Pemkab Gunungkidul masih berkoordinasi mengenai penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus antraks. Sementara Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat dua warga suspek antraks menjalani perawatan di RSA UGM dan tiga hewan ternak dinyatakan positif antraks.
"Terkait KLB tentu kita koordinasikan lebih lanjut karena kebijakan KLB memang salah satu bentuk kebijakan yang harus dipertimbangkan dari berbagai aspek," jelas Sekda Gunungkidul Sri Suhartanta kepada wartawan saat ditanya mengenai kebijakan KLB, Kamis (14/3/2024).
Suhartanta mengatakan pihaknya masih belum mengambil keputusan terkait KLB tersebut. Saat ini, Suhartanta menjelaskan Pemkab masih berfokus ke penanganan di lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira itu (KLB) sebagai masukan tapi kita belum melangkah ke sana. Kita koordinasikan terlebih dahulu sejauh mana kejadian antraks terjadi. Kita cermati kembali apakah kita akan ambil kebijakan itu," jelasnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menerangkan hingga kini terdapat 19 warga asal Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, yang bergejala antraks. Dua di antaranya, Dewi menyebutkan menjalani rawat inap di RSA UGM usai dirawat di RSUD Prambanan.
"16 orang itu mengeluh diare dan demam, tiga orang itu di kulit yang lukanya khas antraks," jelasnya.
Meski begitu, Dewi menerangkan kondisi warga suspek antraks tersebut berangsur membaik. Dewi menjelaskan pihaknya sudah memberi antibiotik kepada 56 warga yang terpapar hewan mati positif antraks di Padukuhan Kayoman.
"Yang penting kita edukasi bahwa obat yang diberikan itu diminum. Karena dulu di masa yang lalu itu tidak diminum karena sudah tidak mengalami diare," pungkasnya.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi