- Struktur Teks Eksplanasi
- Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi
- Contoh Teks Eksplanasi Hari Pahlawan 10 November Contoh 1: Masa Muda Bung Tomo Pernyataan umum Deretan penjelas Interpretasi Contoh 2: Pemuda Visioner dari Surabaya Pernyataan umum Deretan penjelas Interpretasi Contoh 3: Bung Tomo Pernyataan umum Deretan penjelas Interpretasi
Menjelaskan peristiwa di balik Hari Pahlawan Nasional yang biasa diperingati pada 10 November bisa menggunakan teks eksplanasi. Berikut ini contoh teks eksplanasi tentang Hari Pahlawan yang bisa dijadikan referensi.
Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu kejadian. Berikut ini informasi seputar teks eksplanasi beserta contoh teks eksplanasi dengan tema Hari Pahlawan 10 November.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut: Cakap Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA Kelas XI (2021), teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan dari proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena, seperti fenomena alam, sosial, dan budaya. Teks eksplanasi dapat ditulis menggunakan fakta yang berfungsi sebagai penyebab atau akibat suatu peristiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai teks yang berguna untuk menjelaskan tentang terjadinya atau terbentuknya sesuatu, isi dari teks eksplanasi harus disampaikan apa adanya sesuai fakta dan tanpa dicampuri pernyataan opini. Contoh-contoh teks eksplanasi seperti proses terjadinya gunung meletus, terbentuknya komunitas pecinta sepeda, dan sebagainya.
Penulis dari teks ini mempunyai tugas untuk memberi wawasan dan pengetahuan kepada pembaca atau pendengar terkait suatu proses kejadian. Oleh karena itu, topik yang dipilih harus berupa fakta dan realita yang benar-benar ada dan terjadi saat ini. Berikut ini penjelasan mengenai struktur, unsur kebahasaan, sekaligus contoh dari teks eksplanasi bertemakan Hari Pahlawan 10 November.
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur yang terdiri 3 bagian yang terdiri dari pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Pengembangan teks eksplanasi menggunakan pola sebab-akibat untuk menghubungkan pernyataan umum dan deretan penjelas. Kata kunci untuk analisis teks eksplanasi adalah apa, mengapa, dan bagaimana.
Berikut penjelasan mengenai struktur teks eksplanasi:
- Pernyataan umum, ditempatkan di awal paragraf atau pada kalimat pertama paragraf pertama. Berisi gambaran awal tentang hal yang akan disampaikan
- Deretan penjelas, berisikan fakta-fakta dari apa yang disampaikan yang diletakkan pada paragraf berikutnya atau pada kalimat penjelas setelah kalimat ide pokok di awal paragraf. Bagian ini memuat penjelasan mengenai fenomena yang akan dibahas dalam teks.
- Interpretasi, berisi pandangan atau simpulan dari penulis mengenai fenomena yang telah dibahas.
Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi yang memuat suatu proses kejadian atau terbentuknya suatu fenomena perlu menggunakan tata bahasa yang spesifik. Sebelum masuk ke contoh teks eksplanasi, baiknya mengetahui unsur kebahasaan yang digunakan dalam membuat teks eksplanasi dari penjelasan berikut ini:
1. Kata benda
Kata benda menunjukkan benda atau objek yang dijelaskan. Dapat juga menjelaskan benda yang berkaitan dengan objek yang dijelaskan. Contohnya erupsi gunung berapi, gerhana matahari, tanah longsor, dan sebagainya.
2. Kata kerja
Kata kerja yang digunakan dalam teks eksplanasi berguna untuk menjelaskan terjadinya atau terbentuknya sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab-akibat. Contohnya terjadi, terbuat, disebabkan, dan mengakibatkan.
3. Kata penghubung kausalitas
Kata penghubung kausalitas banyak digunakan untuk menjelaskan sebab atau akibat terjadinya sesuatu. Contoh kata penghubung kausalitas adalah sebab, karena, dan turunannya berupa kata kerja seperti disebabkan, diakibatkan, mengakibatkan, dan akibatnya.
4. Kata penghubung kronologis
Kata penghubung kronologi digunakan sebagai penghubung dalam menyatakan urutan waktu agar suatu peristiwa disampaikan sesuai kronologi. Contohnya lalu, kemudian, setelah itu, dan sebelum itu.
Contoh Teks Eksplanasi Hari Pahlawan 10 November
Dalam momentum Hari Pahlawan yang diperingati 10 November, berikut ini contoh teks eksplanasi seputar Hari Pahlawan dilengkapi strukturnya dikutip dari buku Kisah Bung Tomo yang ditulis Sarjono M. (2020), Pekik takbir Bung Tomo: perjalanan hidup, kisah cinta & perjuangannya yang ditulis Fery Taufiq (2020), dan Kisah 124 Pahlawan & Pejuang Nusantara karya Gamal Komandoko (2006).
Contoh 1: Masa Muda Bung Tomo
Pernyataan umum
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. la berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. la suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO. MULO adalah Sekolah lanjutan tingkat pertama singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs dengan tingkatan yang sama dengan SMP / SLTP pada saat itu jika dibandingkan dengan masa kin, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu.
Deretan penjelas
Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus. HBS (Hogere Burger School) adalah merupakan sekolah lanjutan tinggi pertama untuk warga negara pribumi dengan lama belajar 5 tahun. AMS (Algemeen Metddelbare School) mirip HBS, namun setingkat SLTA/SMA.
Salah satu cara pemerintahan Belanda mempertahankan penjajahannya di Hindia Belanda dahulu, adalah lewat pengendalian pendidikan, agar jangan sampai orang Indonesia terlalu cepat maju. Kalau terlalu cepat pandai, dapat membahayakan Pemerintahan Hindia Belanda, Apalagi di sekitar tahun 1930 sudah tumbuh partai-partai politik di kalangan orang Indonesia dan oleh para pemuda waktu itu sudah dinyanyikan lagu yang sekarang menjadi Indonesia Raya. Di zaman Hindia Belanda, pendidikan Sekolah Dasar untuk anak Bumiputera di desa, terpisah dari SD untuk anak pegawai negeri.
Pendidikan SD di desa dipecah menjadi dua, yaitu 3 tahun di Sekolah Desa dan kalau kuat dapat diteruskan 3 tahun lagi ke Angka Loro yaitu 'sekolah nomor dua' sesudah Sekolah Desa. Lulusan Angka Loro dan lebih-lebih Sekolah Desa memang dipersiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga kuli dengan upah rendah, yang menguntungkan para pemilik perkebunan Belanda. Kalau seandainya Pemerintah Indonesia sekarang membuka sekolah-sekolah khusus untuk kaum elite, serta membatasi jumlah penerimaan murid baru dan memperpanjang masa belajar anak-anak Indonesia, maka tapa dirasa efeknya memperkuat policy pemerintahan Hindia Belanda.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu, akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging=Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.
Pada masa sekarang pun pandu garuda masih tetap dikembangkan dengan nama Pramuka Garuda dengan tanda atau lambang, sama seperti sejarah aslinya pramuka garuda juga memiliki kecakapan tertentu yang sudah diuji dan diakui dalam dunia kepramukaan.
Interpretasi
Sebagai pejuang yang lahir dari kepanduan, ia telah dibekali pemahaman serta pengajaran agama yang matang. Bung Tomo, memegang teguh prinsip bahwa sebagai seorang pandu dan pejuang bangsa dirinya harus suci dalam perkataan atau pun perbuatan. Bekal inilah yang menjadi pondasi dasar dalam setiap pergerakan perjuangannya, sehingga pekikan Allahu Akbar yang selalu terdengar dalam menyemangati perlawanan pemuda dan rakyat memiliki kekuatan sangat besar dan tak tertandingi.
Contoh 2: Pemuda Visioner dari Surabaya
Pernyataan umum
Peristiwa 10 November 1945 telah menjadi sejarah yang selalu membekas di ingatan warga Surabaya berjuang bersama-sama mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, satu tokoh yang memiliki kontribusi besar adalah Soetomo atau kerap dipanggil Bung Tomo. Pemuda yang sedari kecil didik menghargai pentingnya pendidikan ini dikenal masyarakat luas sebagai pemuda revolusioner yang mampu mengobarkan semangat arek-arek Surabaya berjuang melawan penjajah pada tanggal 10 November 1945. Perjuangan yang dilakukan Bung Tomo tidak hanya dengan fisik baku hantam, tetapi berjuang melalui orasinya di radio dan berjuang dengan pena di surat kabar milik Jepang pada waktu itu. peristiwa 10 November 1945 sebenarnya diawali oleh kekalahan Jepang. Masyarakat pribumi berupaya keras, bersatu, semangat dan bertekad bulat mendesak para tentara Jepang untuk dilucuti persenjataannya.
Deretan penjelas
Tentara Jepang dibuat lumpuh oleh masyarakat sipil Indonesia. Pusat persenjataan Jepang yang bermarkas di Surabaya telah disita dan digunakan oleh orang Pribumi. Di bawah komando Bung Tomo, Surabaya 10 November 1945 telah terjadi pertempuran di berbagai daerah. Pertumpahan darah para sekutu maupun orang pribumi sudah tidak terbendung lagi. Korban jiwa tidak terhitung lagi seberapa banyaknya. Saat pergerakan melucuti senjata Jepang telah membuahkan perang di berbagai sudut kota Surabaya. Tentara Inggris terpaksa turun ke Jakarta pada 15 September 1945 dan pada 25 Oktober 1945, tentara Inggris sudah sampai di kota Surabaya. Kedatangan tentara sekutu in tidak dibiarkan begitu saja oleh arek-arek Surabaya. Melainkan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin dari Jakarta menginformasikan kepada penduduk Surabaya bahwa sekutu telah ke tanah air.
Dari informasi itu, disebutkan bahwa kedatangan tentara sekutu ke Surabaya tergabung dalam barisan Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) atas keputusan dan nama Blok Sekutu. Kedatangan sekutu ini beralasan guna mengangkut orang Jepang yang sudah kalah perang dan para orang asing yang ditawan pada masa Jepang menduduki Indonesia. Maka dari itu, Menteri Amir Syarifuddin berpesan agar kedatangan AFNEI diterima oleh pemerintah daerah Surabaya dengan baik dan membantu tugas tentara sekutu tersebut. Tetapi, arek Surabaya tidak percaya begitu saja informasi ini. Bung Tomo adalah orang pertama kali yang tidak percaya terhadap apa yang disampaikan menteri Amir Syarifuddin, oleh sebab itu ia mengajak semua masyarakat Surabaya agar tetap berhati-hati dan mencurigai kedatangan Inggris sebagai sekutu yang membantu mengembalikan kolonialisme Belanda di Indonesia.
Kecurigaan Bung Tomo bukan tanpa alasan, tetapi hal ini didasari oleh Kolonel J.G. Huijer, perwira tentara sekutu yang berkebangsaan Belanda datang pertama kali ke Surabaya pada 23 September 1945 sebagai utusan Laksamana Pertama Patterson, Pimpinan Angkatan Laut Sekutu di Asia Tenggara, ternyata setelah diselidiki membawa misi rahasia dari pimpinan tertinggi Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Di Surabaya, Huijer menentang revolusi yang digelorakan para rakyat Indonesia. Bahkan Huijer merendahkan bangsa Indonesia dengan mengatakan bahwa Indonesia tidak pantas merdeka, schingga Belanda perlu menduduki Indonesia kembali. Sikap ini tentu memancing kemelut para pejuang di Surabaya. Huijer pada waktu itu ditangkap dan ditawan oleh aparat keamanan Indonesia di Kalisosok.
Menjelang kedatangan tentara Inggris di Surabaya, Mosopo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia mengajak seluruh rakyat Surabaya untuk bersiaga dan bersiap perang dengan pasukan Inggris. Rakyat diajak menyambut kedatangan tentara Inggris dengan senjata hasil pelucutan tentara Jepang. Sedangkan yang tidak kebagian bisa menggunakan bambu runcing sebagai senjata alternatif. Selain itu, Moesopo melalui siaran radio telah melangsungkan pidatonya yang didengar hampir seluruh masyarakat Indonesia. la menyerukan bahwa tentara Inggris dan NICA telah mendarat di Surabaya, oleh sebab itu masyarakat Surabaya harus siap-siap menyambut kedatangan tentara sekutu.
Interpretasi
Dugaan Bung Tomo dan arek Surabaya ternyata benar, kedatangan Inggris ke Surabaya membawa misi ingin mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. Terlebih NICA ikut tergabung bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan yang sama. Tentu hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan muncul pergerakan-pergerakan untuk melawan kebijakan tentara sekutu tersebut.
Contoh 3: Bung Tomo
Pernyataan umum
Tidak banyak orang Indonesia yang mampu menggerakkan massa melalui pidato-pidatonya. Selain Sukarno yang terkenal dengan julukan Penyambung Lidah Rakyat, terdapat tokoh muda Surabaya yang mampu menyeru rakyat untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan iringan pekik khas menggelegarnya, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar". Dialah Sutomo. Orang-orang biasa memanggilnya Bung Tomo.
Deretan penjelas
Bung Tomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Sejak muda usia, Bung Tomo telah mengikuti gerakan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Gerakan kepramukaan ini mampu mengasah jiwa patriotismenya dan menumbuhkan sikap mandiri baginya. Dalam usia remajanya, 17 tahun, Bung Tomo kemudian berkiprah dalam bidang politik dengan memasuki Partai Indonesia Rava (Parindra) cabang Tembok Duku, Surabaya. Bung Tomo ditunjuk menjadi sekretaris dalam organisasi politik tersebut.
Dunia tulis-menulis dirambah pula oleh Bung Tomo. Tulisan pertamanya muncul di harian Oemoem, Surabaya. la terus berkarier dalam bidang kewarta-wanan hingga menjadi Pemimpin Redaksi Berita Antara pada tahun 1945.
Sekalipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, namun Belanda masih tetap berusaha ingin terus memperpanjang penjajahannya kembali. Beberapa orang Belanda sengaja memancing kemarahan rakyat Surabaya dengan mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945. Kemarahan rakyat Surabaya tersulut. Dengan keberanian tinggi mereka mendatangi hotel Yamato dan menurunkan paksa bendera Belanda. Warna biru bendera itu disobek dan Merah Putih kemudian dikibarkan. Rakyat Surabaya telah kuat bersikukuh, bendera Merah Putih Biru 'haram' hukum-nya berkibar di Surabaya!
Perseteruan Indonesia dengan pasukan Sekutu terus meruncing. Terlebih-lebih setelah Jenderal Mallaby, komandan Brigade 49 divisi 23, tewas dalam insiden di Gedung Internatio Jembatan Merah. Mayor Mansergh pada tanggal 9 November 1945 mengeluarkan ultimatum Sekutu yang meminta semua pimpinan bangsa Indonesia menyerahkan senjata dan mengangkat tangan sebagai tanda menyerah di tempat-tempat yang telah ditentukan. Batas waktu penyerahan itu tanggal 10 November 1945, jam 6 pagi. Jika 'perintah' ini tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur pasukan Sekutu habis-habisan!
Gubernur Suryo Sungkono dan Bung Tomo secara tegas menolak seruan Sekutu. Rakyat Surabaya yang tersulut kembali kemarahannya dengan ultimatum Sekutu berdiri di belΓ€kang mereka. Kekuatan rakyat pun digalang dan mereka bersiap siaga 'menunggu' ancaman Sekutu.
Pasukan Sekutu melaksanakan ancamannya. Pada tanggal 10 November 1945 Surabaya digempur habis-habisan dari darat, laut dan udara. Pertempuran amat dahsyat terjadi. Bersenjatakan segala yang bisa dijadikan senjata, rakyat Surabaya bersatu padu melawan kecongkakan dan kebringasan pasukan Sekutu dengan kecanggihan dan kelengkapan peralatan perangnya.
Bung Tomo tampil untuk menggelorakan semangat tempur arek-arek Suroboyo. Lewat siaran radio, suara Bung. Tomo menggelegar membakar dan memompa semangat juang rakyat Surabaya. Pekik khas-nya, Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!, adalah panggilan suci bagi segenap rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan negeri tercinta. Gelegar pekik Bung Tomo mendapat sambutan rakyat Surabaya hingga sejarah mencatat pertempuran Surabaya 10 November 1945 merupakan perang terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia! Demikian dahsyat berkobarnya peperangan Surabaya laksana tak terhingga jumlah putra-putra Ibu Pertiwi yang gugur sebagai kusuma bangsa di sana. Pemerintah Indonesia kemudian menetapkan peristiwa Surabaya 10 November 1945 yang melambangkan kepahlawanan bangsa Indonesia yang dipelopori rakyat Surabaya tersebut menjadi Hari Pahlawan.
Bung Tomo kemudian ditunjuk sebagai Ketua Umum Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPR) selama masa Revolusi Fisik, 1945-1949. Bung Tomo juga tercatat pernah menjadi Dewan Penasehat Panglima Besar Jenderal Sudirman. Selain itu, Bung Tomo perah pula menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Produksi Senjata seluruh Jawa dan Madura. Sementara pangkat kemiliteran yang disandang Bung Tomo adalah mayor Jenderal.
Nama Bung Tomo perlahan-lahan menghilang dari pentas nasional kemudian. Nama Bung Tomo memang sempat terdengar tahun 1968 ketika ia menamatkan pendidikan ekonominya di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Nama Bung Tomo kembali muncul tahun 1978 ketika ia ditangkap oleh rezim Suharto dengan tuduhan subversi.
Interpretasi
Orator luar biasa peperangan Surabaya itu meninggalkan suara menggelegar khasnya yang tidak akan dilupakan rakyat Indonesia untuk selama-lamanya ketika ia menunaikan rukun Islam ke-5 di Tanah Suci. Bung Tomo wafat ketika melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada tanggal 7 Oktober 1981. Jasad-nya diterbangkan ke tanah air dan selanjutnya dimakamkan di Ngagel, Surabaya.
Nah, itulah contoh teks eksplanasi tentang Hari Pahlawan lengkap dengan strukturnya. Semoga bermanfaat, Dab!
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(cln/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang