Pengamat politik Rocky Gerung menilai bonus demografi yang selama ini digaungkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sulit diraih. Hal itu dikarenakan angka stunting yang masih tinggi saat ini.
"Stunting per hari ini, prevelensinya 20% ke 25%, artinya dari 4 bayi yang lahir satu pasti kekurangan gizi. Karena hak si bayi untuk memperoleh susu, kacang hijau dan daging berubah menjadi hak jalan tol untuk dapat aspal dan semen," kata Rocky saat diskusi bertajuk 'Menggugat Kedaulatan Rakyat: Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Demokrasi Substantif di Indonesia' di UMY, Kasihan, Bantul, Sabtu (9/9/2023).
Sehingga Rocky menilai pemerintahan Jokowi lebih terkesan mementingkan pembangunan jalan tol ketimbang menangani stunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rezim ini doyan memperpanjang jalan tol, memperpendek jalan pikiran. Jadi anda bayangkan stunting mau diandalkan oleh Pak Jokowi untuk jadi bonus demografi, bagaimana mungkin," ujarnya.
Rocky selanjutnya menyebut jika ibu hamil menjalani survei dengan pertanyaan apakah senang akan memiliki anak pasti jawabannya senang. Namun, jika sang bayi yang menjadi sasaran survei dengan pertanyaan 1 dari 4 bayi yang lahir stunting dan bakal ikut menanggung utang negara pasti bayi itu memilih masuk kembali ke rahim sang ibu.
"Setelah kedua hal itu disampaikan ke bayi, tanya si bayi anda mau lahir atau tidak? Kembalikan saya kepada rahim ibuku, dia tidak mau lahir, karena dia tahu wong tidak ada gunanya dia lahir kalau mesti bayar utang rezim hari ini dan harus mengalami kekurangan gizi," ucapnya.
Apalagi, Rocky menyebut jika bayi yang lahir dengan gizi yang kurang otaknya akan menyusut 25%. Sehingga tidak mungkin mereka berkompetisi dengan bayi Singapura, Vietnam atau Thailand.
"Jadi kalau anda dengar Jokowi bilang bonus demografi, itu adalah omong yang kosongnya sangat besar. Faktanya nggak mungkin, anda mau kompetisi apa di tahun 2045, kalau investasi itu dipakai untuk jalan tol bukan untuk jalan pikiran. Itu poinnya," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Kompetisi di masa depan kompetisi ide dan itu yang diajarkan brother Ahmad Dahlan. Kata Pak Ahmad Dahlan, mengutip ayat pertama Qur'an, baca, baca, baca; buku, buku, buku. Bukan aspal, aspal, aspal. Itu dasarnya," ucapnya.
"Jadi kita lihat kehidupan kita keropos dalam dua hal, kesehatan kita buruk, pikiran kita dungu," imbuh Rocky.
Selain itu, kesehatan buruk dan pikiran yang dungu menyebabkan banyaknya buzzer. Rocky menilai jika pendidikan dan kesehatan masyarakat terjamin tidak akan ada orang yang mau menjadi buzzer.
"Orang yang punya otak tidak mungkin jadi buzzer, orang yang hidup berkecukupan nggak mau jadi buzzer. Jadi kita ingat bahwa sistem pendidikan kita yang ingin kita ucapkan hari ini harus berbasis pada ide pertama dari Kiai Haji Ahmad Dahlan yaitu berpikir," ujarnya.
Simak Video "Video: Rocky Gerung Puji Kakorlantas Bisa Tekan Angka Kecelakaan"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu