Analisis Pakar UGM soal NasDem Merapat ke Prabowo

Analisis Pakar UGM soal NasDem Merapat ke Prabowo

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Jumat, 26 Apr 2024 13:41 WIB
Saling Rangkul, Prabowo-Surya Paloh Sepakat Kerja Sama untuk Rakyat
Prabowo Subianto dan Surya Paloh. Foto: Pradita Utama
Sleman -

Partai NasDem menyatakan bersepakat untuk bekerja sama dengan calon presiden terpilih Prabowo Subianto. Pakar politik UGM Arya Budi menilai bergabungnya NasDem akan segera diikuti oleh partai pengusung Anies-Muhaimin lainnya.

"Pertama NasDem sudah clear kemarin pernyataan, PKB itu juga tinggal pernyataan yang lebih eksplisit ya walaupun Cak Imin sudah menyampaikan sudah jelas. PKS juga bahasa politiknya punya potensi untuk merapat," kata Arya saat dihubungi wartawan, Jumat (26/4/2024).

Arya melihat, Prabowo ingin mencoba menguasai partai yang lolos ke Senayan. Dia menilai, langkah Prabowo mengamankan dukungan di DPR untuk melancarkan agenda politik ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bergabungnya NasDem kemarin secara eksplisit itu sudah cukup sebenarnya Prabowo, disebutnya dengan minimal winning coalition atau pemenang secara efektif. Cuma Prabowo sepertinya ingin menguasai seluruh partai politik yang lolos di DPR RI di Senayan. Sehingga dia merasa mempunyai kontrol terhadap agenda politik dia nanti," ujarnya.

Akan tetapi, dengan koalisi yang semakin gemuk, menurut Arya tidak akan menjamin pemerintahan berjalan smooth.

ADVERTISEMENT

"Tapi sekali lagi itu tidak menjamin bahwa pemerintahan akan berjalan efektif karena koalisi yang gemuk itu akan menciptakan konsolidasi yang lebih merepotkan daripada yang efektif tadi," ujarnya.

Alasannya, lanjut Arya, karena justru nanti akan ada pertarungan antarpartai terjadi di dalam tubuh koalisi. Itu yang kemudian harus diwaspadai Prabowo-Gibran.

"Bisa jadi misalnya masuknya NasDem, PKB, yang secara kursi itu lebih besar, lebih punya bargaining dibanding misalnya PAN dan Demokrat, itu mengubah pola bargaining politik, relasi antarpartai di dalam koalisi yang ada," ujarnya.

Di sisi lain, dengan kondisi politik saat ini, Arya belum melihat parpol yang benar-benar akan menjadi oposisi. Walaupun, untuk saat ini PDIP yang disebut akan menjadi oposisi.

"Itu pun jika PDIP benar-benar oposisi, kita tidak tahu, jangan-jangan dia di luar pemerintah tapi sebenarnya dia menyetujui program-program pemerintah tanpa narasi kritik yang jelas," ucapnya.

Oposisi yang minimal, kata Arya, itu juga menciptakan pemerintahan yang cenderung otoritarian. Legislatif yang punya fungsi check and balances terhadap eksekutif pun bisa luntur.

"Kalau legislatif itu dia menari di bawah genderang eksekutif, dia tidak mempunyai fungsi legislatif terkait dengan sistem pengawasan, kemudian nanti ada budgeting dan seterusnya, karena dia hanya menjadi stempel dari eksekutif," ujarnya.

Sebelumnya, dilansir detikNews, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh bertemu di Kertanegara. Mereka sepakat untuk menjalin kerja sama.

"Langkah-langkah selanjutnya komunikasi telah berjalan terus-menerus secara intensif antara Pak Surya Paloh, antara rekan-rekan yang ditunjuk oleh beliau dan dari pihak kami, dari Partai Gerindra pertemuan dan komunikasi yang intens dan yang cukup produktif," ujar Prabowo dalam konferensi pers di rumah dinasnya, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).

Mereka bersepakat untuk menjalin kerja sama. Kerja sama ini dikatakan untuk kepentingan rakyat Indonesia.

"Sehingga hari ini terjadi sesuatu bisa dikatakan pertemuan yang efektif dan produktif kita sepakat bahwa kita akan kerja sama, untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat Indonesia," ujar Prabowo.




(rih/dil)

Hide Ads