Sejarah Kabupaten Sumenep, Asal-usul Nama hingga Warisan Budaya

Sejarah Kabupaten Sumenep, Asal-usul Nama hingga Warisan Budaya

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Rabu, 29 Okt 2025 01:00 WIB
Keraton Sumenep memikat wisatawan dengan arsitektur unik perpaduan Jawa, Eropa, dan Tiongkok. Tempat ini menyimpan sejarah dan tradisi kerajaan Madura.
Keraton Sumenep. Foto: Hilalia Kani Juliana
Sumenep -

Di ujung timur Pulau Madura, Kabupaten Sumenep menjadi penjaga warisan sejarah yang kaya. Wilayah ini menyimpan lapisan kisah di mana batas mitos dan fakta saling berpadu, menceritakan kejayaan kerajaan-kerajaan kuno serta proses panjang transformasi pemerintahan yang membentuknya selama berabad-abad.

Sumenep adalah kanvas hidup dari masa lalu yang tetap menolak dilupakan. Dikutip dari laman resmi BPK Jatim, Sumenep mengusung semboyan "Sumekar", akronim dari SumenepKaraton, yang mencerminkan sejarah panjangnya sebagai pusat pemerintahan adipati dengan puluhan keraton di masa lampau.

Sejalan dengan kekayaan budayanya, kabupaten ini juga mengembangkan pariwisata dengan branding "Sumenep The Heart Purity". Julukan tersebut menggambarkan karakter masyarakat yang menjunjung tinggi tata krama dan keramahan, serta kondisi alam yang tenang dan nyaman bagi wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejak Kerajaan Kabupaten Sumenep

Sejarah Sumenep bermula dari masa ketika wilayah ini diperintah para adipati dan raja-raja lokal. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Sumenep, Arya Wiraraja dilantik sebagai adipati pertama Sumenep pada 31 Oktober 1269, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sumenep.

Pada masa inilah fondasi politik dan kebudayaan daerah mulai terbentuk melalui hubungan dengan berbagai kerajaan besar di Pulau Jawa. Catatan sejarah daerah menyebutkan, terdapat 35 raja yang pernah memimpin Kerajaan Sumenep.

ADVERTISEMENT

Mereka memimpin Sumenep sebelum kabupaten ini akhirnya bertransformasi menjadi pemerintahan modern di bawah sistem bupati. Hingga kini, tercatat 14 bupati telah memimpin Kabupaten Sumenep, menandai perjalanan panjang dari kerajaan tradisional menuju tata pemerintahan modern.

Asal-usul dan Makna Nama Sumenep

Keraton Sumenep memikat wisatawan dengan arsitektur unik perpaduan Jawa, Eropa, dan Tiongkok. Tempat ini menyimpan sejarah dan tradisi kerajaan Madura.Keraton Sumenep memikat wisatawan dengan arsitektur unik perpaduan Jawa, Eropa, dan Tiongkok. Tempat ini menyimpan sejarah dan tradisi kerajaan Madura. Foto: Hilalia Kani Juliana

Dikutip dari laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, nama Sumenep diyakini berasal dari istilah kuno "Songennep", sebutan yang masih digunakan masyarakat pedesaan hingga kini.

Dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno), kata "Song" berarti relung atau lembah, sementara "Ennep" berarti mengendap atau tenang. Jika digabung, Songennep bermakna "lembah yang tenang" atau "cekungan damai", menggambarkan kondisi geografis wilayah yang subur dan tenteram.

Sekitar awal abad ke-18, pada masa penjajahan Belanda, penyebutan Songennep mulai bergeser menjadi Sumenep. Perubahan ini diduga dilakukan untuk memudahkan pelafalan bagi orang Belanda, sekaligus bagian dari strategi politik.

Meskipun ada teori populer lain, seperti "Moso Ngenep" (musuh bermalam) yang dikaitkan dengan peristiwa tahun 1750, teori tersebut terbantahkan karena Kitab Pararaton telah mencatat nama Songennep sejak 1475-1485.

Peninggalan dan Warisan Budaya

Banyak peninggalan sejarah menjadi bukti perjalanan panjang daerah ini. Di antaranya, Masjid Jamik Sumenep dan kompleks pemakaman kerajaan Asta Tinggi, yang dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Notokusumo I, abad ke-18. Kedua situs ini kini menjadi tujuan ziarah dan simbol kelanjutan budaya masyarakat.

Keraton Sumenep memikat wisatawan dengan arsitektur unik perpaduan Jawa, Eropa, dan Tiongkok. Tempat ini menyimpan sejarah dan tradisi kerajaan Madura.Keraton Sumenep Foto: Hilalia Kani Juliana

Selain itu, sejumlah keraton, artefak, dan manuskrip lokal masih terpelihara sebagai sumber penelitian dan wisata budaya. Pemerintah daerah bersama komunitas lokal terus berupaya menjaga dan melestarikan warisan tersebut agar tetap dapat dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang.

Kabupaten Sumenep merupakan mosaik sejarah utuh di ujung timur Madura. Semboyan "Sumekar" bukan sekadar akronim, melainkan simbol kejayaan masa lalu sebagai pusat pemerintahan para adipati.

Warisan sejarah yang megah ini kini berjalan seiring dengan identitas modern yang terus dibangun, menjadikan Sumenep sebagai daerah yang mampu menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa depan.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads