Security Officer Dianggap Lalai Tak Buka Pintu Tribun Kanjuruhan

Security Officer Dianggap Lalai Tak Buka Pintu Tribun Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 05 Okt 2022 08:50 WIB
Protes dan cacian di tembok Stadion Kanjuruhan, Malang
Stadion Kanjuruhan Malang (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Petugas keamanan atau security officer dianggap lalai saat tragedi Kanjuruhan, Malang. Mereka dianggap tidak membuka pintu tribun secara keseluruhan.

Hal itu diungkapkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI saat menjabarkan hasil investigasinya. Bahwa tidak segera dibukanya pintu tribun itu menjadi salah satu kelalaian pelaksana pertandingan.

"Pintu tidak dibuka tidak seluruhnya. Sebagian dibuka ada sebagian yang tidak. Alasannya karena ketepatan. Yang dikomando membuka pintu belum melaksanakan," ujar Erwin dalam jumpa pers di Malang, Selasa (4/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin menggambarkan lagi bagaimana peristiwa memilukan itu terjadi di tribun stadion.

"Itu (suporter) masuk, masuk (ke tangga pintu keluar) datang terus. Di bawah ini sudah penuh tapi tidak terbuka ini pintu. Terjadilah penumpukan, ada asap, itu yang terjadi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Soal pintu yang tidak terbuka itu timnya telah melakukan verifikasi kepada sejumlah pihak. Termasuk pengelola stadion, ketua panitia pelaksana dan juga security officer.

"Kami tanyakan kepada saudara Anis pengelola gedung. Katanya, 'dalam setiap event kami akan berikan ke panitia kuncinya'. Siapa panitianya? Saudara Abdul Haris Ketua Panitia Pelaksana. Siapa yang pegang (kuncinya)? Officer, steward (Petugas keamanan)," katanya.

Dia mengaku sudah menemui si pembawa kunci. Tim Komdis telah menanyakan kepada yang bersangkutan yang menyatakan bahwa pintu sudah dibuka.

"Kami tanya, saya ketemu, oh saya buka. Tapi kenyataannya tidak terbuka. Kenapa tidak dibuka? Ini yang menjadi suatu kelalaian. Sehingga mereka yang sudah turun tidak bisa naik lagi. Turun bertimpa-timpa keluar asap. Nah itulah yang terjadi: penumpukan massa," ujarnya.

Erwin menganggap kesalahan ada pada Ketua Panitia Pelaksana yang lalai alias kehilangan kewaspadaannya. Padahal, kata Erwin, yang bersangkutan sudah lama menjadi Ketua Panpel.

"Saya katakan, kalau ketua panitia pelaksana sudah menganggap ini tugas rutin, maka kewaspadaannya hilang. Dan saya melihat itu. Dia rutin. Sudah lama sebagai Ketua pelaksana. Sehingga saya mengatakan, dia tidak waspada. Harusnya sudah dicek pintu harus terbuka. ini tidak terbuka sama sekali," ujarnya.

Tidak hanya soal pintu, ia melihat seluruh kepanikan yang terjadi juga berporos pada kelemahan panitia pelaksana. Terutama berkaitan dengan sosialisasi dan juga arahan kepada penonton.

"Soal lampu kami melihat lampu masih ada (menyala) tapi situasi itu, mungkin pengumuman kurang lancar, untuk pemberian guidance arahan kepada penonton juga kurang. Ini situasi kepanikan yang harusnya tidak terjadi pada ketua pelaksana," katanya.

Atas temuan-temuan itulah Komdis PSSI mengeluarkan sanksi tegas kepada Abdul Haris sebagai Ketua Panitia Pelaksana. Yang bersangkutan tidak dibolehkan lagi terlibat dalam kegiatan olahraga.

"Jadi di sini saya melihat pelaksanaan itu banyak kekurangan sehingga mereka (panitia pelaksana) tidak lagi boleh bergerak di keolahragaan selama seumur hidup," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Kluivert Tak Beda-bedakan Pemain Lokal-Naturalisasi"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)


Hide Ads