Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul punya jurus khusus untuk menekan stunting di wilayahnya. Pemkab Bantul pun menggenjot pola program ngayemi dan ngayomi lewat para kader dan pendamping di lapangan.
Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo mengatakan, angka stunting di Bumi Projotamansari mengalami penurunan sejak tahun 2022. Sedangkan merujuk hasil penimbangan balita angka stunting di Bantul tahun 2023 menyentuh angka 6.
"Tahun 2023 untuk penimbangan juga turun jadi 6,36. Hanya yang survei kita belum menerima hasil," kata Joko kepada wartawan di Bantul, Senin (26/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski angka stunting terus menurun, Joko menyebut Pemkab Bantul terus berupaya menurunkan stunting. Salah satu caranya dengan menggerakkan semua sumber daya manusia (SDM) yang ada di Bantul seperti ibu-ibu kader, penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), pendamping keluarga, dan tim pengurangan stunting itu sendiri.
"Caranya membuat pola ngayemi dan ngayomi. Ngayemi itu artinya adalah ketika kita turun ke bawah, berkomunikasi dengan pengantin baru atau ibu yang sedang hamil, kita harus paham betul apa persoalan yang muncul di keluarga itu, yang menyangkut urusan psikologinya mereka, ekonomi mereka, kesehatan mereka sehingga kita bisa membuat mereka ayem," ujarnya.
"Nah, ngayominya kita mencarikan solusi terhadap masalah itu. Ketika para ibu hamil ini hatinya dibuat senang itu pertumbuhan janin menjadi sehat," lanjut Joko.
Dari analisis data itu, para pendamping dan pihak terkait akan mengidentifikasi masalah di lokasi. Dari situlah Pemkab Bantul mengerahkan dinas terkait untuk melakukan penanganan.
"Karena dinas-dinas harus memiliki satu program taktis yang diberikan kepada masyarakat. Terutama yang terindikasi stunting," ucap Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Joko menambahkan sinergi dan kolaborasi semua pihak bisa menurunkan stunting di Bantul. Sebab, masyarakat khususnya ibu hamil tidak mengalami beban psikologi.
"Sehingga kalau itu kemudian dilakukan secara bersama-sama, maka kami punya keyakinan stunting kita ke depan akan semakin turun. Karena tidak ada masyarakat, khususnya ibu hamil yang mengalami persoalan psikologi di tingkat keluarga," pungkas dia.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu