Wisata Setigi Andalan Desa Miliarder Pernah Raup Rp 100 Juta/Hari, Sekarang?

Wisata Setigi Andalan Desa Miliarder Pernah Raup Rp 100 Juta/Hari, Sekarang?

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Rabu, 04 Des 2024 18:20 WIB
wisata setigi sekapuk gresik
Wisata Setigi Sekapuk Gresik yang dijuluki Desa Miliarder (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Wisata Setigi merupakan wisata andalan Desa Sekapuk. Dulu dijuluki Desa Miliarder karena pernah memiliki pendapatan atau keuntungan Rp 2 miliar tahun 2020. Pada saat itu, Wisata Setigi sempat meraup penghasilan Rp 100 Juta per hari. Namun kini hanya bisa mendapatkan Rp 500 ribu per hari.

"Waktu awal dibuka, Wisata Setigi menjadi jujukan wisatawan. Baik lokal, atau wisatawan dari luar negeri," kata Management Wisata Setigi, Abdul Basith kepada detikJatim, Rabu (4/12/2024).

Saat itu, Wisata Setigi bisa dinikmati dengan membayar tiket masuk Rp 15 ribu per orang. Ribuan wisatawan pun mendatangi kawasan bekas tambang tersebut. Bahkan, saat COVID-19 melanda, wisata Setigi menjadi satu-satunya wisata yang masih buka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu pernah sehari itu dapat Rp 100 juta. Waktu itu antre kendaraan sampai di masjid depan yang berjarak 800 meter dari sini (Setigi). Pas covid juga masih banyak, karena di sini tetap buka tapi menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.

Namun kejayaan Wisata Setigi tak berlangsung lama. Antusias wisatawan yang semakin meningkat membuat Kades Abdul Halim menaikkan harga tiket masuk sebesar Rp 35 ribu - Rp 40 ribu.

ADVERTISEMENT

"Semenjak tiket naik sekitar Rp 30 - Rp 40 ribu, ada penurunan pengunjung secara drastis. Saya tidak tahu berapa penurunannya waktu itu, karena saya ditunjuk oleh warga jadi manager disini masih baru seminggu," tambahnya.

wisata setigi sekapuk gresikWisata Setigi Sekapuk Gresik yang disebut Desa Miliarder/ Foto: Jemmi Purwodianto

Kenaikan harga tiket, lanjut Basith, merupakan langkah atau kebijakan dari mantan kades untuk menutupi kekurangan dalam pembangunan wisata baru, yakni Kebun Pak Inggih (KPI). Dampaknya, pendapatan dari Wisata Setigi semakin menipis.

"Banyak pendapatan dari sini (Setigi) untuk menutupi kebutuhan dari Wisata KPI. Jadi banyak karyawan yang di Setigi yang gajinya juga nunggak sampai tiga bulan," terangnya.

Menurut Basith, gaji karyawan banyak yang menunggak, bahkan tidak dibayar rutin. Alhasil wisata Setigi tak lagi terawat karena para karyawan enggan masuk kerja.

Karena tak kunjung ada solusi atas kondisi karyawan, awal 2024, warga Desa Sekapuk, berunjuk rasa di wisata Setigi (Selo Tirto Giri) dan Kebun Pak Inggih (KPI) dengan merobohkan patung mantan Kades Abdul Halim.

Warga menilai patung tersebut wujud keangkuhan Abdul Halim. Saat itu, warga membawa pengeras suara keliling desa dan mengajak warga merobohkan patung di Setigi dan KPI.

Hal itu membawa dampak luar biasa bagi wisata Sekapuk dan KPI. Sejak peristiwa itu, dua wisata andalan Desa Sekapuk (Wisata setigi dan Kebun Pak Inggih) sepi pengunjung. Meski pengelola saat itu sudah sepakat menurunkan kembali harga tiket, yakni Rp 15 ribu. Harga inipun dilakukan hingga saat ini.

"Sekarang sudah kita kembalikan ke harga awal yaitu Rp 15 ribu. Kalau hari biasa paling ramai ya Rp 500 ribu, kalau hari libur biasanya sampai Rp 2 juta," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads