20 Sifat Wajib Allah dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Arti dan Dalilnya

20 Sifat Wajib Allah dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Arti dan Dalilnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 27 Mei 2024 18:24 WIB
muslim woman holding a golden paper  with Arabic calligraphy of Allah (Islamic God)
Ilustrasi sifat wajib bagi Allah SWT Foto: Getty Images/iStockphoto/ninitta
Jogja -

Memeluk agama Islam artinya wajib memercayai kesempurnaan Allah SWT. Allah SWT memiliki banyak sifat-sifat yang menunjukkan kesempurnaannya. Di antaranya yang diketahui adalah 20 sifat wajib Allah.

Dalam buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, sifat wajib Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah SWT, sebagai bentuk kesempurnaannya. Sifat-sifat ini hanya ada pada Allah SWT dan tidak dapat ada satu pun yang menyamai atau menyerupainya.

Apakah sifat wajib Allah SWT hanya 20? Dikutip dari situs NU Online, 20 sifat wajib Allah ini tidak membatasi kesempurnaan-Nya. Imam as-Sanusi dalam Syarh Umm al-Barahain menjelaskan:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ص) )فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُوْنَ صِفَةً( (ش) أَشَارَ بِمِنْ التَّبْعِيْضِيَّةِ إِلَى أَنَّ صِفَاتِ مَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ الْوَاجِبَةَ لَهُ لَا تَنْحَصِرُ فِيْ هَذِهِ الْعِشْرِيْنَ، إِذْ كَمَالَاتُهُ تَعَالَى لَا نِهَايَةَ لَهَا، لَكِنْ الْعَجْزُ عَنْ مَعْرِفَةِ مَا لَمْ يَنْصُبْ عَلَيْهِ دَلِيْلٌ عَقْلِيٌّ وَلَا نَقْلِيٌّ لَا نُؤَاخِذُ بِهِ بِفَضْلِ اللهِ تَعَالَى

Artinya: "Kitab Asal (Umm al-Barahain) berisyarat dengan huruf مِنْ tab'idiyah untuk menunjukkan, bahwa sifat-sifat Allah-Jalla wa 'Azza-tidak terbatas pada 20 sifat ini, sebab kesempurnaan-Nya tidak terbatas, namun ketidakmampuan mengetahui sifat-sifat yang tidak terjelaskan oleh dalil 'aqli dan naqli membuat kita tidak disiksa karenanya, berkat anugerah Allah Ta'ala."

ADVERTISEMENT

Seorang muslim mesti mengimani sifat-sifat ini dengan berdasarkan petunjuk dan dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits. Lalu, apa saja 20 sifat wajib Allah SWT? Ini uraian lengkapnya.

Klasifikasi 20 Sifat Wajib Allah SWT yang Diketahui

Dirujuk dari buku Belajar Aqidah Akhlak karya Muhammad Asroruddin Al-Jumhuri, para ulama kalam mengkategorikan 20 sifat wajib Allah yang diketahui ke dalam empat kelompok. Keempatnya adalah:

1. Sifat Nafsiyah

Merupakan sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Sifat nafsiyah hanya ada satu, yakni wujud (ada).

2. Sifat Salbiyah

Sifat salbiyah adalah sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya. Dalam kelompok ini, ada lima sifat wajib Allah, yakni Qidam, Baqa', Mukhalafatuhu lil Hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, dan Wahdaniyah.

3. Sifat Ma'ani

Berikutnya adalah sifat Ma'ani yang terdiri atas tujuh sifat wajib, yakni Qudrat, Iradat, 'Ilmu, Hayat, Sama', Bashar, dan Kalam. Sifat Ma'ani adalah sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah SWT.

4. Sifat Ma'nawiyah

Sama seperti sifat Ma'ani, sifat Ma'nawiyah berjumlah tujuh. Sebab, sifat Ma'nawiyah adalah kelaziman dari sifat Ma'ani. Sifat wajib Allah SWT yang masuk dalam kelompok ini adalah Qadiran, Muridan, 'Aliman, Hayyan, Sami'an, Bashiran, dan Mutakalliman.

20 Sifat Wajib Allah dan Dalilnya

1. Wujuud (وجود )

Wujuud artinya ada. Keberadaan Allah tidak bergantung dengan keberadaan lainnya. Allah ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan-Nya. Oleh karena itu, Wujuud adalah sifat wajib Allah sebagai bukti bahwa ia merupakan pencipta seluruh semesta alam dan isinya.

Dalil dari sifat ini tertera dalam surat As-Sajdah ayat 4. Ini redaksinya diambil dari Quran Kementerian Agama:

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ

Artinya: "Allah adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy. Bagimu tidak ada seorang pun pelindung dan pemberi syafaat selain Dia. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?"

2. Qidam (قدام)

Sebagai seorang pencipta, Allah mesti ada terlebih dahulu. Karena itu, Qidaam yang berarti terdahulu masuk dalam sifat wajib Allah. Akal sehat manusia dapat mengerti bahwa alam ini ada karena ada dzat yang menciptakannya, yakni Allah SWT.

Dalil dari sifat Qidaam adalah surat Al-Hadid ayat 3 yang berbunyi:

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya: "Dialah Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zahir, dan Maha Batin. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

3. Baqa' (بقاء)

Baqa' artinya kekal. Setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT pasti memiliki titik akhir berupa kematian. Sebagai contoh, manusia akan terus tumbuh hingga akhirnya berpangkal pada kematian. Hal ini tidak berlaku untuk Allah SWT sebagai dzat yang kekal. Ia tetap, kekal, dan tidak berubah.

Dalam surat Al-Qasas ayat 88, tertera dalil sifat Baqa' sebagai berikut:

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ

Artinya: "Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."

4. Mukhalafatuhu lil Hawaditsi (مخالفة للحوادث)

Sifat wajib keempat Allah SWT ini artinya berbeda dengan makhluk-Nya. Contoh sederhananya, biarpun manusia dapat membuat robot tiruan, bentuknya tidak akan sempurna ataupun mirip dengan manusia pembuatnya.

Dalilnya tercantum dalam surat Asy-Syura ayat 11:

فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: "(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

5. Qiyamuhu Binafsihi (قيامه بنفسه)

Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri. Sifat ini menjelaskan Allah SWT yang tidak membutuhkan bantuan apa pun dari siapa pun. Ia tidak bergantung kepada selain-Nya. Bahkan, kepada Allah-lah tempat bergantung segala hal yang ada.

Manusia tidak mungkin memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi, sebab, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan antara satu dengan lainnya. Dalil sifat Qiyamuhu Binafsihi ada dalam surat Al-Ankabut ayat 6:

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan), sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta."

6. Wahdaniyah (وحدانية)

Wahdaniyah artinya Maha Esa atau wahid atau satu. Allah adalah yang Maha Esa, baik dari segi sifat, dzat, maupun perbuatan-Nya. Adanya keteraturan dalam alam semesta yang diatur oleh satu tuhan, yakni Allah SWT, membuktikan sifat Wahdaniyah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 22:

لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ

Artinya: "Seandainya pada keduanya (langit dan bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik ʻArasy, dari apa yang mereka sifatkan."

7. Qudrat (قدرة)

Qudrat artinya adalah kuasa. Hadirnya alam semesta yang begitu rumit dan kompleks adalah bukti konkrit kekuasaan Allah SWT. Di balik teraturnya segala kerumitan alam semesta, ada Allah SWT yang berkuasa mengatur segala sesuatunya.

Landasan adanya sifat Qudrat adalah surat Al-Ahzab ayat 27 sebagai berikut:

وَاَوْرَثَكُمْ اَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ وَاَرْضًا لَّمْ تَطَـُٔوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا ࣖ

Artinya: "Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah, harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak. Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu."

8. Iradaat (إِردة)

Iraadat artinya berkehendak. Kehendak Allah SWT bersifat bebas, tidak ada yang bisa melarang, mengatur, atau memerintah-Nya. Pun, keadaan mendesak ataupun ketidaksengajaan juga tidak bisa memaksa kehendak Allah.

Dalam surat Al-An'am ayat 73, Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ وَيَوْمَ يَقُوْلُ كُنْ فَيَكُوْنُۚ قَوْلُهُ الْحَقُّۗ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِۗ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ

Artinya: "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar). (Sungguh benar ketetapan-Nya) pada hari (ketika) Dia berkata, "Jadilah!" Maka, jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Teliti."

9. 'Ilmu (علم)

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ilmu artinya mengetahui. Pengetahuan yang dimiliki Allah SWT bersifat menyeluruh dan tak terbatas. Allah mengetahui segala hal yang ada dalam alam semesta, baik yang tersembunyi ataupun tampak.

Sifat satu ini tertera dengan gamblang dalilnya dalam surat Al-An'am ayat 59 yang berbunyi:

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: "Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuz)."

10. Hayat (حياة)

Sifat wajib Allah SWT yang berikutnya adalah hayat (hidup). Meskipun begitu, perlu dipahami bahwa "hidup" nya Allah berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaannya. Jika makhluk-makhluknya butuh makan, oksigen, dan minum untuk hidup, Allah tidak memerlukannya.

Dalam Al-Quran, ada banyak dalil tentang sifat Hayat, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang berbunyi:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

11. Sama' (سَمَعٌ)

Menurut definisi dari kamus Almaany, sama' artinya mendengar. Allah SWT sebagai zat yang Maha Mendengar, dapat menangkap semua bunyi, yang keras maupun pelan, maupun yang jelas ataupun samar. Perlu dicatat bahwa pendengaran Allah SWT tidaklah sama dengan manusia yang butuh alat pendengaran seperti telinga.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 127, Allah SWT berfirman:

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Artinya: "(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

12. Bashar (بَصَرٌ)

Bashar artinya melihat. Allah SWT memiliki pandangan dan pengawasan yang berbeda dengan makhluk-makhluk-Nya. Ia dapat melihat sesuatu yang tersembunyi dan tidak akan luput satu kali pun.

Dalil sifat wajib ini termaktub dalam surat Al-Maidah ayat 71 yang bunyinya:

وَحَسِبُوْٓا اَلَّا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ فَعَمُوْا وَصَمُّوْا ثُمَّ تَابَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ عَمُوْا وَصَمُّوْا كَثِيْرٌ مِّنْهُمْۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: "Mereka mengira bahwa tidak akan terjadi fitnah (azab akibat dosa-dosa mereka). Oleh karena itu, mereka menjadi buta dan tuli. Setelah itu Allah menerima tobat mereka, kemudian banyak di antara mereka buta dan tuli (lagi). Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan."

13. Kalam (كِلَامٌ)

Sifat Kalam artinya berkata-kata atau berfirman. Dengan sifat ini, Allah SWT berkomunikasi dengan makhluk-makhluk-Nya, seperti para nabi dan malaikat-malaikat. Bahasa yang digunakan Allah SWT disebut dengan kalamullah (perkataan Allah).

Dalilnya terpampang dalam surat Asy-Syura ayat 51:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ

Artinya: "Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."

14. Qadiran (قَادِرًا)

Qadiran artinya Maha Kuasa. Allah adalah dzat yang berkehendak dan berkuasa atas apa pun di dunia ini. Tidak ada seorang pun yang dapat membatasi kuasanya.

15. Muridan (مُرِیدًا)

Sifat wajib Allah SWT berikutnya adalah Muridan yang berarti Maha Berkehendak. Sebagaimana diyakini oleh setiap muslim, Allah SWT berkehendak atas segala suatu yang ada. Kehendaknya tidak terbatas dan tidak bisa dipaksakan.

16. 'Aliman (عَالِمًا)

'Aliman artinya Maha Mengetahui. Allah SWT sebagai tuhan yang menciptakan segala sesuatunya mengetahui tentang apa pun di dunia ini. Tidak ada suatu pun yang ada, melainkan Allah SWT mengetahuinya.

17. Hayyan (حَيًّا)

Hayyan terkategori dalam kelompok sifat wajib Allah yang ma'nawiyah. Sifat satu ini tidak bisa dilepaskan dari sifat Hayat (hidup). Arti hayyan adalah Maha Hidup. Allah SWT merupakan dzat yang Maha Hidup dan abadi.

18. Sami'an (سَمِيْعًا)

Sami'an artinya Maha Mendengar. Allah SWT dapat mendengar segala sesuatu, yang jelas maupun tidak, yang keras maupun pelan.

19. Bashiran (بَصِيْرًا)

Sifat wajib Allah SWT ini artinya Maha Melihat. Allah SWT dapat melihat apa pun yang ada di dunia ini. Tidak ada satu pun kejadian yang akan luput dari pengawasan dan penglihatannya.

20. Mutakalliman (ﻣُﺘَﻜَﻠِّﻤًﺎ)

Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata atau berfirman. Bukti nyata adanya sifat ini adalah Al-Quran Kariim yang berisi perkataan-perkataan Allah SWT.

Sifat-sifat Mustahil Allah

Ada sifat wajib, ada juga sifat mustahil untuk Allah SWT. Menurut penjelasan dalam buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X karya H Aminudin dan Harjan Syuhada, sifat mustahil adalah sifat yang hanya dimiliki oleh makhluk Allah.

Sifat mustahil adalah segala sifat yang berlawanan dengan sifat wajib bagi Allah. Sifat ini tidak mungkin ada pada Allah SWT. Jumlahnya ada 20 sebagai kebalikan dari sifat wajib Allah. Ini daftarnya:

  1. Adam (tidak ada)
  2. Hudus (baru)
  3. Fana (rusak)
  4. Mumasalatu lil Hawaditsi (serupa dengan makhluk)
  5. Ihtiyaju li Gairihi (membutuhkan yang lain)
  6. Ta'addud (berbilang)
  7. 'Ajzun (lemah)
  8. Karahah (terpaksa)
  9. Jahlun (bodoh)
  10. Mautun (mati)
  11. Summun (tuli)
  12. 'Umyun (buta)
  13. Bukmun (bisu)
  14. 'Ajizan (maha lemah)
  15. Mukrahan (maha terpaksa)
  16. Jahilan (maha bodoh)
  17. Mayyitan (maha mati)
  18. Asamma (maha tuli)
  19. A'ma (maha buta)
  20. Abkama (maha bisu)

Nah, demikianlah 20 sifat wajib Allah dalam bahasa Arab lengkap dengan arti dan dalilnya. Semoga penjelasannya bermanfaat, ya!




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads