Pengasuh Ponpes Ungkap Asal Muasal Petasan yang Meledak di Sanden Bantul

Pengasuh Ponpes Ungkap Asal Muasal Petasan yang Meledak di Sanden Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 19 Jun 2024 14:58 WIB
Garis polisi terpasang di lokasi ledakan petasan di halaman asrama Al-Abror, Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Patihan, Gedangsari, Sanden, Bantul, Rabu (19/6/2024).
Garis polisi terpasang di lokasi ledakan petasan di halaman asrama Al-Abror, Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Patihan, Gedangsari, Sanden, Bantul, Rabu (19/6/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran menyebut jika petasan yang meledak merupakan hasil temuan santri di jalan saat pulang ke Ponpes. Oleh santri, petasan sempat disimpan di dalam almari.

Pengasuh Ponpes Hamalatul Quran, Abdus Salam menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta keterangan santri yang mengetahui kejadian tersebut. Menurutnya, peristiwa itu bermula saat sejumlah santri sedang pulang dari berkunjung kesalah satu pesantren lainnya.

"Dia cerita kalau posisi habis dzuhur pulang dari pesantren Wonoroto," katanya saat ditemui wartawan di Sanden, Bantul, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian sesudah itu saya tanya bersama siapa, dia jawab bersama temannya tiga orang dan saat perjalanan pulang itu di tengah jalan menemukan petasan," lanjut Salam.

Lebih lanjut, Salam lalu menanyai mereka mengenai alasan untuk membawa pulang petasan tersebut. Santri itu beralasan ingin mengamankannya.

ADVERTISEMENT

"Lalu saya tanya kenapa tidak dibiarkan saja, dan dia bilang saya ingin mengamankan saja. Nah, setelah sampai di pesantren petasan ditaruh dia di salah satu almari yang ada di luar asrama," ujarnya.

Salam mengungkapkan, santri bernama Irsyad itu sebenarnya berniat untuk memusnahkan petasan itu. Namun, saat menelepon keluarganya pukul 16.45 WIB, Salam menyebut jika Irsyad mendengar suara keras dari luar asrama.

"Maksud Irsyad menaruh petasan di almari itu untuk menyembunyikan petasan dan selanjutnya musnahkan dengan cara disiram dengan air. Kemudian begitu sore hari, tepatnya saat Irsyad telepon keluarganya mendengar suara ledakan dari luar," ucapnya.

Kertas dan tungku yang masih ada di lokasi ledakan petasan di halaman asrama Al-Abror, Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Patihan, Gedangsari, Sanden, Bantul.Kertas dan tungku yang masih ada di lokasi ledakan petasan di halaman asrama Al-Abror, Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Quran, Patihan, Gedangsari, Sanden, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Salam menyebut ada empat santri yang terkena ledakan tersebut. Semuanya kini telah menjalani perawatan di rumah sakit.

"Saya juga tanya siapa yang ada di sekitar situ (lokasi ledakan petasan), jawabannya ada empat santri," katanya.

Salam menilai apa yang terjadi kemarin merupakan suatu musibah. Salam juga telah memberi edukasi kepada para santrinya agar tidak bermain petasan.

Sementara itu, kini lokasi ledakan petasan itu dipasangi garis polisi yang membentuk persegi. Pantauan detikJogja, Rabu (19/6/2024), masih tampak tungku, bungkus mi instan, dan kertas tulis berserakan di lokasi kejadian.

Suasana di asrama pun tampak lengang. Beberapa santri terlihat tengah duduk di luar asrama.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, mengatakan bahwa pemasangan garis polisi sudah berlangsung sejak Selasa (18/6/2024) malam. Jeffry juga belum bisa menentukan kapan polisi melepas garis tersebut.

"Iya, memang lokasi kejadian dipasangi garis polisi. Karena saat ini masih penyidikan dan untuk korban kan juga belum bisa dimintai keterangan," katanya kepada detikJogja, Rabu (19/4/2024).

Sebelumnya diberitakan, empat orang santri mengalami luka-luka usai menyalakan petasan di halaman salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Patihan, Gadingsari, Sanden, Bantul. Petasan itu ditemukan oleh salah satu santri di jalan lalu dibawa ke ponpes tersebut.




(cln/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads