Jorok! Ratusan Kilogram Kotoran Manusia Berceceran di Kota Ini

Internasional

Jorok! Ratusan Kilogram Kotoran Manusia Berceceran di Kota Ini

Tim detikTravel - detikJogja
Selasa, 05 Sep 2023 18:33 WIB
Homeless people carry a plastic tarp to shield themselves from a light rain brought by Tropical Storm Hilary in downtown San Diego, Sunday, Aug. 20, 2023. (AP Photo/Damian Dovarganes)
Ilustrasi tunawisma di Amerika Serikat (Foto: AP/Damian Dovarganes)
Jogja -

Sebuah kota di Amerika Serikat dilaporkan menjadi permukiman tunawisma. Mirisnya, mereka meninggalkan ratusan kilogram kotoran di jalanan.

Dikutip detikTravel dari Daily Star, Selasa (5/9/2023), Wali Kota Casper, Wyoming, Amerika Serikat mengatakan kotanya dihuni sekitar 200 tunawisma. Dia menuding para tunawisma itu telah membuat kekacauan di jalanan dan taman.

"Mereka menghancurkan segalanya. Sangat mengerikan," kata Wali Kota Bruce Knell kepada Cowboy State Daily.

Para pegawai kota mengatakan kepada media bahwa mereka harus mengangkut sekitar 230 kilogram kotoran manusia dari sekitar pusat kota.

"Di saat-saat putus asa, orang-orang melakukan hal-hal yang nekat, dan sayangnya kami yang harus menghadapinya," lanjut Knell.

Dia mengatakan sekelompok penghuni liar telah pindah ke motel Econo Lodge yang ditutup karena dampak banjir. Namun, para tunawisma itu disebut melakukan kerusakan hingga senilai jutaan dolar AS. Nilai kerusakan akibat ulah tunawisma ini pun diklaim lebih besar ketimbang alasan penutupan motel tersebut karena banjir awal tahun ini.

Foto-foto kerusakan motel itu menunjukkan kerusakan bangunan akibat saluran air yang rusak. Knell mengatakan bangunan motel itu tidak dapat dihuni dan tak aman usai kerusakan tersebut.

Motel itu pun berhenti beroperasi pada bulan November tahun lalu. Knell menyebut orang-orang mulai berjongkok di sejumlah properti yang ditinggalkan di seluruh kota, beberapa bangunan di antaranya tak memiliki air atau listrik.

Beberapa orang juga dilaporkan berkemah di taman-taman setempat, di jalur sepeda atau bahkan tidur di dalam mobil mereka. Knell menyebut orang-orang yang ditolak di pusat penampungan tunawisma, sebagian di antaranya tidak benar-benar pergi.

"Ada bagian tertentu dari populasi tunawisma, baik penyalahgunaan zat atau penyakit mental, yang membuat mereka tidak ingin menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat," ucap Knell.

"Ketika mereka melakukan hal itu, mereka tidak diizinkan masuk ke tempat penampungan, yang berarti mereka hanya berkeliaran di komunitas kami dan menimbulkan masalah," pungkasnya.




(ams/sip)

Hide Ads