh Kasusnya

Anindya Milagsita - detikJogja
Selasa, 25 Jun 2024 13:01 WIB
Ilustrasi Ransomware
Ilustrasi apa itu Ransomware? Ini bahaya, mekanisme, cara mengatasi, contoh kasusnya (Foto ilustrasi Ransomware: Shutterstock)
Jogja -

Ransomware menjadi sebuah istilah yang perlu untuk diperhatikan masyarakat, mengingat kehadirannya yang berbahaya bagi sistem komputer. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang menyimpan pertanyaan tentang apa itu ransomware?

Secara umum, ransomware adalah nama malware yang dianggap berbahaya dan dapat merugikan. Menurut Collins Dictionary, malware dapat diartikan sebagai jenis program komputer yang dirancang khusus untuk merusak atau bahkan mengganggu komputer.

Mengingat ransomware berkaitan erat dengan malware, maka penting bagi masyarakat untuk memahami istilah tersebut secara lebih dekat. Terutama bagi mereka yang menggunakan komputer dalam beraktivitas sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa itu ransomware? Sebagai cara untuk memahami istilah tersebut secara lebih jelas, detikJogja telah merangkum informasinya secara rinci. Simak baik-baik penjelasan mengenai ransomware berikut ini.

Pengertian Ransomware

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, ransomware dikatakan sebagai salah satu jenis malware yang dikenal berbahaya dan merugikan. Dikutip dari buku 'Sistem Informasi Cyber Security' yang disusun oleh Teguh Setiadi, dkk., ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer seseorang.

ADVERTISEMENT

Bukan hanya sebatas itu saja, biasanya pelaku ransomware meminta tebusan dalam jumlah tertentu agar korban bisa mendapatkan akses dekripsi komputer miliknya. Tidak hanya merugikan individu, kehadiran ransomware juga dapat menargetkan bisnis maupun organisasi.

Sementara itu, pengertian ransomware juga dapat diketahui dari buku 'E-Bisnis Konsep Dan Implementasi Praktis' karya Dr Aris Budianto, ST, MEng. Melalui buku ini, istilah ransomware didefinisikan sebagai perangkat lunak yang dianggap berbahaya. Serangan ransomware mengenkripsi data sistem yang dimiliki oleh organisasi maupun perusahaan. Kemudian serangan ransomware digambarkan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Namun, tujuan pelaku ransomware ini adalah sama yaitu meminta uang tebusan sebagai syarat agar korban dapat membuka enkripsinya.

Mekanisme Ransomware

Lantas apa yang menjadi penyebab ransomware? Menurut laman resmi Microsoft, ransomware dapat dikatakan sebagai serangan yang populer di kalangan para penjahat. Biasanya pelaku ransomware akan melakukan aksinya dengan cara menebar klik tautan atau lampiran email yang secara otomatis menginstal ransomware di perangkat korbannya.

Bukan hanya itu saja, ransomware juga akan menyerang data sensitif atau sistem penting yang dimiliki oleh organisasi hingga bisnis. Penyerang ransomware pun akan mengenkripsi file-file tersebut, sehingga sang pemilik tidak bisa mengaksesnya.

Kemudian para pelaku akan meminta korban membayar tebusan yang sangat tinggi. Hal inilah yang membuat organisasi maupun bisnis yang terkena ransomware biasanya memilih untuk membayarkan uang tebusan dibandingkan data atau file penting mereka dibocorkan hingga mungkin disalahgunakan.

Mengapa Ransomware Berbahaya?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ransomware berbahaya karena menyerang data sensitif korban. Kemudian penyerang ransomware juga meminta uang tebusan dalam jumlah tertentu kepada korban. Hal inilah yang membuat ransomware berbahaya bagi siapa saja. Bukan hanya individu, tetapi juga organisasi maupun perusahaan tertentu.

Berdasarkan informasi yang dibagikan dalam buku 'Keamanan Informasi' karya Miftahul Huda, bahaya ransomware membuat sejumlah negara melakukan langkah pencegahan dan penanggulangan. Salah satunya Amerika Serikat yang mengeluarkan DHS Cyber Hunt and Incident Response Teams Acs. Negara tersebut juga melibatkan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) untuk mengambil langkah dalam mencegah, menanggulangi, hingga memperbaiki ransomware.

Contoh Kasus Ransomware

Masih merujuk dari laman yang sama, contoh kasus ransomware telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan ransomware menyerang organisasi besar dari berbagai belahan dunia. Sebut saja serangan ransomware di tahun 2022 yang menargetkan salah satu maskapai penerbangan terbesar di India. Akibatnya, terjadi kekacauan dalam sistem penerbangan yang memicu penundaan dan pembatalan dalam penerbangan.

Kemudian ada kasus lain yang terjadi di tahun 2021 silam yang menargetkan saluran bahan bakar Amerika Serikat. Pada saat itu serangan ransomware mampu membocorkan ribuan informasi pribadi karyawan. Tak sampai di situ, serangan ransomware juga membuat organisasi tersebut harus mematikan layanannya demi mencegah terjadinya efek yang berkelanjutan.

Tidak hanya luar negeri, salah satu organisasi di Indonesia juga terindikasi terserang ransomware. Seperti dilaporkan dalam laman resmi Badan Siber dan Sandi Negara pada Kamis 24 Juni 2024, serangan ransomware menyebabkan terjadinya gangguan pada server di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Akibatnya sejumlah layanan publik mengalami kendala. Salah satu yang diungkap adalah pada layanan imigrasi.

Serangan ransomware yang menimpa PDNS terjadi sejak 17 Juni 2024. Dikatakan bahwa terdapat upaya dalam menonaktifkan fitur keamanan Windows Defender yang dicurigai sebagai ulah ransomware.

Cara Mengatasi Ransomware

Mengingat ransomware berbahaya dan cenderung merugikan, pentingnya bagi setiap orang untuk mengetahui hal apa yang harus dilakukan saat menemui kendala serupa. Masih merujuk dari sumber sebelumnya, berikut cara mengatasi ransomware:

1. Usahakan Tidak Membayar Uang Tebusan

Cara pertama yang bisa dilakukan saat mengalami serangan ransomware adalah dengan mengusahakan untuk tidak membayar uang tebusan secara terburu-buru. Hal ini perlu dilakukan karena pelaku ransomware belum tentu akan memberikan akses untuk membuka enkripsinya. Selain itu, dikhawatirkan pembayaran uang tebusan ini justru membuat pelaku semakin aktif dalam menjalankan aksinya.

2. Melakukan Isolasi pada Data

Alih-alih membayar uang tebusan, cobalah untuk menerapkan langkah-langkah penanggulangan. Salah satunya dengan melakukan isolasi pada data yang dimiliki. Apabila masih memungkinkan, tidak ada salahnya untuk mengisolasi data lain sebagai langkah preventif agar ransomware tidak menyebar pada area lain di dalam jaringan yang sama.

3. Menginstal Program Antimalware

Selanjutnya, penting untuk menghapus ransomware menggunakan program antimalware. Diketahui ada sejumlah antimalware yang dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya ransomware. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada ahli teknologi dan informatika untuk memastikan program antimalware yang dipilih sudah tepat.

Sementara itu, ada beberapa langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah ransomware menyerang komputer detikers. Masih mengutip dari buku 'Sistem Informasi Cyber Security', berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  • Menggunakan perangkat lunak yang dapat mendukung keamanan komputer. Sebut saja misalnya antivirus atau antimalware.
  • Melakukan edukasi secara aktif terhadap orang-orang di sekitar tentang bahayanya ransomware. Penting juga untuk memberikan peringatan agar tidak sembarang melakukan klik terhadap tautan yang mencurigakan.
  • Memantau secara berkala dengan sistem deteksi intrusi atau pemantauan perilaku. Apabila tidak begitu memahami terkait hal ini, dapat berkonsultasi dengan ahli teknologi dan informatika.

Demikian tadi pembahasan lengkap mengenai ransomware yang perlu untuk diketahui oleh seluruh masyarakat. Semoga informasi ini dapat membantu detikers mendapatkan gambaran lebih dekat mengenai ransomware.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads