Massa Demo di Depan Gedung Agung Jogja, Tuntut Paslon 02 Didiskualifikasi

Massa Demo di Depan Gedung Agung Jogja, Tuntut Paslon 02 Didiskualifikasi

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 23 Feb 2024 16:15 WIB
Aksi Teaterikal dari sejumlah massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, Jumat (23/2/2024).
Aksi teatrikal dari massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja, Jumat (23/2/2024). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja.
Jogja -

Massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Rakyat Melawan Kecurangan menggelar aksi teatrikal di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja. Massa menyuarakan soal Pemilu 2024 yang mereka sebut ada dugaan kecurangan.

Pantauan detikJogja di lokasi, massa mulai berkumpul di depan Gedung Agung sekitar pukul 14.00 WIB. Massa yang didominasi ibu-ibu tampak mengenakan baju bernuansa putih dengan hijab merah. Sedangkan sebagian laki-laki mengenakan peci dan berkalung surban.

Setibanya di seberang Gedung Agung, sebagian massa tampak menampilkan aksi teatrikal. Mereka menggunakan topeng berwajah Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Ketua KPU Hasyim Asy'ari, serta Anwar Usman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi Teaterikal dari sejumlah massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, Jumat (23/2/2024).Aksi teatrikal dari sejumlah massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja, Jumat (23/2/2024). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja

Aksi teatrikal tersebut menceritakan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres cawapres. Aksi ditutup dengan pemberian kartu merah untuk MK, KPU, dan Presiden.

Usai aksi teatrikal tersebut, massa kemudian bergerak ke selatan menuju Titik Nol Kilometer Kota Jogja. Mereka terus memukul kentongan bambu yang dibawa dan membentangkan spanduk.

ADVERTISEMENT

Koordinator Aksi, Mariana Ulfah mengatakan aksi ini merupakan respons dari Pemilu yang mereka anggap telah terjadi kecurangan sejak awal. Ia menambahkan, peserta aksi ini tidak ada hubungannya dengan salah satu paslon.

"Nggak (bukan simpatisan paslon 01), yang gabung ada emak-emak, bapak-bapak, ada aktivis, ada mahasiswa, ada pemuda kampung," ujarnya kepada wartawan usai aksi, Jumat (23/2/2024).

"Karena kecurangan yang jelas ada di depan mata, tidak perlu ahli teknologi atau ahli apa pun. Bahkan dari TPS banyak sekali kecurangan yang terjadi. Kesalahan input data yang berkali-kali itu sudah bukan human error lagi tapi sudah mengarah kepada kemungkinan kecurangan," lanjutnya.

Adapun pemilihan Gedung Agung sebagai tempat aksi menurut Ulfah lantaran Gedung Agung sebagai representasi Presiden. Sedangkan kentongan bambu yang dibawa massa melambangkan tanda bahaya.

"Teatrikal itu merepresentasikan kecurangan yang terjadi mulai dari proses awalnya. Dari MK yang meloloskan Gibran, lalu proses KPU ada Hasyim Asy'ari juga di situ. Itu adalah rentetan proses yang menurut kami kecurangan yang nyata," jelasnya.

Aksi Teaterikal dari sejumlah massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, Jumat (23/2/2024).Aksi teatrikal dari sejumlah massa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja, Jumat (23/2/2024). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja

Dengan aksi ini, lanjut Ulfah, pihaknya menyampaikan beberapa tuntutan. Salah satunya mendiskualifikasi paslon Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subiyanto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Tuntutan yang pertama menolak hasil kecurangan Pemilu, yang kedua (menuntut) diskualifikasi Paslon 02, terakhir adalah kartu merah untuk MK, KPU, dan Presiden," tutupnya.




(apl/rih)

Hide Ads