President of ITTA Foundation, Panca R Sarungu mengatakan, event itu merupakan kolaborasi yang tidak mendapatkan dukungan finansial dari pemerintah. Pihaknya membuktikan, industri pariwisata dan bisnis menghasilkan.
"Kita syukuri, di Surabaya, Jatim adalah kota yang berpotensi. Secara jumlah flight paling banyak (Surabaya) setelah Jakarta. Secara internasional flight tourism itu ada Surabaya, Bali dan Jakarta," kata Panca di Hotel Royal Tulip.
Menurutnya, salah satu kunci utama yakni infrastruktur. Seperti jalan tol yang sudah terbangun sampai Probolinggo. Ia memprediksi, Lebaran merupakan masa recovery full pariwisata di Jatim.
"Kami yakin tourism akan menjadi sektor andalan di Jatim. Kami didukung Kemenparekraf, event yang sinergi dengan para pelaku industri pariwisata," ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Bali, Jatim Juga Punya Tanah Lot |
Selain itu, event Nasional Indonesia Tourism Business Leader Awards 2022/2023 & Suramadu Tourism Awards 2022/2023 memberikan apresiasi terhadap industri yang sudah bekerja keras bersama membangun dan membangkitkan pariwisata di Jatim. Tourism ini juga melibatkan banyak hal. Seperti UMKM dan lainnya yang membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Dengan kegiatan seperti ini mempertemukan saya dengan dunia industri. Saya mengidentifikasi apa yang sedang kosong, tidak mereplikasi kegiatan yang sudah ada dan berjalan baik. Event nasional apa yang bisa kita bawa, karena selaku pelaku pariwisata kami melihat ada beberapa potensi, kami juga ingin berkolaborasi dengan pelaku pariwisata, semua pakai lokal," jelasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono mengatakan, stakeholder pariwisata banyak pemegang kebijakan. Organisasi swasta dan lainnya memiliki parameter mengukur keberhasilan.
"Ini (East Java Tourism Summit 2022) baru pertama di Jatim. Paling tidak ini menjadi pemacu dan pemicu pariwisata di Jatim setelah 2 tahun terhenti. Banyak yang mengharuskan kita kreatif dan kolaborasi untuk menyelamatkan diri. Pada saat recovery bagaimana bisa lari setelah adanya pandemi, lari ke depan dengan pariwisata nasional maupun internasional. Dengan dibukanya juanda dan beberapa kebijakan memberikan trigger supaya pariwisata di Jatim bangkit," urainya.
GM Hotel Royal Tulip Darmo Surabaya Deddy Sasmita menceritakan, saat ini hotelnya sudah bangkit kembali. Pasalnya, Royal Tulip Darmo dibuka pada saat pandemi, yakni tahun 2021. Saat pembukaan dengan jumlah karyawan banyak dan tamu yang sedikit menjadikan tantangan.
"Kita mendapatkan dorongan dari pihak manajemen, support banyak sekali. Tapi tetap merasa sedikit dimotivited pandemi, apa lagi sebelah RS Darmo banyak ambulans lewat. Kami di manajemen mendapat dorongan, hotel kita hotel merah putih, hotel internasional, kita combine kearifan lokal. Kita adakan banyak komunikasi dengan para pelaku pariwisata untuk survive dan okupansi membaik dan service ke tamu mendapat apresiasi baik," kata Deddy.
Lalu ada Murtaya Risman yang sempat viral karena namanya disebut oleh Migue Olivera, pembalap Motor GP. Risman adalah pegawai hotel tempat Migue menginap, dan Migue merasa dekat dengannya. Bahkan kemenangannya, salah satunya dipersembahkan untuk Risman.
Risman mengatakan, Jatim cukup terkenal. Apa lagi Kota Pahlawan banyak memiliki destinasi wisata lebih dari 100.
"Kenapa tidak, saya yang dari Lombok memiliki pulau kecil sudah mampu memberikan suatu untuk bangsa dan mendunia. Ini memicu semua lapisan masyarakat khususnya Jatim. Mari bangkitkan pariwisata yang sempat stagnan karena COVID. Mari melangkah belum terlambat. Kita tunjukkan kita bisa maju sukses, Jatim sukses," pungkasnya.
(sun/sun)