Paskibra Asal Bayat Klaten yang Meninggal Disebut Pelajar Gunungkidul

Regional

Paskibra Asal Bayat Klaten yang Meninggal Disebut Pelajar Gunungkidul

Tim detikJateng - detikJogja
Kamis, 10 Agu 2023 18:17 WIB
Warga datangi Puskesmas Bayat Klaten.
Warga datangi Puskesmas Bayat Klaten buntut meninggalnya TA, paskibra asal Bayat. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Jogja -

Anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, inisial TA (16) meninggal dunia. TA disebut merupakan siswi SMK di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Warga Geruduk Puskesmas

Mengutip detikJateng, meninggalnya TA memicu warga menggeruduk Puskesmas Bayat. Diketahui TA sempat dilarikan ke puskesmas tersebut.

Sekitar 10 perwakilan warga diterima Kepala Puskesmas Bayat Wahyu Ciptadi, Camat Bayat Joko Purwanto, Kapolsek Bayat AKP Diyatno, dan Muspika. Warga mempertanyakan kinerja puskesmas yang dinilai lambat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering nggampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi, Kamis (10/8/2023) pagi.

"Banyak sekali keluhan masyarakat, bahkan ratusan kali. Yang kami tanyakan Puskesmas sudah pasang plakat 24 jam mestinya petugas harus stand by, jangan cuma tulisan," kata Ripto, yang juga relawan.

ADVERTISEMENT

Sebagai masyarakat, lanjut Ripto, dirinya kecewa. Jangan sampai kejadian seperti itu membuat kepercayaan masyarakat justru menurun.

"Jangan sampai kejadian seperti itu membuat kepercayaan masyarakat justru menurun. Ini urusan nyawa, tolong jangan seperti itu," imbuh Ripto.

Warga Desa Bogem, Sunarwan mengatakan kejadian terakhir dialami warganya Rabu (9/8) sore. TA yang seorang Paskibra kejang di rumah usai latihan dan dibawa ke Puskesmas Bayat tapi akhirnya meninggal.

"Dibawa ke Puskesmas tapi dokternya tidak ada, yang ada perawat dan dinyatakan meninggal. Mau dibawa RS ambulans juga ada tapi sopirnya yang tidak ada,'' kata Sumarwan.

Penjelasan Puskesmas

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bayat, Wahyu Ciptadi mengatakan pasien TA memang dibawa ke Puskesmas Bayat. Tapi saat di Puskesmas kondisinya sudah meninggal.

"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal). Riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung, tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," kata Wahyu Ciptadi kepada wartawan, Kamis (10/8).

Wahyu mengatakan pihaknya sudah meminta maaf dan berterima kasih kepada warga yang datang untuk memberikan masukan.

"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindak lanjuti kok," jelas Wahyu.

Dijelaskan Wahyu, meskipun sopir ambulans di Puskesmas Bayat hanya satu tetapi tenaga lain ada yang kadang menjadi driver. Hanya saja saat kejadian pasien TA datang, staf tersebut sedang opname.

"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjut Wahyu.

Di Puskesmas Bayat, sebut Wahyu, ada tiga mobil ambulans. Satu untuk mobil jenazah, satu untuk puskesmas keliling, dan satu untuk ambulans rujukan.

"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," imbuh Wahyu.

Siswi SMK di Gunungkidul

TA diketahui dimakamkan beberapa jam setelah warga mendatangi Puskesmas Bayat. "Dimakamkan jam 13.00 WIB. Kita juga langsung melayat," ungkap warga Bayat, Sunarwan, Kamis (10/8).

"(TA) Sekolah di SMK, tapi di Gunungkidul. Informasinya Paskibra di sekolah, tapi ikut Klaten atau Gunungkidul saya tidak tahu," ujar Sunarwan.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Warga lain, Ripto menyatakan warga tidak mengetahui apakah TA meninggal di rumah, di perjalanan ke puskesmas, atau setelah tiba di Puskesmas Bayat.

"Entah meninggal di situ (puskesmas) atau di jalan kita tidak tahu. Tapi di Puskesmas tidak ada dokter dan sopir ambulans. (TA) Paskibra-nya di Gunungkidul, tapi sudah pulang," ujar Ripto.

Menurut Ripto, gadis tersebut sudah pulang dari latihan Paskibra dan kejang pada Rabu (9/8) malam. TA lalu diantar keluarganya ke puskesmas dengan mobil biasa.

"Diantar dengan mobil biasa. Karena tidak ada dokter, minta dirujuk ke RS, tapi di Puskesmas tidak ada sopirnya. Kalau pasang plakat 24 jam kenapa begitu pelayanannya," ucap Ripto.

Puskesmas Bayat, kata Ripto, merupakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bagi warga Kecamatan Bayat.

"RS paling dekat ke RS Bagas Waras, tapi jaraknya sekitar 12 kilometer. Ke Cawas ada RSI, tapi jaraknya hampir sama. Terdekat ya puskesmas," imbuh Ripto yang juga Ketua RT 01 Desa Paseban itu.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)

Hide Ads