Keutamaan Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah Lengkap dengan Bacaan Niatnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 14 Jun 2024 11:01 WIB
Ilustrasi puasa tarwiyah (Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid)
Jogja -

Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dalam kalender Islam dan pada beberapa hari di antaranya dianjurkan untuk menunaikan ibadah puasa sunnah. Salah satunya adalah puasa Tarwiyah yang bertepatan pada 8 Dzulhijjah. Lalu, apa keutamaan puasa Tarwiyah?

Dirujuk dari buku Panduan Praktis Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa, umat Islam dianjurkan banyak berpuasa pada hari-hari awal Dzulhijjah. Keterangan itu tercantum dalam hadits berikut:

أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَتِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الشَّهْرِ

Artinya: "Adalah Nabi puasa Asyura, sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan." (HR An-Nasa'i no 2372, Ahmad no 271, dan Baihaqi no 284)

Lebih lanjut, berdasar uraian dalam buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah oleh Hanif Luthfi Lc MA, istilah tarwiyah berasal dari kata Arab tarawwa yang artinya membawa bekal air. Sebab, pada 8 Dzulhijjah, jemaah haji akan minum, memberi minum untanya, serta membawa air dalam wadah.

Tahun ini, 8 Dzulhijjah bertepatan pada Sabtu, 15 Juni 2024 sebagaimana tertera dalam Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama. Sebelum menunaikannya, umat Islam dianjurkan untuk mengetahui dahulu apa keutamaan puasa Tarwiyah dan bacaan niatnya.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Masih mengutip dari buku yang telah disebutkan, terdapat sebuah hadits yang menjelaskan tentang keutamaan puasa Tarwiyah sebagai berikut:

مَنْ صَامَ الْعَشْرَ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ صَوْمُ شَهْرٍ ، وَلَهُ بِصَوْمٍ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ سَنَةٌ ، وَلَهُ بِصَوْمٍ يَوْمِ عَرَفَةَ سَنَتَانِ

Artinya: "Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun."

Hadits di atas berasal dari Ali al-Muhairi dari at-Thibbi dari Abu Sholeh dari Ibnu Abbas RA. Namun, para ulama menegaskan bahwa hadits ini palsu. Ibnul Jauzi berkata,

وهذا حديث لا يصح . قَالَ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ : الطبي كذاب . وَقَالَ ابْن حِبَّانَ : وضوح الكذب فيه أظهر من أن يحتاج إلى وصفه

Artinya: "Hadits ini tidak shahih. Sulaiman at-Taimi mengatakan, 'at-Thibbi seorang pendusta'. Ibnu Hibban menilai, 'at-Thibbi jelas-jelas pendusta. Sangat jelas sehingga tidak perlu dijelaskan.'"

Imam As-Syaukani juga memberikan pendapat serupa,

رواه ابن عدي عن عائشة مرفوعاً ولا يصح وفي إسناده : الكلبي كذاب

Artinya: "Hadits ini disebutkan oleh Ibn Adi dari Aisyah secara marfu'. Hadits ini tidak shahih, dalam sanadnya terdapat perawi bernama al-Kalbi, seorang pendusta." (Al-Fawaid al-Majmu'ah 1/45)

Hadits dengan makna sama dapat ditemukan dalam laman NU Online. Redaksinya adalah sebagai berikut:

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya: "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abus Syaikh al-Ishfahani dan Ibnu Najar)

Namun, hadits di atas juga tidak dapat dijadikan dasar untuk mengamalkan puasa Tarwiyah karena adanya perawi bermasalah. Adapun jika ingin mengerjakan puasa ini, detikers harus mendasarinya dengan hadits yang berisi anjuran untuk berpuasa pada hari-hari awal Dzulhijjah. Wallahu a'lam.

Bacaan Niat Puasa Tarwiyah

Sebagian ulama menghukumi sunnah urusan membaca niat puasa. Sebagian lainnya menyatakan hal tersebut tidak disyariatkan dan niat cukuplah dalam hati saja. Jika detikers mengikuti pendapat melafalkan niat, ini niat puasa Tarwiyah diambil dari laman NU Jawa Barat:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'ala."

Waktu Berniat Puasa Tarwiyah

Disadur dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karangan Hari Ahadi, puasa sunnah memiliki dua kategori. Keduanya adalah:

  1. Puasa sunnah yang tidak terikat dengan waktu khusus.
  2. Puasa yang pelaksanaannya terikat dengan waktu tertentu. Misalnya puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan Asyura pada 10 Muharam.

Untuk puasa golongan kedua, seseorang harus berniat dari malam atau sebelum subuh. Jika tidak melakukan yang demikian, puasanya tetap sah, tetapi ia tidak mendapatkan keutamaannya. Sebab, ia tidak teranggap puasa sehari (dari masuk subuh sampai matahari terbenam).

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata,

أن النفل المقيد كالفرض، يعنى مثلا: إنسان يريد أن يصوم ستة أن ينويها أيام من شوال في فلا بد أن ينويها من : قبل الفجر، ولا في أثناء النهار، ولو صح النفل المطلق يصح أن ينم

Artinya: "Puasa sunnah yang tertentu waktunya memiliki hukum yang sama seperti puasa wajib (yaitu harus berniat dari malam/sebelum subuh). Jadi umpamanya, seseorang ingin berpuasa enam di bulan Syawal, maka dia harus berniat dari sebelum subuh. Tidak sah (puasa enamnya) jika dia baru berniat di waktu siang, meskipun sah sebagai puasa sunnah yang tidak terikat."

Kesimpulannya, untuk mengerjakan puasa Tarwiyah, detikers mesti berniat sejak malam atau sebelum subuh. Wallahu a'lam bish-shawab.

Itulah penjelasan lengkap seputar keutamaan puasa Tarwiyah dan bacaan niatnya. Jangan sampai terlewat tanggalnya, ya, detikers!



Simak Video "Video Wamenbud Giring soal Masalah Event-Konser RI: Sedang Cari Titik Temu"

(par/sip)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork