Dishub DIY Buat Rekayasa Lalin-Ramp Check Bus Wisata Saat Libur Panjang Waisak

Ilustrasi Bus — Ilustrasi bus. Foto: Dok. Shutterstock

Jogja -

Pada libur panjang Waisak ini, Dinas Perhubungan (Dishub) DIY melakukan rekayasa lalu lintas dan ramp check pada bus wisata guna meminimalisir kecelakaan. Utamanya di destinasi wisata rawan kecelakaan di Gunungkidul.

Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dishub DIY, Sumaryoto menjelaskan rekayasa lalin yang pihaknya terapkan yakni melarang bus wisata yang hendak turun dari Patuk ke Imogiri.

"Turun nggak boleh, kalau naik masih boleh," jelas Sumaryoto saat dihubungi wartawan, Jumat (24/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belajar dari kejadian di Bukit Bego beberapa bulan lalu yang korbannya cukup banyak. Sekarang kami sudah memasang rambu dari mulai Patuk, kemudian Tugu Terong, sampai di Seribu Batu, Songgo langit itu kita pasang rambu bis dilarang turun, dilarang melanjut ke Imogiri," imbuhnya.

Oyot, sapaannya, melanjutkan, kebijakan ini sudah mulai dilakukan saat periode libur Lebaran tahun ini. Menurutnya, ia sempat memutarbalikkan bus yang hendak turun ke Imogiri.

"Masih (ada yang lewat), kalau ndak dijaga pelanggaran masih. Kalau long weekend gini pasti ada (petugas jaga)," jelasnya.

Selain melakukan rekayasa lalin, Oyot menyebut pihaknya bersama jajaran kepolisian juga melakukan ramp check pada bus wisata pada long weekend ini. Hasilnya, beberapa bus tak memenuhi persyaratan.

"Kemarin jam 3 (sore) di (TKP) Abu Bakar Ali, (TKP) Senopati. Kemudian secara mobile kami ke destinasi (wisata) terutama daerah rawan kecelakaan," ungkap Oyot.

"Hari ini teman-teman menemukan beberapa Bus yang tidak dilengkapi izin angkutan, maupun KIR-nya mati juga ada. Cuma kalau data masih dalam rekap," sambungnya.

Lebih lanjut Oyot menerangkan, terhadap bus yang tak memiliki persyaratan lengkap pihaknya hanya melakukan imbauan dan pembinaan. Ramp check ini akan terus dilakukan hingga hari Minggu (26/5).

"Kalau ramp check dengan jajaran kepolisian, kita tilang. Kalau ramp check mobile karena personelnya cuma 4 orang kami tidak bisa (menindak), hanya melakukan edukasi dan pembinaan saja," pungkasnya.