Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kopi dan kakao terbaik di dunia. Di balik kualitas dua komoditas unggulan tersebut, ada peran penting lembaga riset yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di bidangnya, yakni Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka).
Terletak di Jember, Jawa Timur, lembaga ini menjadi pusat unggulan nasional dalam riset dan pengembangan kedua komoditas tersebut, mulai dari budidaya, pascapanen, hingga industri hilir.
Puslitkoka berdiri pada 1 Januari 1911 pada masa kolonial Belanda dengan nama Besoekisch Proefstation. Seiring perjalanan waktu dan perubahan kebijakan, lembaga ini resmi menjadi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian No 786/Kpts/Org/9/1981.
Kini, Puslitkoka berada di bawah pengelolaan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dan memiliki visi menjadi lembaga penelitian unggul bertaraf internasional. Visi tersebut diwujudkan melalui berbagai program penelitian, pelatihan, dan diseminasi teknologi yang berorientasi peningkatan mutu serta daya saing kopi dan kakao.
Sejarah dan Kiprah Puslitkoka
Sejak awal berdirinya, Puslitkoka memiliki misi strategis untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mendukung pengembangan kopi dan kakao nasional.
Tak hanya fokus pada pengembangan varietas unggul atau inovasi teknologi, lembaga ini juga aktif melakukan diseminasi ilmu ke berbagai sentra perkebunan di Indonesia. Petani, pekebun, dan pelaku industri menjadi sasaran utama program edukatif ini agar hasil riset dapat diterapkan secara langsung di lapangan.
Keberhasilan Puslitkoka tidak lepas dari sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan kolaborasi lintas sektor, baik dengan lembaga nasional maupun internasional. Sinergi tersebut melahirkan berbagai inovasi yang berkontribusi besar terhadap kemajuan industri kopi dan kakao tanah air.
Prestasi lembaga ini juga diakui secara nasional. Pada 2012 dan 2013, Puslitkoka ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK (Center of Excellence) untuk komoditas kakao dan kopi oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
Penetapan ini menjadi bagian dari implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Bahkan, pada tahun 2012, Puslitkoka meraih Anugerah Prayogasala dari Menteri Riset dan Teknologi sebagai lembaga litbang unggulan nasional.
Seiring perkembangan zaman, Puslitkoka tidak hanya berfokus pada penelitian, tetapi juga pada pengembangan SDM dan kewirausahaan berbasis kopi serta kakao. Sejak 20 Mei 2016, lembaga ini membentuk unit strategis bernama Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP).
CCSTP berfungsi sebagai pusat pelatihan, inovasi, dan inkubasi bisnis bagi calon wirausahawan muda. Melalui program ini, peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan praktik langsung.
Mulai dari proses budidaya, pengolahan, hingga pengembangan produk hilir seperti minuman siap saji dan cokelat olahan. Dengan pendekatan ini, Puslitkoka menjadi pionir dalam mencetak entrepreneur kopi dan kakao berbasis riset.
Ragam Pelatihan di Puslitkoka
Sebagai lembaga penelitian yang sekaligus pusat edukasi, Puslitkoka menyediakan beragam program pelatihan yang terbuka bagi masyarakat umum, pelaku industri, maupun akademisi. Setiap pelatihan dirancang untuk memberikan kombinasi antara teori, praktik, dan pengalaman langsung di lapangan.
1. Pelatihan Uji Citarasa Kopi (UCK)
Pelatihan ini bertujuan melahirkan tenaga ahli yang mampu melakukan uji citarasa kopi secara profesional. Peserta dibekali teori dan praktik mengenai prosedur uji organoleptik, karakteristik rasa, hingga pengaruh pengolahan terhadap cita rasa kopi. Materi pelatihan meliputi sebagai berikut.
- Peranan uji citarasa dalam pengendalian mutu
- Pengaruh proses pengolahan terhadap rasa
- Dasar-dasar uji organoleptik
- Karakteristik dan deskripsi citarasa
- Metode uji citarasa standar internasional
2. Pelatihan Uji Citarasa Kakao (UCKa)
Serupa dengan pelatihan sebelumnya, program ini berfokus pada pengujian mutu dan rasa kakao. Peserta akan memahami bagaimana proses fermentasi, pengeringan, dan pengolahan mempengaruhi aroma dan rasa cokelat. Materi pelatihan mencakup sebagai berikut.
- Peranan uji citarasa untuk pengendalian mutu
- Faktor yang berpengaruh terhadap cita rasa kakao
- Dasar uji organoleptik dan deskripsi rasa
- Metode uji citarasa pasta cokelat
3. Pelatihan Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Kopi dan Kakao
Pelatihan ini ditujukan bagi petani dan pengelola kebun untuk memahami cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman kopi dan kakao secara efektif. Peserta diajarkan metode identifikasi, pencegahan, serta pengelolaan terpadu berbasis ekologi agar tanaman tetap sehat dan produktif.
4. Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengolahan Kopi
Program ini berfokus pada peningkatan produktivitas dan mutu hasil panen kopi. Peserta akan belajar mulai dari pemilihan bahan tanam unggul, pembibitan, teknik pemangkasan, konservasi lahan, hingga pengolahan pascapanen. Materi utama sebagai berikut.
- Syarat tumbuh kopi dan teknik penanaman
- Pemupukan, pangkasan, dan pengelolaan penaung
- Pengendalian OPT kopi
- Diversifikasi dengan tanaman lain dan ternak
- Panen, pascapanen, dan industri hilir kopi
5. Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengolahan Kakao
Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kakao, mulai dari tahap budidaya hingga pengolahan pascapanen. Program ini menekankan penerapan teknologi tepat guna dan praktik terbaik. Materi pelatihan meliputi sebagai berikut.
- Teknik pembibitan dan perbanyakan tanaman
- Konservasi dan pemupukan kakao
- Pengelolaan penaung dan pangkasan
- Rehabilitasi tanaman kakao
- Penanganan OPT, panen, dan pascapanen
6. Pelatihan Coffee Roasting and Blending
Dalam industri kopi modern, teknik roasting memegang peranan penting. Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam tentang metode sangrai dan teknik pencampuran (blending) berbagai jenis kopi seperti Robusta dan Arabika. Peserta dikenalkan dengan alat-alat sangrai dan standar mutu biji kopi (SNI 01-2907-2008).
7. Pelatihan Manajemen Kafe, Barista, dan Coffee Brewing
Pelatihan ini cocok diikuti calon pengusaha kafe maupun barista profesional. Peserta akan mempelajari pengelolaan kafe dari aspek teknis hingga manajerial, termasuk proses roasting, grinding, manual brewing, serta pembuatan produk hilir kopi siap saji.
Selain praktik pembuatan minuman, peserta juga dibekali materi manajemen bisnis kafe agar mampu mengelola usaha secara efisien dan berkelanjutan. Dengan kombinasi keterampilan teknis dan pengetahuan manajerial, pelatihan ini membantu mencetak pelaku usaha kopi yang kompeten dan inovatif.
Tarif Pelatihan Tahun 2025
Mengutip dari situs resmi Puslitkoka, lembaga ini telah merilis daftar biaya dan durasi untuk berbagai program pelatihan yang akan berlangsung pada tahun 2025. Setiap program dirancang dengan durasi dan tarif berbeda, menyesuaikan tingkat keahlian serta kebutuhan peserta. Berikut rincian lengkapnya.
Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi
- Durasi: 3 hari
- Biaya: Rp 8.000.000
Pelatihan Uji Cita Rasa Kakao
- Durasi: 3 hari
- Biaya: Rp 8.000.000
Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengolahan Kopi
- Durasi: 4 hari
- Biaya: Rp 8.000.000
Pelatihan Teknik Budidaya dan Pengolahan Kakao
- Durasi: 4 hari
- Biaya: Rp 8.000.000
Pelatihan Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Kopi dan Kakao
- Durasi: 2 hari
- Biaya: Rp 4.000.000
Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Cokelat
- Durasi: 2 hari
- Biaya: Rp 4.000.000
Pelatihan Manajemen Kafe & Barista
- Durasi: 2 hari
- Biaya: Rp 7.000.000
Pelatihan Coffee Roasting & Blending
- Durasi: 2 hari
- Biaya: Rp 4.000.000
Pelatihan Pengolahan Limbah Kopi dan Kakao
- Durasi: 2 hari
- Biaya: Rp 4.000.000
Puslitkoka bukan sekadar lembaga penelitian. Tempat ini adalah pusat inovasi dan edukasi nasional yang berperan besar dalam mengembangkan industri kopi dan kakao di Indonesia.
Melalui berbagai pelatihan dan program pengembangan SDM, lembaga ini berhasil menjembatani dunia riset dengan praktik lapangan, sehingga ilmu yang dihasilkan benar-benar berdampak nyata bagi petani, pelaku usaha, dan masyarakat luas.
Simak Video "Video: Cita Rasa Semangka Inul Hasil Budidaya Petani di Lumajang"
(ihc/irb)