Kemlu Siapkan Langkah Evakuasi WNI di Lebanon Antisipasi Serangan Israel

Kemlu Siapkan Langkah Evakuasi WNI di Lebanon Antisipasi Serangan Israel

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Kamis, 20 Jun 2024 15:37 WIB
Israel Serang Hizbullah di Lebanon
Israel Serang Hizbullah di Lebanon Foto: Reuters
Sleman -

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan mempersiapkan langkah mengevakuasi WNI yang berada di Lebanon. Hal itu menyusul niat Israel yang akan menyerang Lebanon untuk menumpas kelompok Hizbullah.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan untuk saat ini pihaknya masih terus memonitor situasi yang ada di Lebanon.

"Jadi terkait dengan perlindungan WNI di luar negeri khususnya mengantisipasi adanya eskalasi konflik di Timur Tengah, dapat kami sampaikan isu ini terus kita monitor dari dekat. Situasi yang ada di Timur Tengah terus kita monitor. Perwakilan RI yang ada di kawasan juga terus melakukan monitor," kata Judha kepada wartawan, Kamis (20/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Judha melanjutkan, Kemlu terus melakukan koordinasi dan bahkan telah mengadakan rapat khusus dengan kepala perwakilan dan para duta besar. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi rencana kontijensi (contingency plan) jika terjadi eskalasi situasi di sana.

Dia menjelaskan, dalam konflik sebelumnya, pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi terbatas menuju Beirut.

ADVERTISEMENT

"Dalam konteks tersebut dapat kami sampaikan sejak terjadinya konflik 7 Oktober tahun lalu dan kemudian juga terjadi konflik di Lebanon selatan antara Hizbullah dengan IDF. KBRI di Beirut telah menetapkan wilayah di Lebanon selatan sebagai Siaga 1 dan kemudian wilayah Beirut dan sekitarnya Siaga 2," ucapnya.

"Nah dalam konteks tersebut, dalam kasus sebelumnya kita sudah membantu warga negara kita untuk kita evakuasi terbatas menuju ke Beirut," imbuhnya.

Langkah serupa juga akan dilakukan jika situasi di Lebanon menjadi Siaga 1 atau telah mengancam jiwa WNI.

"Siaga 1 itu artinya situasi yang sudah mengancam jiwa bagi warga negara kita. Nah oleh karena itu kemudian langkah-langkah evakuasi akan segera kita lakukan. Apakah itu lokal menuju ke lokasi yang lebih aman ataupun ke Indonesia," bebernya.

Adapun berdasarkan data KBRI Beirut terdapat 217 WNI. Baik itu yang merupakan pekerja migran, mahasiswa, maupun mereka yang menikah dengan warga setempat.

"Total berdasarkan data lapor diri yang ada di KBRI Beirut ada 217 WNI yang tinggal di Lebanon mayoritas mereka pekerja migran dan mahasiswa yang sekolah di sana dan juga ada yang menikah dengan warga setempat," pungkasnya.

Sebelumnya, Hizbullah akan hancur jika terjadi 'perang total' dengan Israel. Ancaman itu dilontarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz.

Katz juga memperingatkan Lebanon akan terkena dampaknya jika perang total terjadi. Sebab, Lebanon menjadi markas Hizbullah,

Dikutip detikNews dari AFP pada Rabu (19/6), peringatan itu disampaikan Katz setelah Hizbullah mempublikasikan video berdurasi lebih dari sembilan menit, yang menunjukkan rekaman dari kamera drone yang diklaim diambil di wilayah Israel bagian utara, termasuk sebagian kota dan pelabuhan Haifa.

Untuk diketahui, hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, Israel dan Hizbullah saling serang lintas perbatasan. Hizbullah merupakan sekutu Hamas yang sedang berperang melawan Tel Aviv di daerah kantong Palestina.

"Kami sangat dekat dengan momen di mana kami akan memutuskan untuk mengubah aturan main terhadap Hizbullah dan Lebanon," kata Katz dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Israel pada Selasa (18/6) waktu setempat.

"Dalam perang total, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan terkena dampak parah," imbuhnya memperingatkan.




(apu/ahr)

Hide Ads