Saat dihadapkan pada pilihan yang sulit, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam untuk mengerjakan sholat istikharah. Ada pula yang menganjurkan mencari jawaban dari Al-Quran agar hasil sholat istikharah lebih mantap. Berikut ini cara menemukan jawaban istikharah dari Al-Quran.
Dikutip dari Jurnal Spiritualita berjudul "Pergeseran Pemahaman Konsep Istikharah dari Bertanya Menuju Berserah Diri" oleh Ibnu Hajar Ansori, secara bahasa, istikharah artinya mencari pilihan. Sementara secara istilah, istikharah adalah memohon dipilihkan yang terbaik dan lebih utama atas suatu perkara saat dihadapkan dengan pilihan.
Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, dasar hukum sholat istikharah adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah RA sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Artinya: "Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur'an. Beliau berkata: "Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah...". (HR. al-Bukhari)
Sebagai informasi, terdapat dua ijazah yang menjelaskan mengenai istikharah dan menemukan jawabannya melalui Al-Quran. Bagaimana caranya? Simak uraian selengkapnya di bawah ini.
Cara Istikharah dengan Al-Quran Versi Ijazah KH Sujadi
Dikutip dari NU Online, KH Sujadi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, pernah memberikan ijazah amalan ini. KH Sujadi mengambil landasan dari surat Al-An'am ayat 59 yang berbunyi:
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Tata caranya adalah:
- Kerjakan sholat istikharah sebagaimana telah diajarkan Rasulullah.
- Membaca surat Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW, Nabi Khidir, dan shahibul ijazah.
- Membaca 7 kali surat Al-An'am ayat 59.
- Buka Al-Quran secara acak satu kali.
- Dari halaman yang terbuka, buka lagi tujuh halaman Al-Quran ke depan.
- Pada halaman tersebut, bacalah baris ketujuhnya.
Pada baris ketujuh inilah akan ditemukan jawaban dari istikharah yang dilakukan. Jika ingin lebih menguatkan, dapat mengulangi sholat istikharah dan ijazah di atas kembali.
"Bisa jadi kita bakal menemukan ayat yang akan menguatkan ayat sebelumnya. Ketika jawabannya tidak maka akan lebih tidak lagi. Ketika iya maka akan lebih mengiyakan lagi," kata KH Sujadi, dikutip detikJogja dari laman NU Online, Senin (3/6/2024).
KH Sujadi juga mengingatkan bahwa apa pun jawaban yang ditemukan harus dikembalikan kepada Allah SWT. Sebab, hanya Allah-lah yang berhak menentukan takdir manusia. Wallahu a'lam bish-shawab.
Cara Istikharah dengan Al-Quran Versi Ijazah Habib Muhammad Muthohar
Masih dirangkum dari sumber yang sama, ada ijazah lainnya yang bersumber dari Habib Muhammad Muthohar. Tata caranya adalah:
- Sholat istikharah 2 rakaat dengan rakaat pertama membaca Al-Kafirun, sedangkan rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas.
- Membaca doa istikharah yang diajarkan Rasulullah selepas sholat.
- Membuka Al-Quran seterbukanya.
- Hitung jumlah huruf kha dan syin. Kha berarti khair atau baik, sedangkan syin berarti syar atau buruk.
Habib Muhammad juga menjelaskan jika jumlah huruf kha lebih banyak, maka seorang muslim dapat melanjutkan apa yang dibingungkannya. Sebaliknya, jika huruf syin lebih banyak, disarankan untuk meninggalkan perkara tersebut.
Hukum Istikharah dengan Al-Quran
Dikutip dari laman Ma'had Aly Situbondo, perlu dicatat bahwa Nabi Muhammad SAW hanya mengajarkan satu jenis istikharah, yakni melalui sholat. Untuk istikharah dengan Al-Quran, para ulama berbeda pendapat.
Di antara yang membolehkan praktik istikharah dengan Al-Quran adalah Imam Husain bin Yahya al-Zandawisti dari kalangan Imam Hanafi. Senada dengan Imam Husain bin Yahya al-Zandawisti, Syaikh Ismail al-Haqqi dalam kitab tafsirnya juga menyatakan bolehnya melakukan hal tersebut.
Sementara itu, berdasarkan uraian dalam laman Mufti of Federal Territory's Office Malaysia, mazhab Syafi'i menghukumi perbuatan ini sebagai perkara makruh. Pendapat ini diungkapkan oleh Imam Syihabbuddin al-Ramli dengan mengutip pandangan al-Damiri sebagai berikut:
قَالَ الدَّمِيرِي وَأَمَّا أَخْذُ الْفَالِ مِنْهُ فَجَزَمَ ابْنُ الْعَرَبِي وَالطُّرْطُوشِيُّ وَالْقَرَافِيُّ الْمَالِكِيُّونَ بِتَحْرِيمِهِ وَأَبَاحَهُ ابْنُ بَطَّةَ مِنْ الْحَنَابِلَةِ وَمُقْتَضَى مَذْهَبِنَا كَرَاهَتُهُ
Artinya: "Imam al-Damiri berkata, adapun melakukan al-Fal (mengharap untuk mendapat kebaikan terhadap sesuatu perkara) daripada al-Quran, Ibnu 'Arabi, al-Turtusyi dan al-Qurafi dari mazhab Maliki memutuskan dengan mengharamkannya. Menurut Ibnu Battah dari kalangan mazhab Hanbali mengharuskannya. Sedangkan dari kalangan mazhab kami (Mazhab al-Syafi'i) hukumnya adalah makruh."
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Syaikh Sa'id Ba'ali dalam kitabnya, Syarh al-Muqaddimah al-Hadramiyyah bi Syarh Masail al-Ta'lim.
وكره مسه بجزء طاهر من عضو متنجس، وقراءته بفم متنجس، ولبس ما كتب عليه، وأخذ الفأل منه
Artinya: "Makruh menyentuhnya (al-Quran) dengan anggota yang suci dalam masa yang sama sebahagian dari anggota badan yang lain bernajis, membacanya (al-Quran) dengan mulut yang kotor dan memakai pakaian yang ditulis ayatnya dan mengambil al-Fa'lu (mengharap untuk mendapat kebaikan terhadap sesuatu perkara) daripadanya."
Terkait pendapat yang benar, mari kita kembalikan kepada hukum-hukum Allah SWT dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian penjelasan tentang cara menemukan jawaban istikharah dari Al-Quran, lengkap dengan hukumnya.
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030