Suasana duka tampak di pemakaman Helen Prisela (20), korban meninggal ke-132 Tragedi Kanjuruhan. Perempuan yang dikenal ceria ini mengembuskan napas terakhirnya usai menjalani perawatan medis di RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang selama hampir 10 hari.
Jenazah Helen dimakamkan di sekitar Ponpes Pengembangan Pendidikan Agama Islam (PPAI) Al Aziz Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, malam kemarin. Helen tutup usia setelah menjalani perawatan intensif di RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang selama hampir 10 hari.
Pengasuh Ponpes PPAI Al Aziz Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, KH Muhammad Said sekaligus paman korban mengatakan, Helen berangkat berombongan ketika menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Said tak mengetahui secara jelas di mana posisi Helen menonton laga berakhir dengan kekalahan Arema 3-2 itu. Karena kemungkinan Helen sempat terpisah dengan rombongan semula.
"Berangkat bareng-bareng sama keponakan. Mungkin disana (Kanjuruhan) ketemu sama teman-temannya yang sama-sama perempuan. Di tribun mana, itu yang kurang jelas," ujar Said ditemui awak media, Rabu (12/10/2022).
Said mengaku, Helen merupakan bagian dari keluarga besar PPAI Al Aziz ini sempat pulang dan kemudian dibawa ke RS Cakra Husada Turen untuk menjalani pengobatan pasca-tragedi Kanjuruhan. Ketika satu hari di rumah, Helen disebut mengalami muntah-muntah dan pusing.
"Sempat dibawa ke Rumah Sakit Cakra terus pulang, dapat satu hari muntah-muntah (darah), sama pusing kepalanya. Namun tidak sampai 24 jam, langsung dibawa ke RSSA," beber Said.
Tak lama berada di RSSA, tim dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi terhadap Helen. Setelah hasil diagnosa menemukan adanya darah di bagian perut Helen, gumpalan darah itu kemudian harus dikeluarkan.
"Informasinya, ketika sore lagi dibersihkan badannya, kok terus lemes. Sama dokter kemudian diambil keputusan operasi. Karena menurut diagnosa dokter ada pendarahan di bagian perut," terang Said.
Pasca-operasi, kondisi Helen justru semakin memburuk, mahasiswa semester 7 jurusan kebidanan di RST Soepraoen koma hingga ajal menjemput, Selasa (11/10/2022), pukul 14.25 WIB.
"Iya (koma), setelah dilakukan operasi," ujar Said.
Helen disebut sempat terinjak-injak hingga ada gumpalan darah di perutnya. Baca di halaman selanjutnya!
(hil/fat)