Ada Pohon Mangga Ratusan Tahun di Keraton Jogja, Konon Koleksi HB I

Ada Pohon Mangga Ratusan Tahun di Keraton Jogja, Konon Koleksi HB I

Anandio Januar, Jihan Nisrina Khairani - detikJogja
Kamis, 21 Des 2023 16:01 WIB
Pohon mangga Keraton Jogja konon berusia ratusan tahun. Konon koleksi Sultan HB I.
Pohon mangga Keraton Jogja konon berusia ratusan tahun. Foto: dok. Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja
Jogja -

Ada beragam vegetasi di lingkungan Keraton Jogja, salah satunya pohon mangga. Konon, pohon mangga ini sudah berusia ratusan tahun dan merupakan koleksi Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I.

"Kalau untuk mangga ini memang hampir semua yang ada di sana umurnya sudah ratusan tahun, dari HB I, ada yang HB VIII," kata ujar Kepala Bidang Pertanian DPP Kota Jogja, Eny Sulistyowati saat ditemui detikJogja di Kantor DPP, Jogja, Rabu (20/12/2023).

Eny menerangkan ada 10 pohon mangga di Keraton Jogja. Namun baru dua yang teridentifikasi yakni mangga semar dan cempuro. Eny menerangkan pihaknya sedang mengupayakan sertifikasi buah ini sebagai khas Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang semar kalau nggak salah ada dua, yang cempuro ada tiga (pohon di area Keraton). Ini kan sangat minim, lha diminta sama Kementerian (Pertanian) dan BP3MBTP untuk menambah penyebarannya," tutur Eny.

Saat menyambangi Keraton, tim detikJogja tidak menemukan pohon mangga langka yang dimaksud dan hanya melihat jenis pohon mangga pada umumnya. Hal ini karena lokasi pohon tersebut terletak di tempat yang tidak bisa dikunjungi oleh pengunjung.

ADVERTISEMENT

"Ada satu lagi yang belum bisa diulik di sana karena posisinya di Keputren. Jadi tidak sembarang orang boleh masuk. Ada batas-batasan wilayah, kita tidak boleh langsung masuk. Bukan (pohon mangga) yang di depan," jelas Eny.

Sekilas dari luar, mangga semar dan cempuro terlihat hampir sama dengan mangga yang lain dengan ukuran yang lebih kecil. Kendati lebih kecil dari mayoritas mangga, rasa dari kedua mangga langka ini dikatakan sangat manis.

"Secara bentuk tanamannya udah beda. Tapi kalau kita lihat biasa saja, malah kayak alpukat. Tapi buahnya itu sangat berbeda kandungannya, bentuknya, warnanya. Buahnya ukurannya kecil, tapi manis banget," cerita Eny yang pernah memakan buah tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan proses sertifikasi ini bertujuan supaya pohon mangga langka terkait dapat dilakukan pelepasan penyebaran atau duplikasi. Adapun manfaat sertifikasi juga memiliki maksud agar tanaman tersebut dilegalkan sebagai milik wilayah.

"Kita sudah ada gambaran untuk pelepasan penyebaran. Jadi tidak hanya di nomor daftar saja. Kalau sertifikasi itu agar tanaman ini sudah diakui bahwa satu-satunya punya wilayah. Jadi memang tidak boleh ada yang menyamai dari sisi apa pun, apalagi dari buahnya," ucapnya.

Pohon mangga di Kompleks Keraton Jogja, Rabu (20/12/2023).Pohon mangga di Kompleks Keraton Jogja, Rabu (20/12/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja

Hanya saja, pihaknya mengakui ada sejumlah kendala selama proses identifikasi tersebut. Salah satunya waktu yang dibutuhkan dan kurangnya jumlah peneliti yang ditugaskan.

"Kalau yang mangga ini setahun lebih. Butuh waktu aja, sabar itu. Terus terkendala dengan SDM juga. BRIN yang bisa kita ajak untuk penelitian hanya ada dua orang. Sementara dua orang ini ditugaskan untuk wilayah se-DIY. Jadi harus sabar banget ngantre," kata Eny.

Ada yang Ditebang oleh Keraton

Saat ini, pihak Keraton Jogja tengah melakukan pemugaran beberapa bangunan. Akibatnya, salah satu pohon yang terbilang langka itu juga ditebang.

"Kalau kita ulik di Keraton itu banyak. Malah kemarin Bu Grace (asisten pribadi di Keraton) sendiri bilang, 'loh itu kenapa yang kemarin ditegor (ditebang)'. Karena di sana kan baru rehab gedung, ini rehab total. Jadi tanpa mengetahui ini ternyata mangga yang ada nilainya, itu waton tebang saja, waktu sadar itu langsung gelo (menyesal)," terang Eny.

Kepala Bidang Pertanian DPP Kota Jogja, Eny Sulistyowati saat ditemui, Rabu (20/12/2023).Kepala Bidang Pertanian DPP Kota Jogja, Eny Sulistyowati saat ditemui, Rabu (20/12/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja

Ke depannya, pihak DPP berkeinginan agar dibuat suatu miniatur yang memuat berbagai jenis tanaman langka yang ada di Keraton sehingga para generasi selanjutnya dapat teredukasi dengan baik.

"Kalau diundang lagi saya mau matur, dibikinkan suatu miniatur kecil. Ada semacam patung tanaman mangganya itu diminiaturkan atau dibonsaikan kalau bisa, terus dalam satu kaca ada penjelasannya itu namanya mangga apa, ini dari masa zaman HB berapa," harap Eny.

Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani dan Anandio Januar, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/rih)

Hide Ads