Melihat 3 Kawasan Kota Tua Surabaya yang Sarat Sejarah dan Toleransi

Melihat 3 Kawasan Kota Tua Surabaya yang Sarat Sejarah dan Toleransi

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 30 Okt 2023 15:38 WIB
Wisata Kota Tua Surabaya
Wisata Kota Tua Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemerintah berniat untuk menghidupkan lagi kawasan Kota Tua di Surabaya. Kawasan Kota Tua yang akan dijadikan wisata baru dengan muatan sejarah, arsitektur lawas, dan keberagaman budaya itu ditargetkan bisa dinikmati mulai Desember 2023.

Ada 3 kawasan Kota Tua di Surabaya yang mewariskan toleransi keberagaman bagi masyarakat Surabaya. Yakni Kawasan Eropa, Pecinan, dan Ampel. Namun di dalamnya diklaim memuat keberagaman budaya yang kental dengan nuansa Jawa dan Madura, juga Cina dan Arab.

Pemkot Surabaya berharap keberadaan wisata Kota Tua di Surabaya tidak hanya menjadikan Surabaya dikenal sebagai kota bisnis dan jasa, tetapi juga destinasi sejarah arsitektur kuno yang sarat nilai sejarah, keberagaman, dan toleransi antarwarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 3 zona untuk Kota Tua. Zona Eropa, Pecinan, dan Ampel. Titik spot yang bisa merajut bahwa ini satu kompleks Kota Tua," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayanti, Senin (30/10/2023).

Wiwiek menjabarkan bahwa Kawasan Eropa meliputi Jalan Kalimas, Jalan Veteran, Jalan Sikatan, Jalan Rajawali. Di sana terdapat pemukiman dan perkantoran etnis Eropa di masa kolonial, serta keberadaan Penjara Kalisosok peninggalan Belanda yang bangunannya masih ada hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Kawasan Pecinan meliputi Jalan Karet, Jalan Kembang Jepun, hingga Jalan Panggung. Kawasan Jalan Panggung di masa kolonial adalah pusat perdagangan etnis Tionghoa. Sedangkan Perkampungan etnis Tionghoa pada masa kolonial ada di Jalan Pabean Cantian.

Kemudian Kawasan Ampel meliputi Jalan Pegirian, Jalan Sasak, hingga Jalan KH Mansyur. Dulu, Jalan Sasak adalah permukiman etnis Arab di Surabaya. Makam Sunan Ampel dan Masjid Ampel hingga saat ini menjadi salah satu situs wisata religi yang sangat dikenal di kawasan ini.

Wisata Kota Tua SurabayaPenjara Kalisosok sebagai bagian dari Wisata Kota Tua Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Kawasan Kota Tua Surabaya Sebagai Warisan Hidup yang Sarat Toleransi

Kawasan Eropa

Wiwiek mengatakan di kawasan Eropa ada sejumlah tempat yang penuh nilai historis. Ada sosok Jayengrono yang berdasarkan sejarahnya adalah Adipati pertama di Surabaya yang namanya sempat dijadikan taman yang kini bernama Taman Sejarah di Jembatan Merah.

Selain itu pernah terjadi peristiwa baku tembak di Gedung Internatio di kawasan Jembatan Merah pada 30 Oktober 1945. Insiden itu menewaskan Brigadir Jendral Aubertin Walter Sothern Mallaby.

"Waktu itu ada pertempuran sampai Malabi tewas. Ada Gedung Internatio yang penuh histori. Ada Hotel Arcadia dulu Ibis Rajawali, dia memang tidak punya history. Kenapa dijadikan cagar budaya? Karena bangunannya memiliki kekhasan arsitektur pada zamannya," jelasnya.

Di kawasan Eropa juga ada bangunan Penjara Kalisosok yang ada di Jalan Kasuari Nomor 5, Krembangan. Bangunan cagar budaya itu dibangun Pemerintah Belanda di era kepemimpinan Herman Williem Daendels pada 1 September 1808 dengan biaya sebesar 8.000 gulden.

Tepat di seberang Penjara Kalisosok, warga akan bernostalgia dengan telepon umum yang ada di pinggir jalan milik Grapari. Namun, telepon umum itu sudah tidak berfungsi.

Kemudian, memasuki Jalan kasuari terlihat suasana zaman dulu. Masih ada aktivitas tukang becak yang berlarian menghampiri mikrolet jurusan Surabaya-Gresik di persimpangan Jalan Rajawali ke Jalan Kasuari dan menjalankan aktivitas tawar-menawar jasa angkutan becak.

"Kalau di Barat, kalau mau bisa jalan-jalan lewat kampung Pabrik Siropen yang aktif dan bisa dikunjungi," ujarnya.

Wiwiek menyebutkan cukup banyak bangunan dengan arsitektur lawas yang menjadi cagar budaya maupun tidak di kawasan Eropa. Sehingga, wisatawan yang ingin melancong dan mengunjungi tempat heritage, zona ini bisa menjadi salah satu pilihan.

Wisata Kota Tua SurabayaRumah salah satu tokoh Tionghoa yang menjadi bagian dari Wisata Kota Tua Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Kawasan Pecinan

Beralih ke sisi timur kota Tua, yakni kawasan Pecinan atau Kembang Jepun. Di kawasan ini terdapat rumah bersejarah yang masih aktif, seperti rumah Abu Han hingga rumah Hok An Kiong.

"Kemudian di Jalan Coklat di Pojokan ada rumah Ko An Kiong. Ada Jalan Coklat, Jalan Gula, sampai Jalan Karet. Di Jalan Karet ada rumah Abu Han. Ke utara lagi ada Kembang Jepun," ujarnya.

Kawasan Pecinan Kembang Jepun dahulu adalah pusat permukiman dan perdagangan utama masyarakat Tionghoa di era kolonial. Para pebisnis Tionghoa di Surabaya bermukim mendekati jalur sungai sebagai sarana transportasi utama yang menyokong perdagangan.

Pusat perdagangan itu terletak di Jalan Panggung yang mana di lokasi itu sejumlah ruko dan pergudangan milik para pebisnis Tionghoa di era kolonial berbatasan langsung dengan tepian Kalimas.

Sementara Jalan Karet dan Jalan Gula di kawasan Pecinan, kini menjadi salah satu daya tarik wisatawan karena memiliki banyak bangunan dengan arsitektur lawas. Bahkan tak sedikit yang menjadikannya sebagai lokasi foto prewedding berkonsep heritage.

Kawasan Ampel

Satu lagi kawasan penting Kota Tua Surabaya adalah zona Arab atau kawasan Ampel. Kawasan ini memang terkenal dengan wisata religi Makam Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo penyebar Islam di Surabaya, yang dilengkapi dengan Masjid Ampel.

"Ada masjid yang menjadi sentra peradaban budaya Arab di Surabaya. Di sekitarnya kita bisa explore ada Jalan Sasak, Kampung Arab," jelasnya.

Selain makam Sunan Ampel, di kawasan Ampel terdapat Makam Kiai Ageng Brondong atau Sunan Botoputih yang ada di Jalan Pegirian, Surabaya. Sunan Botoputih juga menjadi salah satu tokoh agama yang banyak diungkap pada perkembangan Islam di Pulau Jawa.

Pemakaman di Makam Sentono Botoputih ini menjadi kompleks makam sunan dan para bangsawan (adipati) di Surabaya. Arsitektur bangunannya pun tak jauh berbeda dengan Sunan Ampel, terdapat gapura makam bergaya ornamen keraton.

Wisata Kota Tua SurabayaWisata Kota Tua Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Tak hanya nilai sejarah, kawasan Ampel ini terkenal dengan kuliner khas Timur Tengah. Seperti makanan olahan domba atau kambing, juga kuliner yang cuma ada di kawasan Ampel, yakni sate karak. Selain itu, area ini juga menjadi salah satu pusat oleh-oleh umrah dan haji.

Wisata Kota Tua yang sedang dikembangkan Pemkot Surabaya ini diharapkan bisa menjadi pusat perekonomian. Tak hanya bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi warga sekitar yang merasakan dampaknya.

"Ketika sebuah tempat dijadikan destinasi tapi tidak memberikan dampak ekonomi, dia akan mati pelan-pelan. Oleh karena itu harus jalan bareng. Ketika buat destinasi ini, secara ekonomi harus ada. Sehingga jalan bersama dan hidup," jelasnya.

Lantas, mengapa Kota Tua yang sudah ada sejak lama akan dihidupkan lagi oleh Pemkot Surabaya? Rupanya karena melihat tren di mana banyak orang semakin menggemari bangunan lawas yang bisa memberikan edukasi sejarah tentang Kota Pahlawan.

"Ternyata living heritage (warisan hidup) itu menjanjikan. Keunikan sebuah kota, kehidupan masyarakatnya, kehidupan orang-orang yang tinggal di lingkungan ini ternyata memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan secara ekonomis," tandas Wiwiek.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads