Malam Mencekam Emilia di Tribun 13 Stadion Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 05 Okt 2022 13:25 WIB
Emilia menceritakan malam memilukan yang ia rasakan (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan tak akan pernah dilupakan oleh Emilia seumur hidupnya. Aremanita berusia 33 tahun itu kehilangan suami dan anaknya untuk selama-lamanya buntut kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10).

Malam itu adalah kali ketiga Emilia bersama sang suami, Rudi Harianto, dan anaknya yang masih 3,5 tahun menonton Arema FC langsung di Stadion Kanjuruhan. Dua pertandingan sebelumnya juga melibatkan tim besar di Indonesia, Persija dan Persib.

Emilia mencoba tegar saat menceritakan malam mencekam di Tribun 13 Stadion Kanjuruhan tersebut. Matanya sembab, tak terhitung berapa banyak derai air matanya. Ia mengungkapkan, awalnya pertandingan berjalan seperti biasa. Riuh suporter terdengar meriah menyemangati klub kebanggaannya. Ia, suami dan anaknya juga larut dalam riuh ini.

Namun, peluit panjang yang ditiup wasit ternyata berbuah petaka. Sejumlah suporter merangsek masuk ke lapangan. Aksi ini diikuti suporter lainnya. Tak lama kemudian, terjadi gesekan di lapangan dan sebuah benda mengeluarkan asap putih yang dilontarkan polisi ke arah Tribun 13.

Ternyata, asap putih tersebut merupakan gas air mata. Emilia mengaku awalnya tak mengetahui apa itu gas air mata. Saat itu, Emilia hanya merasakan sesak. Bergegas, sang suami mengajaknya keluar dari stadion.

Saat itu, Rudi langsung menggendong anaknya. Ia mencoba secepat mungkin keluar dari stadion yang hawanya pengap usai tembakan gas air mata. Namun, takdir berkehendak lain, ia terpisah dengan suami dan anaknya karena saling dorong berebut ke pintu keluar.

"Tahu ada gas air mata, suami saya ngajak keluar. Saat itu suami menggendong anak saya. Terus ada satu orang (di belakang suami saya) itu saya. Tapi gara-gara kedorong yang di belakang, saya terpisah sama suami," pilu Emilia saat menceritakan kisahnya, Rabu (5/10/2022).

Menurut Emilia, pintu di Tribun 13 saat itu terbuka sangat kecil. Ia sempat melihat pintu tersebut hanya bisa dilewati 2 orang. Sedangkan ada ratusan orang yang berebut keluar. Mereka saling berdesak-desakan karena gas air mata sudah mulai menyesakkan. Tribun 13 saat itu betul-betul mencekam.

"Saat itu pintu yang dibuka di Tribun 13, cuma cukup buat 1 atau 2 orang. Saat mau turun itu gas air matanya makin terasa ditambah saling dorong orang-orang yang saling ingin menyelamatkan diri masing-masing," sambungnya.

Setelah terpisah, Emilia mengaku ditarik seseorang kembali ke tribun atas. Ternyata, orang yang menariknya mengira Emilia adalah adiknya. Napas Emilia saat itu masih memburu. Ia mulai mencoba menenangkan diri.

Emilia akhirnya bertemu anak dan suami, namun kondisi keduanya sudah terbujur kaku. Baca di halaman selanjutnya!




(hil/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork