Sebuah studi di Inggris Raya terhadap 4.600 responden menunjukkan mayoritas siswa menyontek saat mengikuti ujian online. Alasan bermacam-macam, mulai dari persepsi bahwa setiap siswa melakukannya hingga karena bisa melakukannya.
Studi tersebut dilakukan pada masa pandemi COVID-19. Diinisiasi oleh Profesor Phil Newton, pakar integritas Swansea University, Wales, Inggris Raya. Bersama sejawatnya, Newton melibatkan 4.600 siswa dalam surveinya.
Terjadi peningkatan drastis aksi menyontek dalam ujian online jika dilihat periode sebelum dan pas pandemi COVID-19. Sebanyak 54,7 persen responden mengaku menyontek. Sedangkan sebelum pandemi, 'hanya' 29,9 persen responden yahg menyontek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat kecurangan diprediksi lebih besar. Artinya jumlah siswa yang menyontek bisa saja lebih dari 54,7 persen responden. Karena ada kemungkinan, aksi itu tak dilaporkan.
Alasan Menyontek
Peneliti menemukan ragam alasan menyontek. "Jawaban yang paling mungkin adalah 'kami menyontek karena kami bisa'," ungkap Profesor Newton.
Peralihan skema offline ke online juga memicu aksi menyontek. Mereka menganggap pihak sekolah tak 'peduli'.
"Pelajar lain mungkin membenarkan melakukannya karena semua orang melakukannya, dan mereka tidak ingin rekan mereka mendapat keuntungan yang tidak adil," urai Newton.
Selengkapnya baca di detikEdu.
(trw/trw)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?