Jembatan Terendam Banjir, Ratusan Warga Kedungwanglu Gunungkidul Terisolir

Jembatan Terendam Banjir, Ratusan Warga Kedungwanglu Gunungkidul Terisolir

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Jumat, 19 Jan 2024 16:03 WIB
Kondisi jembatan yang terendam banjir di Kedungwanglu, Kalurahan Banyusuco, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah pada Jumat (19/1/2024).
Kondisi jembatan yang terendam banjir. Jembatan itu akses keluar masuk Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusuco, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah pada Jumat (19/1/2024). Foto: dok. tangkap layar video di akun X @merapi_uncover
Gunungkidul -

Seratusan kepala keluarga (KK) di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusuco, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul terisolir selama dua hari ini. Dua jembatan akses keluar-masuk padukuhan terendam banjir air sungai sehingga tidak bisa dilewati.

Kondisi tersebut tersiar di akun X @merapi_uncover pada Jumat (19/1/2024). Dari video yang diposting tampak empat orang hendak menyeberang jembatan yang terendam air sungai dan arusnya cukup deras.

Dua orang masing-masing itu saling berbagi payung. Mereka tampak kesulitan menyeberang karena derasnya arus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedhungwanglu, Banyusoca, Playen, Gunungkidul pagi tadi terlihat siswa harus menyeberang sungai untuk ke sekolah ,ditambah 2 hari ini mati listrik di wilayah tersebut (19/01/2024)," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Jumat (19/1/2024).

Saat dimintai konfirmasi, Lurah Banyusuco, Damanuhuri membenarkan peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sudah dua hari ini (terisolir). Di situ ada enam RT sekitar 100-an KK," jelas Damanuhuri kepada detikJogja melalui telepon, Jumat (19/1) siang.

Terdapat dua jembatan untuk akses masuk ke Padukuhan Kedungwanglu. Damanuhuri mengungkapkan dua jembatan tersebut tertutup arus sungai sehingga tidak bisa diakses.

"Jembatannya itu dua tapi sama aja (tidak bisa diakses saat hujan). Jaraknya dua ratusan meter dan satu arus sungai," ujarnya.

Selain terisolir selama dua hari, Damanuhuri menerangkan sudah dua hari ini aliran listrik terputus di Kedungwanglu. Masyarakat pun tidak bisa melakukan aktivitas di luar wilayah.

"Kalau terisolir itu nggak bisa ke sekolah, kantoran juga nggak bisa. Semua aktivitas itu terkurung Sungai Oya dan kali cilik (Prembutan)," ungkapnya dengan sinyal terputus-putus.

Terpisah, salah satu warga Padukuhan Kedungwanglu, Sopyan Efendi mengungkapkan jika sudah terisolir, anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah.

"Anak sekolah juga tidak bisa karena SD-nya terus Balai Dusun itu di utara. Jadi tidak bisa (menyeberang)," ungkap Sopyan kepada detikJogja melalui pesan suara meski membutuhkan waktu yang lama saat mengirim pesan.

Selain anak yang pergi ke sekolah, kata Sopyan, warga yang harus rutin periksa ke rumah sakit harus menunda jadwalnya.

"Kebetulan juga ada beberapa orang yang sakit, ada yang harus operasi harus kontrol sebelum operasi itu ada. Yang jelas kalau terisolir kan tidak bisa mencari nafkah sama sekali," ujarnya.

Sopyan mengharapkan bantuan pangan dari pemerintah.

"Kalau kondisi terisolir ini kan ada bantuan apa gitu, berupa pangan atau sembako dari pemerintah. Sama sekali tidak ada," pungkasnya.




(rih/apl)

Hide Ads