Senja Megah di Kota Lama Surabaya

Senja Megah di Kota Lama Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 21 Jun 2024 18:29 WIB
Senja di Kota Lama Surabaya
Senja di Kota Lama Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Langit cerah senja ditambah view lokasi yang apik dan estetik banyak diburu pecinta foto. Apalagi ditambah latar belakang bangunan megah di kawasan Eropa Kota Lama Surabaya.

Meski belum diresmikan, kawasan Eropa sudah banyak didatangi masyarakat. Bangunan lawas yang estetik, penataan yang bagus, dan view cantiknya langit senja saat sore memang memikat hati.

Ada beberapa spot foto menarik dan estetik di lokasi ini. Seperti di Gedung Internatio, Gedung Cerutu, trotoar Jalan Rajawali, sepanjang Jalan Glatik, serta Jalan Mliwis, hingga Jembatan Merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto dengan latar belakang bangunan lawas ditambah langit senja membuat tak sedikit orang bergaya di lampu penyeberangan dengan pemandangan Gedung Internatio dan Gedung Cerutu.

Salah satu warga Sidoarjo, Fitria (27) sengaja datang jauh-jauh hanya untuk ke kawasan Kota Lama Surabaya. Alasannya sederhana, karena selalu FYP di akun TikTok-nya.

ADVERTISEMENT

"Sering FYP, kok bangunannya bagus, ternyata baru. Pas ke sini sore ternyata memang bagus, apalagi pas senja," kata Fitria kepada detikJatim, Jumat (21/6/2024).

Sedangkan Pramita (26) warga Surabaya mengapresiasi wisata baru yang menghidupkan kota. Namun ia memberikan saran untuk pemkot agar Kota Lama lebih ramai oleh pelancong.

Senja di Kota Lama SurabayaAnak-anak bermain bola di kawasan Kota Lama Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

"Sarannya dikasih penjual UMKM atau cafe di kawasan Eropa, karena sayang kalau orang jalan-jalan jauh terus nggak ada yang jualan minum atau makan," jelasnya.

Di Kota Lama terdapat 3 kawasan yang mewariskan toleransi keberagaman bagi masyarakat Surabaya. Yakni Kawasan Eropa, Pecinan, dan Ampel.

Pemkot Surabaya berharap keberadaan wisata Kota Tua di Surabaya tidak hanya menjadikan Surabaya dikenal sebagai kota bisnis dan jasa, tetapi juga destinasi sejarah arsitektur kuno yang sarat nilai sejarah, keberagaman, dan toleransi antarwarga.

Kawasan Eropa meliputi Jalan Kalimas, Jalan Veteran, Jalan Sikatan, Jalan Rajawali. Di sana terdapat pemukiman dan perkantoran etnis Eropa di masa kolonial, serta keberadaan Penjara Kalisosok peninggalan Belanda yang bangunannya masih ada hingga saat ini.

Sedangkan Kawasan Pecinan meliputi Jalan Karet, Jalan Kembang Jepun, hingga Jalan Panggung. Kawasan Jalan Panggung di masa kolonial adalah pusat perdagangan etnis Tionghoa. Perkampungannya ada di Jalan Pabean Cantian.

Selanjutnya Kawasan Ampel meliputi Jalan Pegirian, Jalan Sasak, hingga Jalan KH Mansyur. Dulu Jalan Sasak adalah permukiman etnis Arab di Surabaya. Makam Sunan Ampel dan Masjid Ampel hingga saat ini menjadi salah satu situs wisata religi yang sangat dikenal di kawasan ini.

Sejarawan Unair Prof Purnawan Basundoro mengusulkan penataan wilayah bersejarah yang lebih terintegrasi. Tema kesejarahannya bisa menjadi satu kesatuan, sehingga bisa lebih memikat masyarakat untuk berwisata ke Surabaya.

"Ada tema perkantoran, religi, perdagangan yang berupa pasar-pasar tradisional, tema transportasi darat maupun sungai, tema etnis dan tema perkampungan yang ada di Surabaya. Jadi semua tema itu akan diintegrasikan jadi satu kesatuan," ujar Purnawan.




(dpe/iwd)


Hide Ads