Benteng Kalimo'ok adalah salah satu peninggalan VOC di Kabupaten Sumenep. Bangunan ini menjadi saksi bisu ketika kekuatan kolonial menata ulang peta kekuasaan di kepulauan Nusantara.
Meski tidak sebesar benteng-benteng lain di Nusantara, ungkapan "kecil tapi strategis" terasa pas menggambarkan Benteng Kalimo'ok. Dibangun pada akhir abad ke-18, benteng ini berfungsi sebagai pos pertahanan sekaligus penanda kekuasaan VOC di wilayah timur Madura.
Letaknya yang tersembunyi di belakang fasilitas umum dan sekolah membuatnya seolah menjadi memori yang terselip di antara masyarakat sekitar. Kini, Benteng Kalimo'ok menjadi destinasi wisata sejarah sederhana.
Pengunjung datang melihat gerbang kuno, memotret sisa dinding, atau sekadar menapakkan kaki di tanah yang dulu menjadi pusat kendali kolonial. Namun, kondisi bangunan dan pengelolaannya masih menghadapi tantangan besar jika tujuan jangka panjangnya adalah pelestarian yang layak dan edukatif bagi generasi muda.
Jejak Sejarah VOC di Madura
Dilansir dari laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, catatan sejarah menyebutkan Benteng Kalimo'ok dibangun pada tahun 1785 sebagai bagian dari jaringan pertahanan VOC di wilayah timur Madura.
Pembangunan benteng ini tidak semata untuk kepentingan militer, tetapi juga sebagai simbol kontrol perdagangan dan politik yang dijalankan VOC pada masa itu. Benteng ini merupakan pembangunan kedua di wilayah Sumenep, setelah lokasi pertama dianggap kurang strategis dan kemudian dialihfungsikan menjadi gudang.
Dari situ terlihat bahwa strategi kolonial tidak hanya berfokus pada aspek militer, melainkan mencakup pertimbangan ekonomi dan logistik. Keputusan memindahkan atau membangun ulang fasilitas memperlihatkan dinamika hubungan antara otoritas VOC dan kondisi lokal saat itu.
Warga sekitar benteng masih menyimpan kisah tentang keberadaan bangunan pendukung di dalam kompleks, yang kini tinggal puing. Salah satu struktur di dalamnya disebut menyerupai cungkup.
Menurut sebagian warga, dulunya bagian ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan obat-obatan atau ruang administrasi. Sayangnya, detail-detail seperti ini belum sepenuhnya terdokumentasi dalam arsip publik yang mudah diakses.
Struktur dan Fungsi Benteng
Secara fisik, Benteng Kalimo'ok berukuran relatif kecil. Dikutip dari laman resmi Kabupaten Sumenep, panjang benteng mencapai sekitar 150 meter dan lebar 100 meter, dengan luas bangunan inti sekitar 1.500 meter persegi.
Dindingnya setinggi tiga meter, dan pada setiap sudut terdapat bastion berbentuk segi empat yang berfungsi sebagai pos pengintai. Desain ini mencerminkan kebutuhan strategis untuk memperluas pengawasan dengan sumber daya yang terbatas.
Dinding-dinding benteng juga dilengkapi lubang-lubang kecil sebagai tempat menempatkan senjata saat menghadapi serangan. Struktur semacam ini menunjukkan bahwa meskipun berskala kecil, Benteng Kalimo'ok dibangun dengan prinsip pertahanan yang matang dan efisien.
Bentuk serta fitur-fitur tersebut memungkinkan pertahanan dari segala arah, terutama dalam kondisi peperangan lokal pada masa kolonial. Menurut data Kemendikbud, Benteng Kalimo'ok telah terdaftar sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Sumenep.
Namun, kondisi fisiknya kini menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat cuaca, tumbuhan liar di dinding, dan perawatan yang belum optimal. Beberapa bagian tembok tampak rapuh, sementara area sekitar benteng kerap digunakan untuk aktivitas peternakan. Hal ini menimbulkan dilema antara pemanfaatan lahan dan upaya konservasi cagar budaya.
Akses dan Lokasi yang Tersembunyi
Secara administratif, Benteng Kalimo'ok berada di Desa Kalimo'ok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Lokasinya berada di belakang SDN Kalimo'ok I No 17, di kawasan Jalan By Pass Dusun Bara' Lorong.
Karena tidak berada di tepi jalan utama, pengunjung sering kali harus bertanya kepada warga sekitar atau menelusuri lorong sempit untuk mencapai gerbang benteng. Ketersembunyian ini memiliki dua sisi.
Di satu sisi, benteng terlindungi dari arus wisata massal sehingga terhindar dari vandalisme besar. Namun di sisi lain, akses yang sulit membuat jumlah pengunjung terbatas dan potensi wisata edukasi belum tergarap optimal.
Warga setempat menyarankan agar pengunjung menjadikan SDN Kalimo'ok I sebagai patokan, karena dari titik itu jalan menuju gerbang benteng cukup mudah ditemukan. Secara umum, kawasan ini belum dikembangkan sebagai destinasi wisata terintegrasi.
Fasilitas pendukung seperti papan informasi sejarah, jalur wisata yang tertata, atau panduan wisata lokal masih sangat minim. Jika dikelola secara kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan ahli cagar budaya, Benteng Kalimo'ok berpotensi menjadi lokasi edukatif yang menarik bagi pelajar maupun wisatawan sejarah.
Dari Pemakaman Belanda hingga Cerita Lokal
Di area luar benteng terdapat kompleks pemakaman yang diduga sebagai makam keturunan Belanda. Keberadaannya menambah lapisan sejarah kolonial di kawasan ini, menandakan benteng bukan sekadar bangunan militer, melainkan ruang sosial yang menyimpan kisah kehidupan dan kematian masa lalu.
Cerita rakyat di sekitar benteng turut memperkaya makna sejarahnya. Beberapa warga menyebut adanya cungkup obat-obatan di dalam area benteng, sementara sebagian lain menyebut kampung sekitar dengan nama "Kerkop", yang diyakini berasal dari kata Belanda Kerkhof (kuburan).
Narasi lokal semacam ini penting sebagai bentuk pelestarian memori masyarakat, agar sejarah tidak hanya bersumber dari dokumen kolonial, tetapi juga dari pengalaman warga yang hidup berdampingan dengan peninggalan tersebut.
Menjaga memori berarti memberi ruang bagi generasi mendatang untuk memahami kompleksitas masa lalu. Sejarah tidak sekadar mencatat kemenangan dan kekalahan, tetapi bagaimana masa lalu membentuk struktur sosial, ruang, dan budaya suatu daerah.
Benteng Kalimo'ok, dengan segala ketidaksempurnaannya, dapat menjadi ruang belajar terbuka bila ada kemauan kolektif untuk merawat dan melestarikannya. Bagaimana, penasaran untuk mengunjungi Benteng Kalimo'ok di Sumenep?
Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
Simak Video "Video: Kondisi Kerusakan Sejumlah Bangunan di Sumenep Usai Gempa M 6,5"
(ihc/irb)