Buntut tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang membuat Kapolri mencopot dan mengganti Kapolres Malang AKPB Ferli Hidayat. Aremania mengapresiasi hal itu, tapi bagi mereka sekadar mencopot Kapolres tidaklah cukup.
Aremania menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mencopot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta. Mereka menyebut Nico merupakan salah satu pimpinan polisi yang juga bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan.
"Saya berharap Kapolri mencopot dan mengadili Kapolda Jatim. Kalau dicopot saja dia masih (bisa) kembali berdinas. Karena nyawa yang hilang tidak bisa kembali," kata salah satu Aremania Vigo Vernando kepada detikJatim, Selasa (4/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Vigo, Aremania lainnya Dadang Indarto turut mengapresiasi pencopotan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Namun, hal itu belum cukup, karena menurutnya Kapolda juga harus turut dicopot karena merupakan pimpinan polisi tertinggi di Jatim.
Tak hanya mencopot, Dadang juga mendesak Kapolda Jatim diperiksa dan disanksi oleh Propam. Sebab jika dicopot semata, dia masih bisa menjabat lagi di jabatan dan tempat yang berbeda.
"Alhamdulilah (Kapolres) sudah dicopot. Tapi harapan kami pimpinan harus bertanggungjawab. Harapan kami dan doa kami, Kapolda yang diperiksa Propam Polri segera ada kejelasan dan dicopot, diberi sanksi,"
Dadang secara gamblang menyatakan Aremania belum puas meski beberapa pejabat kepolisian telah dicopot. Ia juga menuntut ada tindak lanjut yang tegas, tidak asal copot tanpa alasan yang jelas.
"Meski kami tahu alasan kenapa dicopot. Tapi kenapa harus melakukan tindakan seperti itu, apa maksudnya? Harus dibeberkan secara gamblang. Jangan hanya copot pindah tugas atau mutasi. Menurut saya itu bukan solusi," tandas Dadang.
Desakan suporter Arema FC agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mencopot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta direspons Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Dedi mengaku dirinya tidak mau berandai-andai.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Tim Investigasi yang dibentuk Kapolri, semuanya bekerja berdasarkan fakta hukum. Kami tidak berandai-andai," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Mapolres Malang, Selasa petang (4/10/2022).
Dedi menyebut, tim investigasi itu masih bekerja untuk menyelidiki secara menyeluruh tentang Tragedi Kanjuruhan. Terkait mutasi maupun pencopotan, kata Dedi, hal itu menjadi kewenangan Kapolri.
"Tentunya keputusan nanti di Bapak Kapolri. Jadi kami tidak berandai-andai, saya hanya menyampaikan update penyidikan," kata Dedi merespons pertanyaan detikJatim tentang adanya desakan dari Aremania agar Kapolda Jatim dicopot.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengakui pengamanan saat dalam laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10) memang kurang sehingga Tragedi Kanjuruhan terjadi. Jenderal bintang dua itu pun meminta maaf.
"Saya sebagai Kapolda ikut prihatin, menyesal, sekaligus minta maaf di dalam proses pengamanan yang berjalan ada kekurangan," kata Nico di RSSA Malang Selasa siang.
Dia juga akan melakukan evaluasi dengan panitia pelaksana laga dan PSSI. Evaluasi ini diharapkan bisa membuat pertandingan sepakbola menjadi aman dan nyaman.
"Ke depan kami akan mengevaluasi bersama-sama dengan panitia pelaksana, kemudian PSSI, sehingga harapannya pertandingan sepakbola ke depan, pertandingan sepakbola yang aman, nyaman, dan bisa menggerakkan ekonomi," ungkapnya.
Sebanyak 125 orang meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10). Insiden itu bermula ketika suporter meluapkan kekecewaan turun ke lapangan direspons penertiban oleh polisi berujung kerusuhan hingga ditembakkannya gas air mata ke arah lapangan dan tribun penuh penonton.
Akibatnya, penonton yang panik berhamburan menuju pintu keluar tribun. Nahas, para penonton itu terjebak dan banyak yang terinjak-injak serta kehabisan oksigen. Hingga terdata sebanyak 125 korban meninggal dunia termasuk 2 orang polisi.