Pj Walkot Sebut Pembakaran Sampah Dekat GL Zoo Masuk Bantul, Ini Kata Bupati

Pj Walkot Sebut Pembakaran Sampah Dekat GL Zoo Masuk Bantul, Ini Kata Bupati

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Jumat, 11 Agu 2023 15:14 WIB
Postingan video pembakaran sampah di timur jembatan Gembira Loka.
Foto: Tangkapan layar postingan video pembakaran sampah di timur jembatan Gembira Loka.
Bantul -

Media sosial heboh dengan postingan video pembakaran sampah di pinggir Jalan Kusumanegara, tepatnya di timur Gembira Loka atau GL Zoo. Postingan tersebut mendapat respons Pj Wali Kota Jogja Singgih Raharjo dan menyebut lokasi pembakaran itu masuk Bantul.

Dilihat detikJogja, penjelasan dalam postingan video tersebut menyebut 'Pemandangan hampir setiap malam, lokasi sebelah timur jembatan Gembira loka Yogyakarta'. Selanjutnya, ada salah satu pengguna X yang mencolek akun X Singgih.

"Niku masuk wilayah Bantul," ujar Singgih melalui akun pribadinya @azinggih, Jumat (11/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal tersebut, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih tidak berkomentar apakah pembakaran itu masuk Bantul atau Kota Jogja.

Namun ia mengaku sangat menyayangkan soal pembakaran sampah. Menurutnya hal itu merupakan wujud tidak mampunya dalam melakukan pemilahan sampah.

ADVERTISEMENT

"Iya itu kita sayangkan, pembakaran itu kan berarti dia gagal melakukan pemilahan. Wong ora dibakar wae payu kok (tidak dibakar saja bisa laku dijual), coba kertas itu kalau dikumpulkan banyak sekali," kata Halim kepada wartawan di Bantul hari ini.

Menurutnya jumlah sampah nonorganik, seperti kertas, yang dihasilkan rumah tangga tergolong masih sedikit. Oleh karena itu Halim meminta masyarakat melakukan pemilahan sampah dan mengumpulkannya di rumah pilah sampah tiap pedukuhan.

"Maka kalau dikumpulkan tiap rumah tangga perkembangannya hanya sedikit. Karena itu di setiap pedukuhan ada tempat penyetoran sampah nonorganik," ucapnya.

"Apalagi saat ini sudah semakin banyak rumah pilah sampah di tingkat pedukuhan yang ada di Bantul," lanjut Halim.

Terlebih, setiap pedukuhan telah mendapat anggaran dari P2BMP sejumlah Rp 50 juta. Dari anggaran tersebut, Halim meminta untuk meningkatkan pembentukan pengelola sampah tingkat pedukuhan.

"Dengan anggaran P2BMP kita minta untuk membentuk tim pengelola sampah yang tugasnya adalah menampung pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Semua itu untuk memudahkan rumah tangga yang bingung, kalau sudah terkumpul dijual," pungkas Halim.




(rih/dil)

Hide Ads