Sabtu, 1 Oktober 2022, harusnya jadi malam monumental bagi Muhammad Mustofa, seorang suporter Arema asal Blitar. Laga Derby Jatim Arema FC vs Persebaya itu jadi momen pertama Mustofa menyaksikan langsung pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Namun, malam bersejarah di hidupnya itu berubah menjadi kelam setelah dia meninggal dunia akibat pecahnya Tragedi Kanjuruhan.
Mustofa dikenal sebagai pribadi pendiam dan selalu patuh dengan kedua orang tuanya. Sang ayah, Sutrisno mengaku putranya tak pernah membantah, maupun meminta apapun kepada orang tua.
Tak hanya itu, dia juga selalu baik dengan semua orang, termasuk dengan kedua adiknya. Namun, nasib berkata lain, Sutrisno tak kuasa menahan kesedihan saat sang anak harus pergi bertemu Sang Khalik.
"Ini pertama kalinya dia pergi jauh dari rumah. Pertama kalinya nonton bola di stadion. Sebelumnya nggak pernah ke luar jauh-jauh dari rumah," ujar Sutrisno saat ditemui detikJatim, Kamis (6/10/2022).
Sutrisno menyebut, Mustofa baru saja pulang dari pondok pesantren dua bulan lalu. Ia memilih meneruskan sekolah di MAN Kota Blitar.
"Sejak MTs dia sekolah dan ikut di Pondok Pesantren. Baru setelah lulus, minta sekolah di MAN Kota Blitar. Jadi pulang ke rumah sini, baru pertengahan Agustus ini," sambungnya.
Atas kepergian putranya, Sutrisno mengaku masih begitu terpukul. Dia tak pernah menyangka sang putra akan meninggalkan rumah selamanya.
Apalagi kondisi Sutrisno saat ini sedang tak bisa berjalan karena kecelakaan tiga pekan lalu. Hal ini yang tak memungkinkan untuk ikut menjemput dan mengurus jenazah anaknya itu.
"Saya hanya mikir akhiratnya anak saya. Nggak mikir yang lainnya. Saya begitu pengen sekali ke makamnya," tukas Sutrisno.
"Kaki saya luka karena kecelakaan, jadi tidak bisa kerja dari tiga minggu lalu. Bahkan saya belum bisa mengantar dan datang ke makam anak saya. Hanya bisa berdoa dari rumah, semoga dia husnul khotimah," imbuhnya.
Mustofa sempat dilarang ibunya nonton laga Arema FC. Baca di halaman selanjutnya!
(hil/dte)