Ketua BEM KM UGM Tepis Isu Gelar 'Jokowi Alumnus Memalukan' Titipan

Ketua BEM KM UGM Tepis Isu Gelar 'Jokowi Alumnus Memalukan' Titipan

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Kamis, 21 Des 2023 13:58 WIB
BEM KM UGM pasang poster Jokowi alumnus paling memalukan, Jumat (8/12/2023).
BEM KM UGM pasang poster 'Jokowi alumnus paling memalukan' (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Sleman -

BEM KM UGM memberikan gelar alumnus paling memalukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Usai pemberian gelar itu muncul narasi jika aksi tersebut merupakan titipan pihak tertentu.

Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor kemudian meluruskan kabar tersebut. Dia memastikan tidak ada motif politik dari diskusi dan pemberian gelar kepada Jokowi.

"Agenda diskusi kemarin yang menjadi ajang titipan isu bagi entitas politik tertentu semuanya adalah tidak benar adanya," kata Gielbran kepada wartawan di Sleman, Kamis (21/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gielbran menerangkan forum diskusi tersebut merupakan agenda berbasis argumentasi dan kajian. Oleh karena itu, dia menegaskan tidak ada motif politik apa pun dalam acara diskusi tersebut. Termasuk tudingan yang menyebutkan jika BEM berafiliasi dengan parpol tertentu.

"Tidak ada motif politik praktis apa pun, dan tidak terafiliasi oleh kekuatan politik praktis mana pun. Karena narasi di luar sana cukup liar, kita dituding terafiliasi dengan partai politik tertentu dan pada kesempatan ini kami sampaikan secara jelas bahwa itu tidaklah benar," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, BEM KM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12). Dalam acara itu kemudian Jokowi diberi gelar alumnus paling memalukan oleh BEM KM.

Ketua BEM KM Gielbran Mohammad mengungkapkan alasan penyematan 'alumnus paling memalukan UGM' kepada Presiden Jokowi. Di antaranya adalah sebagai wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinan Jokowi yang masih banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan.


Jokowi Respons Santai

Terpisah, Presiden Jokowi telah merespons soal pemberian gelar ini. Jokowi menilai dalam demokrasi hal itu boleh-boleh saja.

"Ya itu proses demokrasi, boleh-boleh saja," kata Jokowi kepada wartawan di Kali Sentiong, Jakarta Utara, dilansir detikNews, Senin (10/12).

Meski begitu, Jokowi juga mengingatkan etika sopan santun dalam menyampaikan pendapat. Namun, Jokowi tidak lantas menganggap nominasi tersebut berlebihan.

"Tetapi perlu saya juga mengingatkan kita ini ada etika sopan santun ketimuran," ujarnya.

"Ya biasa saja," kata Jokowi saat ditanya apakah nominasi yang disematkan kepada dirinya itu berlebihan atau tidak.




(ams/rih)

Hide Ads