Tim peneliti dari Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis hasil analisis sementara terkait lubang amblas atau sinkhole yang muncul di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo. Salah satu hasilnya berupa temuan rongga horizontal yang berpotensi memicu longsor.
"Jadi sebenarnya yang amblas itu dia (sinkhole) menunjukkan pola uang memanjang ke arah horizontal, jadi bukan hanya turun, tapi juga horizontal ke arah timur yang memanjang di bawah rumah. Ada kemungkinan ini bisa amblas, tapi kita tidak tahu kapan, apakah tahun ini atau 100 tahun mendatang," kata Pakar Geologi UGM, Wahyu Wilopo usai pemaparan hasil analisa sinkhole di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kamis (24/8/2023).
Rongga horizontal ini berada tepat di bawah rumah milik Karyo Dimejo (70) selaku pemilik lahan tempat di mana sinkhole ditemukan. Terkait ukuran rongga, tim peneliti belum bisa menerangkan karena alat georadar yang digunakan selama penelitian hanya mampu mendeteksi keberadaan zona lemah tanah di bawah permukaan.
Adapun perkiraan kedalaman lubang misterius berdasarkan hasil deteksi georadar berkisar 15-20 meter.
"Karena georadar punya keterbatasan, kita hanya bisa mendeteksi kemungkinan kedalaman sekitar 20 atau 15 meter. Kalau di bawahnya lagi kita tidak bisa mendeteksi, namun kemungkinan masih ada, tapi kecil," ujar Wahyu.
Wahyu mengatakan keberadaan lubang misterius serta rongga horizontal ini berpotensi memicu longsor. Hal ini juga didasarkan oleh kondisi tanah sekitar yang labil serta ditemukan banyak rekahan.
"Iya betul (potensi longsor). Kalau tadi sudah ditunjukkan yang garis merah itu sudah ada tanda retaknya, artinya terjadi adanya deformasi. Retak itu ada dua kemungkinan, retak karena deformasi sampai ke dalam atau karena dia di atasnya lapuk karena ada tanah lempung atau swelling, di mana kalau musim kemarau tanahnya pecah-pecah, kalau musim penghujan dia akan kembali normal," urainya.
(ams/rih)