Kisah Pria Kulon Progo Bertahan Jadi Sopir Truk Meski Kehilangan Telapak Kaki

Kisah Pria Kulon Progo Bertahan Jadi Sopir Truk Meski Kehilangan Telapak Kaki

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 15 Sep 2023 19:57 WIB
Sutrisno sopir truk difabel asal Kulon Progo.
Sutrisno sopir truk difabel asal Kulon Progo. (Foto: dok. istimewa)
Jogja -

Sutrisno, warga Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, harus rela kehilangan telapak kakinya usai mengalami kecelakaan. Kecelakaan ini nyaris membuatnya tak bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai pengemudi truk.

Namun pria 49 tahun ini pantang menyerah. Dia mampu beradaptasi dan mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) hingga dirinya bisa melanjutkan mata pencahariannya sebagai sopir truk.

Dihubungi detikJogja, Trisno, panggilan akrabnya, sedang berada di Bandung. Dia membawa truk mengantar muatan melon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini posisi saya di Bandung, datang tadi pagi ngirim melon," terang Trisno saat dihubungi wartawan, Jumat (15/9/2023).

Bapak dua anak tersebut kemudian menceritakan nasib nahas yang menimpanya pada 1997 silam yang menyebabkan ia harus kehilangan telapak kakinya.

ADVERTISEMENT

"Kecelakaan tahun 1997. Itu di truk bawa cabai. Ngejar waktu. Kecelakaan di wilayah Purworejo (Jawa Tengah), lawannya ngantuk," terang Trisno.

"Luka di kaki kanan yang paha patah terus bawah dengkul patah sama di telapak amputasi," lanjutnya.

Meski begitu, Trisno enggan menyerah. Demi menghidupi istri dan kedua anaknya, ia melanjutkan pekerjaannya tersebut dengan segala kesulitan saat baru saja kehilangan telapak kaki, hingga saat ini yang menurutnya sudah terbiasa.

"Nggak ada alat bantu (saat menyetir), biasa aja.Ya demi anak-anak, kalau kita nggak mencari nafkah ya siapa lagi," ungkap Trisno.

Lantaran pekerjaannya tersebut, Trisno tetap harus memiliki SIM. Ia kemudian menceritakan prosesnya dalam mengurus SIM.

"Kemarin teman-teman difabel dibilang pas SIM Oktober mati, lalu ada informasi D1 bikin nyopir truk. Ternyata belum ada Undang-Undang SIM difabel yang pegang truk belum ada. Makanya diwajibkan pakai B1 umum atau B2 umum," jelasnya.

"Ya prosesnya sama kita disamakan seperti orang normal, kita awalnya nyari ke Jogja terus ke Polres Kulon Progo," ungkap Trisno.

Trisno pun mengapresiasi pihak kepolisian yang tidak membeda-bedakan dan tetap memberikan layanan SIM bagi teman-teman difabel.

Sementara itu, Kasatlantas Polresta Jogja AKP Maryanto menjelaskan layanan pengurusan SIM bagi teman-teman difabel adalah upaya pihaknya tetap memberikan kesetaraan hak bagi warga difabel.

"Kita juga berempati kepada teman-teman disabilitas yang sudah berupaya untuk mereka tertib di jalan," jelas Maryanto saat ditemui wartawan di Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) Polresta Kota Jogja, Jumat (15/9).

"Kemudian mereka membuat SIM ini adalah menjadi semangat kami untuk membantu mereka di mana ketika berkendara tentunya mereka harus mengetahui tentang etika berlalu lintas ataupun tata cara berlalu lintas," tutupnya.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads