Kedatangan polisi ke kantor DPC PDIP Solo menuai polemik. Sebab, kehadiran mereka dianggap sebagai bentuk intimidasi.
Sebelumnya dikutip dari detikJateng, beredar foto sejumlah anggota kepolisian berhenti di depan kantor DPC PDIP Solo yang terletak di Brengosan, Purwosari, Laweyan.
"Pak rudy telpunen atau diparani. Beliau mau omong soal itu. kantor DPC Brengosan digruduk polisi," tulis narasi tersebut di pesan WhatsApp, Rabu (8/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi pun sampai memberikan klarifikasi dan membantah kedatangan anggotanya malah mengintimidasi.
Iwan mengatakan polisi sudah melakukan operasi Operasi Mantap Brata untuk pelaksanaan Pemilu 2024. Selain itu, dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002, dia menyebut Polri bertugas menjamin keamanan, ketertiban, pelindung pengayom masyarakat, serta penegakan hukum.
"Salah satu tindakannya adalah melakukan patroli. Jadi keberadaan anggota kami di sana (DPC PDIP Solo) adalah patroli. Dan jika mempertanyakan ada dokumentasi foto, SOP kami setiap penugasan anggota, wajib memberikan laporan atas hasil penugasan yang dilampiri dengan foto," kata Iwan kepada awak media di Mapolresta Solo, Kamis (9/11/2023).
Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 itu, kata Iwan, juga mengatur kehidupan berpolitik anggota Polri. Dia menegaskan Polri netral, tidak ada dalam ikut kontestasi atau keberpihakan dengan pihak manapun yang berada dalam kontestasi Pemilu 2024.
Awal Mula Polisi Datangi Kantor PDIP Solo
Iwan menjabarkan, patroli dilakukan pada Rabu (8/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, ada tiga orang polisi yang berpatroli.
Namun, kegiatan tersebut dilaporkan seseorang ke Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, yang kemudian memaknai lain agenda itu.
"Kronologinya sangat sederhana, bahwa anggota melaksanakan patroli. Pada saat patroli di lokasi tersebut, ada orang yang mengambil dokumentasi. Kemudian menyampaikan itu dibumbui dengan narasi yang menurut versi yang bersangkutan adanya ketidaklaziman polisi di sana," terang Iwan.
Kapolresta Pertanyakan jika Dianggap Intimidasi
Kombes Iwan melanjutkan, kegiatan patroli juga dilakukan jajarannya di kantor partai lainnya, serta di kantor KPU maupun Bawaslu Solo. Karena itu, mantan kapolres Sukoharjo itu mempertanyakan jika yang dilakukan anggotanya justru dianggap intimidasi.
"Jika beliau yang mengatakan ada intervensi, saat ini saya tidak memahami intervensi seperti apa. Karena kehadiran kami hanya untuk berpatroli, tidak ada kontak antara polisi dengan siapapun di lokasi tersebut. Kehadiran kami untuk memastikan lokasi tersebut aman," ucapnya.
Minta Maaf kepada FX Rudy
Kapolresta melanjutkan, dirinya mengutarakan permohonan maaf kepada FX Rudy, panggilan FX Hadi Rudyatmo, jika tak berkenan dengan patroli tersebut. Dirinya memastikan bahwa polisi netral pada Pemilu 2024.
"Kalau secara pribadi Beliau (Rudy) tidak berkenan ya saya sebagai Kapolresta saya mohon maaf. Tidak ada maksud apa pun, kami netral," pungkas Iwan.
Seperti apa respons FX Rudy terkait permintaanKapolresta KombesIwan, silakan baca di halaman berikut.
Respons FX Rudy
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Rudy menekankan bahwa dirinya akan menelepon Kombes Iwan terkait ucapan maaf yang dialamatkan kepadanya.
![]() |
"(Soal Kapolres minta maaf?) Saya akan telepon Pak Kapolres, Pak, nggak ada yang perlu dimaafkan. Saya kepingin Solo ini tetap netral, tidak ada gerakan-gerakan yang seolah-seolah menakut-nakuti atau intimidasi itu aja. Saya mau telepon sendiri," kata Rudy saat dihubungi detikJateng, Kamis (9/11/2023).
Rudy membeberkan akan menghubungi Kapolresta Solo agar tidak terjadi salah paham soal kedatangan sejumlah polisi di kantor DPC PDIP kemarin siang.
"Iya biar nggak ada salah paham gitu lho. Ini nanti tak telepon, habis ini saya telepon," ucapnya.
Mantan wakil wali kota Joko Widodo (Jokowi) ini sempat berseloroh bahwa kehadiran aparat bisa dinilai sebagai bentuk intimidasi supaya orang takut datang ke kantor DPC PDIP Solo.
"Sehingga kalau DPC saja sudah didatangi polisi orang akan menilai ini adalah bentuk intervensi, intimidasi supaya orang takut ke DPC, itu kan sudah nggak benar. Entah itu maunya sendiri atau disuruh saya nggak tahu," ucapnya.
Dia lalu mengungkapkan alasan kenapa menyebut kehadiran polisi di DPC yang berlokasi di Brengosan tidak wajar. Rudy berkata bahwa kantor DPC yang masih aktif itu berada di Pucang Sawit, atau depan rumahnya.
"Bukan tidak berkenan tetapi hal yang tidak wajar kan kantor DPC di Pucang Sawit kok, di sana (Brengosan) masih dalam proses pembangunan kok. Belum di sana (Brengosan), masih proses finishing," jelas Rudy.
Baca juga: Bobby Datangi DPP PDIP: Dipanggil Pak Sekjen |
Rudy pun meminta kepada kepolisian agar berkomunikasi dahulu dengan pihak DPC PDIP Solo sebelum ke kantor yang berada di Brengosan.
"Lha yo kalau mau ke sana yo silakan lah, (jalin komunikasi dulu) jadi tidak ada kesan itu (intervensi dan intimidasi)," pungkasnya.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi