Upaya konservasi terumbu karang di Pantai Mutiara Trenggalek mulai membuahkan hasil. Kondisi taman bawah laut berangsur-angsur membaik dan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata minat khusus.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan tranplantasi terumbu karang bioreeftek atau teknologi yang memanfaatkan bahan sederhana berupa tempurung kelapa dan bahan lain sebagai media untuk penempelan larva planula karang kini telah tumbuh dengan subur.
"Upaya sederhana namun serius ternyata membawa hasil yang luar biasa. Bisa kita lihat, Taman Bawah Laut Karang Tresno berubah lebih baik, sekarang terumbu karang sudah tumbuh, termasuk juga anemon, ikan badut nemo itu sudah banyak," kata Mochamad Nur Arifin, Jumat (7/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya konservasi bawah laut tersebut merupakan hasil kerja sama antara pemerintah, kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas), nalayan serta berbagai komponen swasta lainnya.
"Kami berharap gerakan ini terus dilakukan, seluruh komponen masyarakat juga satu visi untuk menyelamatkan alam bawah laut Pantai Mutiara," ujarnya.
Cak Ipin menambahkan untuk menjaga kelestarian bawah laut tersebut pihaknya menggelar even Muf On setahun sekali. Melalui even tersebut pihaknya mengajak berbagai kelompok untuk melakukan aksi penanaman bioreefek.
"Pada Muf On kali ini kami mengajak langsung para finalis Putri Otonomi Indonesia (POI) untuk menanam bioreefek," imbuhnya.
Upaya penyelamatan itu diharapkan akan membawa dampak positif untuk kelestarian alam bawah laut maupun manfaat ekonomi bagi nelayan dan masyarakat.
"Secara ekologi dapat, ekonominya juga dapat, dengan terumbu karang yang lestari juga akan menjadi habitatnya lobster dan tentu cocok untuk budidaya rumput laut," jelasnya.
Pihkanya mengingatkan kerja keras para pecinta lingkungan mendapatkan dukungan dari seluruh nelayan yang beroperasi di kawasan Teluk Prigi. Aktivitas penangkapan ikan harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan.
"Sekarang jangan sampai ada yang pakai bom ikan, putas maupun dengan jaring trawl, karena dapat merusak ekosistem taman bawah laut," jelasnya.
(abq/iwd)