Urap Hajatan di Gunungkidul Berujung 110 Warga Keracunan

Terpopuler Sepekan

Urap Hajatan di Gunungkidul Berujung 110 Warga Keracunan

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 10 Mar 2024 09:42 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan massal. (Foto: Dok.Detikcom)
Jogja -

Sebanyak 110 warga diduga keracunan usai menyantap bingkisan dari hajatan yang digelar di rumah salah satu warga Padukuhan Kalitekuk, Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin, Gunungkidul. Diduga keracunan dipicu oleh urap yang terdapat dalam bingkisan tersebut.

Gegara Bingkisan Hajatan

Lurah Kalitekuk, Waluya, mengatakan dugaan keracunan massal itu terjadi setelah warga menghadiri hajatan di salah satu rumah warga di Padukuhan Kalitekuk pada Selasa (5/3) malam. Sepulang dari hajatan itu, warga mendapat bingkisan isi nasi lauk urap dan telur.

"Bingkisan berupa urap yang banyak dirasakan (keracunan) itu. Sebenarnya makan nasi sama telurnya tidak berpengaruh," kata Waluya saat ditemui di Kalitekuk, Kamis (7/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasakan Gejala Mual-Muntah

Waluya menjelaskan, sebagian warga mulai merasakan gejala mual, muntah, hingga diare pada Rabu (6/3) pagi. Walhasil, sejumlah warga dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan.

"Kalau jumlahnya yang dirawat belum bisa rinci ya. Ada yang opname," ujar dia.

ADVERTISEMENT

110 Warga Keracunan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengatakan sementara ada 110 warga yang mendatangi fasilitas kesehatan.

"Jadi yang 110 yang datang ke fasilitas kesehatan yang sementara terdaftar. Kalau yang rawat jalan ke klinik swasta, sebagian ke praktek dokter mandiri belum terdaftar" kata Hery saat dihubungi detikJogja via telepon, Kamis (7/3/2024).

34 Orang Rawat Inap

Adapun warga yang menjalani rawat inap ada sekitar 33 orang hingga 34 orang. Hery menjelaskan, warga yang dirawat inap tersebar di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Gunungkidul.

"Tersebar di beberapa fasilitas kesehatan, klinik pratama, puskesmas, RSUD negeri dan swasta," paparnya.

Hery menambahkan, pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi dan sampel makanan. "Sampel makanan sudah kita bawa ke laboratorium untuk kita teliti," pungkas dia.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads