3 Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema Penuh Makna dan Menyentuh Hati

3 Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Marcella Rika Nathasya - detikJogja
Kamis, 30 Nov 2023 18:54 WIB
Minor Mosque in Tashkent, Uzbekistan.
3 Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema Penuh Makna dan Menyentuh Hati. Foto: Getty Images/iStockphoto/monticelllo
Jogja -

Islam memuliakan hari istimewanya, yakni hari Jumat, dengan menyiapkan serangkaian ibadah yang nilainya sangat mulia di sisi Allah SWT, di antaranya adalah shalat Jumat yang dilakukan secara berjamaah. Hal ini tentu saja memberikan kesempatan yang sangat besar bagi umat Islam untuk bertaqarrub kepada Allah dan memperbanyak ibadah pada hari yang teramat mulia ini.

Shalat Jumat harus dilakukan secara berjamaah yang hanya terdiri dari 2 rakaat saja, dan sebelum melaksanakan sholat jumat akan adanya khutbah jumat yang disampaikan oleh khatib. Khutbah jumat adalah ceramah yang disampaikan khatib sebelum shalat jumat. Khutbah merupakan salah satu syarat dan rukun dalam shalat jumat.

Dalam khutbah jumat terdapat rukun-rukun yang perlu diketahui yakni : 1) Membaca hamdalah di kedua khutbah, 2) Membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW di kedua khutbah, 3) Menyampaikan wasiat agar bertakwa kepada allah, 4) Membaca salah satu ayang Al-Qur'an di salah satu khutbah, 5) Memohon ampunan kepada allah melalui doa-doa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema

Berikut teks khutbah jumat penuh makna yang bisa anda jadikan referensi, dikutip dari laman NU Online.

Teks Khutbah Jumat 1# Jelang Pemilu, Hindari Mengumbar Aib Diri Dan Orang Lain

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

ADVERTISEMENT

Mengawali khutbah Jumat ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah swt kepada kita. Untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Pada kesempatan khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Menjelang Pemilu 2024, kita sudah mulai melihat tayangan di berbagai media terkait dengan agenda pesta demokrasi tersebut. Tak terkecuali di media sosial, sudah mulai tersebar beragam informasinya. Hal tersebut menunjukkan keadaan yang bagus untuk sebuah negara yang menjunjung asas demokrasi.

Namun, di sisi lain, salah satu dampak negatif dari agenda lima tahunan ini adalah betapa mudahnya seseorang baik di kehidupan nyata maupun media sosial, mulai membuka aib yang tidak sepaham dengannya, melempar tudingan, mencari-cari kesalahan orang lain, menyebarluaskannya dan bahkan mengarah kepada fitnah dan kebohongan. Berkenaan dengan hal ini, Allah swt memberikan peringatan dalam Al-Qur'an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 12)

Selaras dengan larangan Allah SWT tersebut, Rasulullah SAW juga melarang mengumbar aib orang lain. Sebagaimana sabdanya:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا

Artinya: "Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara" (HR al-Bukhari).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata aib memiliki arti malu, cela, noda, salah ataupun keliru. Aib dapat berupa peristiwa, keadaan, atau suatu penjelasan. Seringkali aib sendiri maupun orang lain diumbar secara sadar/tidak sadar kepada orang lain, bahkan diviralkan ke media massa atau media sosial. Aib merupakan sesuatu yang digambarkan buruk, tidak terpuji, dan negatif.

Agar kita terhindar dari mengumbar aib diri dan orang lain, setidaknya ada 2 hal pengingat bagi kita. Pertama, selain mengingat ayat dan hadits yang telah khatib baca dan terangkan di awal, secara psikologis tentu tidak ada orang yang ingin aibnya tersebar. Termasuk diri kita sendiri. Maka, sebelum kita memiliki pikiran buruk untuk menyebarkan aib orang lain, renungkanlah apabila kita berada pada posisi orang yang disebar aibnya.

Kedua, kita juga perlu mengingat keutamaan bagi orang-orang yang menutup aib orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya: "Barang siapa menutupi aib seseorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat" (HR Muslim).

Orang hidup di dunia ini, termasuk kita, pasti pernah berbuat dosa ataupun kesalahan yang bisa menjadikan kita sangat malu, apabila diketahui oleh orang lain. Kita bisa terlihat baik di mata orang lain pun semata-mata karena Rahmat Allah, yang menutupi aib kita. Maka berupayalah untuk menutup aib diri kita sendiri, juga orang lain.

Jadikan dosa yang terlanjur pernah kita lakukan, sebagai wasilah permohonan ampun dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Leburlah dengan memperbanyak berbuat kebaikan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah ta'ala memberikan kita kekuatan untuk berbuat kebaikan, serta menjauhkan kita dari hal-hal yang memunculkan kemarahan-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Teks Khutbah Jumat 2# Keutamaan Sabar ketika Sakit

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk memuji Allah swt dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.

Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi. Dengan ketakwaan, semoga kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ

Artinya, "Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS At-Talaq: 2-3).

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Dalam menjalani kehidupan di dunia, kita mendapatkan berbagai macam ujian dan rintangan yang salah satunya adalah diturunkannya rasa sakit oleh Allah kepada para hamba-hamba-Nya.

Ketika rasa sakit datang, tidak jarang manusia berkeluh kesah, merasa kesakitan dan tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya, bahkan terkadang rasa sakit yang sebentar terasa lama dengan kepedihan dan keperihan yang sedang dialami.

Dengan rasa sakit yang ada, mungkin tidak semuanya dapat menahan rasa sabar ketika menerima cobaan dan ujian seperti ini. Di antara mereka ada yang putus asa hingga tidak mau berobat, di antara mereka ada yang sudah berusaha berobat hingga putus asa kemana lagi harus mencari kesembuhan. Bahkan mungkin saja ada yang memutuskan menemui ajalnya dengan cara bunuh diri sebab rasa sakit yang dialaminya. Naudzubillah min dzalik

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Ada suatu anjuran dari Rasulullah saw kepada kita untuk bersabar ketika ditimpa rasa sakit. Kesabaran yang kita hadirkan, ketika sakit melanda kita, akan berbuah pahala di sisi Allah. Hal ini pernah disampaikan dalam sebuah hadits:

أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا

Artinya, "Aisyah radhiyallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah suatu musibah yang menimpa seorang muslim, bahkan duri yang melukainya sekalipun, melainkan Allah akan menghapus (dosa-dosanya)'." (HR Al-Bukhari).

Dari hadits ini, kita mendapati bahwa musibah yang menimpa seorang Muslim sesungguhnya adalah penghapus kesalahan dan dosa yang pernah ia perbuat. Musibah di sini maknanya umum, boleh jadi ia adalah kesedihan sebab kehilangan sesuatu maupun orang yang dicintai, rasa sakit yang melanda baik secara lahir maupun batin, problematika kehidupan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran bahkan ketakutan.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Mengenai kesabaran yang kita lakukan di kala kita dalam rasa sakit, Allah berfirman dalam Al-Quran bahwa ada ganjaran dan pahala bagi orang-orang yang sabar, di mana pahala tersebut tidak terbatas jumlahnya. Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 10:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan."

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Pahala dan ganjaran yang diraih orang yang bersabar sebagaimana yang disebutkan pada ayat ke-10 surat Az-Zumar ini beriringan dengan sabda Nabi Muhammad mengenai dihapusnya dosa-dosa orang yang bersabar ketika ditimpa penyakit. Beliau bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ، فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Artinya: "Tidaklah seorang Muslim terkena suatu penyakit dan lainnya kecuali karenanya Allah menggugurkan kejelekan-kejelekannya sebagaimana sebuah pohon menggugurkan daunnya." (HR Muslim)

Masih berkaitan dengan kesabaran atas penyakit, terdapat hadits lainnya yang tertera dalam Shahih Muslim, dari 'Atho bin Abi Robah yang mengatakan:

قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ: أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ، أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ، فَادْعُ اللهَ لِي، قَالَ: إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ، وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُعَافِيَكِ قَالَتْ: أَصْبِرُ، قَالَتْ: فَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللهَ أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا

Artinya: "Ibnu Abas berkata kepadaku, 'Maukah kau kuperlihatkan seorang perempuan ahli surga?' Aku menjawab, 'Ya.' Ia berkata, "Perempuan hitam ini telah datang kepada Nabi dan berkata, 'Sesungguhnya aku mengidap penyakit ayan dan auratku sering tersingkap karenanya. Maka berdoalah kepada Allah untuk kesembuhanku." Nabi bersabda, "Kalau kau mau bersabar bagimu surga. Dan bila kau mau aku mau mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu." Perempuan itu berkata, "Aku mau bersabar saja." Ia berkata lagi, "Auratku sering terungkap, maka mohonlah kepada Allah agar auratku tak terungkap lagi." Maka Nabi mendoakannya." (HR Muslim).

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits ini bahwa kesabaran atas suatu penyakit yang menimpa dirinya akan menjadi wasilah untuk masuk surga. Selain itu, pada hadits tersebut juga terdapat penjelasan, boleh jadi seseorang yang ditimpa penyakit itu sedang diangkat derajatnya oleh Allah swt.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt Lantas bagaimana cara kita mempraktikkan rasa sabar ketika ditimpa penyakit?

Pertama, kita dapat berbaik sangka kepada Allah, bahwa apa yang menimpa kita merupakan suratan takdir ilahi. Dan boleh jadi rasa sakit adalah wasilah supaya kita diangkat derajat dan martabatnya di sisi Allah ta'ala dengan dihapuskannya dosa-dosa.

Kedua, pasrah diri kepada Allah dengan berdoa kepada-Nya supaya diberikan kesembuhan. Dengan berdoa memohon kesembuhan, artinya kita meyakini bahwa Allah Maha Menyembuhkan dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Bahkan cobaan dan ujian seberat apapun tidak ada apa-apanya di hadapan Allah ta'ala.

Ketiga, menumbuhkan rasa tawakal setelah mencoba usaha-usaha manusiawi seperti berobat ke dokter, meminum ramuan dan jamu herbal, berolahraga dan menjalani terapi. Dengan menumbuhkan ketakwaan, artinya kita meyakini bahwa usaha lahiriah tidaklah cukup, ada Allah yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, yang telah menuliskan takdir bagi setiap hamba-Nya.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan bersabar ketika ditimpa rasa sakit sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. Semoga kita dapat mengamalkan rasa sabar ini di kala sakit melanda, kiranya dengan kesabaran tersebut Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kita, Amiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Teks Khutbah Jumat 3# Bahaya Judi dan Pinjaman Online

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan mulia ini, khatib mengajak kepada jamaah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt atas karunia nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Tak lupa shalawat dan salam juga harus terus kita sampaikan kepada Nabi Muhammad saw agar kita dapat meraih syafaatnya dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Selain itu, pada momentum khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah swt. Hal ini bisa kita lakukan dengan tindakan nyata yakni menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Di antara perintah Allah yang harus kita lakukan adalah mencari rezeki yang halal dalam kehidupan di dunia ini melalui cara-cara yang halal.

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: "Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata." (QS Al-Baqarah: 168).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Terkait dengan rezeki yang halal, pada kesempatan kali ini khatib akan menyampaikan materi khutbah yang bisa menjadi renungan untuk menghindari hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan menjauhi perilaku mencari rezeki dengan cara-cara yang haram. Khutbah kali ini mengangkat judul: Bahaya Judi dan Pinjaman Online. Dengan materi ini, diharapkan kita semua sadar bahwa judi adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai perbuatan setan yang harus dijauhi karena hanya akan menyengsarakan kita.

Terlebih tren saat ini, judi online banyak bermunculan di media sosial yang mengiming-imingi masyarakat dengan penghasilan yang banyak dan instan padahal sebaliknya hanya akan menjerumuskan dan menyengsarakan. Allah berfirman:

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. (Akan tetapi,) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya." Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan. Katakanlah, "(Yang diinfakkan adalah) kelebihan (dari apa yang diperlukan)." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir." (QS Al-Baqarah: 219)

Allah juga mengingatkan di ayat lain:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." (QS Al-Maidah: 90)

Selain judi online yang membawa banyak mudharat, perlu juga diwaspadai tren pinjaman online yang menawarkan kemudahan dalam pendanaan dan pembiayaan. Jika tidak selektif dan berhati-hati, kita bisa terjebak dalam utang yang penuh dengan riba. Terlebih saat ini bermunculan banyak ragam lembaga keuangan online yang tidak berbadan hukum dan menawarkan dana yang bunganya sangat tinggi sehingga masyarakat tidak bisa mengembalikannya. Karena terjerat utang dengan bunga tinggi ini, maka akhirnya harta benda habis untuk membayarnya. Naudzubillah min dzalik.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah Terkait dengan judi online, baru-baru ini pemerintah mengungkap besarnya omzet pada judi online di salah satu situs judi online dengan jenis slot yang mencapai Rp2,2 triliun per bulan atau Rp 27 triliun setahun. Dengan perputaran uang sebanyak ini, pengembang judi slot bisa meraup untung hingga Rp 27 triliun per tahun. Mirisnya, yang menjadi korban judi online ini kebanyakan adalah masyarakat kecil sampai dengan anak-anak. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Selain memang perbuatan yang diharamkan dalam Islam, judi juga telah menyengsarakan masyarakat kecil yang sulit dalam mengakses kebutuhan hidup.

Oleh karena itu, perlu kita pahami beberapa bahaya judi online di antaranya dapat menyebabkan ketergantungan yang serius. Orang yang terlibat dalam perjudian memiliki kemungkinan besar kehilangan kendali atas waktu dan uangnya. Bukannya mendapatkan keuntungan, judi akan menyebabkan kerugian finansial karena keberuntungan tidak selalu berpihak, dan banyak orang kehilangan banyak harta bahkan keluarga.

Selain itu, perjudian juga dapat menyebabkan permasalahan mental dan psikologi di antaranya stres, kecemasan, dan depresi. Kesulitan keuangan yang timbul dari perjudian bisa memperburuk masalah kesehatan mental. Oleh karenanya, bukan hanya kerugian materi saja yang akan didapatkan dalam judi online, namun kerugian moril juga akan dirasakan.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Masyarakat juga perlu mewaspadai pinjaman online yang bisa sewaktu-waktu menjerumuskan. Perlu disadari beberapa hal tentang pinjaman online di antaranya tingginya bunga. Pinjaman online seringkali memiliki tingkat bunga yang sangat tinggi. Orang yang meminjam bisa mengalami kesulitan serius dalam membayar kembali pinjaman karena beban bunga yang berat.

Akibatnya, pinjaman online dapat menjadi perangkap utang, terutama jika seseorang tidak dapat membayar tepat waktu. Denda dan bunga tambahan dapat membuat jumlah utang semakin besar.

Selain itu akan muncul risiko penipuan dan keamanan karena ada pihak yang memanfaatkan kebutuhan mendesak seseorang untuk mendapatkan pinjaman. Secara jangka panjang, mengandalkan pinjaman online untuk kebutuhan sehari-hari dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan masalah pembayaran pengembalian.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dengan mengetahui hal ini, maka sudah seharusnya di zaman yang serba mudah ini, kita juga tidak boleh memudahkan dan menggampangkan semua dan mudah terjebak dalam tindakan-tindakan yang bisa menyengsarakan kehidupan kita dan keluarga. Sangat penting bagi kita untuk benar-benar berhati-hati dalam bertindak dan menghindari penipuan-penipuan yang dilakukan secara online termasuk mewaspadai bahaya judi online dan pinjaman yang memberatkan keuangan.

Kita disyariatkan untuk bekerja dengan baik untuk mencari rezeki yang baik. Setelah itu, kita diajarkan bertawakkal dan berserah diri kepada Allah karena Ia lah yang telah mengatur rezeki setiap makhluk di muka bumi ini. Rasulullah bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه أحمد وابن ماجه والحاكم)

Artinya: "Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung. Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh." (HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Semoga kita senantiasa diberikan hidayah dan rahmat Allah swt dalam mencari rezeki yang halal dengan cara yang halal. Semoga kita dihindarkan dari perbuatan-perbuatan yang dapat menjadikan kehidupan kita sengsara. Amin

Itulah deretan contoh teks khutbah Jumat singkat berbagai tema yang penuh makna. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads