Kota Tua Surabaya menyimpan wajah toleransi atas keberagaman di Kota Pahlawan. Hingga saat ini, dalam satu kawasan yang memiliki banyak bangunan lawas itu hidup orang-orang dengan budaya berbeda. Baik Jawa, Madura, Cina, maupun Arab.
Kawasan itu kini telah menjadi heritage atau warisan bagi masyarakat Surabaya. Meski eksotis dengan beragam bangunan cagar budaya, tapi bila dibiarkan natural tanpa dirawat pada akhirnya bangunan-bangunan itu akan ambruk juga.
Padahal, cukup banyak masyarakat yang menyadari bahwa bangunan lawas yang ada di kawasan Kota Tua Surabaya itu memberikan nuansa yang unik dan menarik, apalagi di era media sosial yang mana cukup banyak orang berkepentingan memiliki foto-foto bagus dengan background menarik.
Karena itu, ada cukup banyak orang yang memimpikan kawasan wisata Kota Tua Surabaya dikelola sedemikian rupa sehingga hidup lagi dan menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi, aman, dan nyaman.
Ternyata pengembangan kawasan Kota Tua Surabaya yang terdiri dari kawasan Eropa, Pecinan, dan kawasan Ampel itu juga telah lama diimpikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dia melihat potensi besar di tiga kawasan tersebut.
Mimpi untuk menghidupkan kembali Wisata Kota Tua itu diakui Eri sudah ada sejak dirinya masih menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) Surabaya. Untuk itulah dia berniat menghidupkan Kota Tua Surabaya dengan target Desember 2023.
"Semoga akhir Desember sudah dibuka kembali. Semangat saya cuma satu, Surabaya ini, ingin saya buktikan, bukan cuma kota jasa yang jadi tempat transit. Tapi Surabaya ini memiliki sejarah yang luar biasa," ujar Eri kepada detikJatim, Senin (30/10/2023).
Eri mengaku melihat begitu banyak potensi di Surabaya yang bisa dikembangkan menjadi wisata. Mulai dari Jalan Tunjungan dan Kya-Kya yang telah berhasil dia hidupkan, juga kawasan Romokalisari dan Kebun Binatang Surabaya yang bisa dinikmati malam hari atau night zoo.
"Jadi ketika ada Kota Tua, ditambah Jalan Tunjungan, Kya-kya, semuanya. Surabaya bisa dikenal dengan Kota Wisata. Ada Romokalisari, Night Zoo. Surabaya kota yang nyaman untuk warga dan wisatawan bisa menikmati Kota Surabaya," katanya.
Demi mewujudkan impian menghidupkan Wisata Kota Tua itulah Eri meminta Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya menggandeng sejumlah komunitas.
Ke depan, ketika Kota Tua itu sudah mulai beroperasi menjadi kawasan wisata, komunitas pecinta sejarah dan budaya itu yang akan menjadi tour guide bagi wisatawan sekaligus menyampaikan sejarah apa saja yang ada di kawasan Kota Tua.
"Jadi terkait dengan tempat sejarah, seperti Jembatan Merah, Pecinan dan Ampel dan beberapa titik ada kerja sama dengan hotel menyediakan paket, ditunjukkan bahwa ada Kota Tua. Nanti wisatawan akan dijemput komunitas naik mobil, setelah itu diajak berkeliling," ujar.
Seperti disinggung di awal, Kota Tua merupakan heritage atau warisan yang kaya akan sejarah dan budaya. Disbudporapar bertugas untuk memetakan itu dan mempertahankan keberagaman itu menjadi daya tarik bernilai wisata.
Mulai dari menonjolkan identitas warga Kota Surabaya yang hidup saling berdampingan dan menjaga toleransi dalam keberagaman, hingga beragam produk budaya yang masih bertahan hingga kini, mulai dari arsitektur hingga kuliner.
Apa yang dipertahankan dan dioptimalkan di Kota Tua Surabaya. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)